Menghormati atau Menyiksa "Orang Suci"?


Menghormati orang lain, apalagi orang yang dianggap 'suci' baik yang masih hidup atau telah wafat, adalah suatu kewajiban bagi setiap orang yang beriman. Tetapi baru kali ini saya 'cukup tersentak' mengetahui adanya penghormatan model begini. Silakan pembaca untuk mencermati (semoga tidak muntah) apakah hal ini bernilai penghormatan atau bahkan penyiksaan terhadap 'orang suci'


Card. Miloslav, Uskup Agung Praha, Czech & tengkorak St. Wenceslas yang telah siap untuk di pajang, diadorasi, venerasi, devosi


Mumi St. Rose yang didandani bak biarawati dan lingkaran korona dari logam sebagai simbol kemuliaannya di kuil St. Rose, Viterbo, Italy


Mumi St. Rose, Paus Benedict VIII & Mons. Lorenzo Chiarinelli  di kuil St. Rose, Viterbo, Italy




Mumi St. Catherine berpakaian lengkap seperti biarawati, dengan penutup kepala warna hitam


'Kepala' dari St. Catherine yang seringkali di pindahkan untuk dipajang secara terpisah dari tulang rangka-nya. Demikian juga sering 'ganti baju'


Tengkorak St. Catherine, dihiasi tiara dari rangkaian bunga, sebagai obyek pemujaan adorasi, venerasi, devosi


'Incorruptible Hand' - 'Tangan Abadi' dari St. Catherine


Tengkorak St. Agnes dalam kotak emas, terpisah dari rangka-nya, dipajang sebagai obyek pemujaan di Basilika St. Agnes/ Gereja Agony, Piazza Navona, Roma, Italy


 Tulang sternum 'suci' (tulang penyusun rangka dada, tepat didepan jantung, setelah dipisahkan dari semua tulang thorax yang tumbuh melekat padanya) dari Fransiskus Xaverius Seelos, untuk dipuja di Francis Seelos Shrine, 919 Josephine street, New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat. Beatifikasinya sedang dalam proses


Sepotong tulang rangka Francis Seelos. Sebagai second class relic yang dijual melalui Sotheby dari berbagai jenis 'peninggalan suci' darinya, misalnya rambut, kain, monstrance dan juga sternum di atas


Tengkorak St. Fransiskus Xaverius di Goa Lama, India


Kaki St. Fransiskus Xaverius dengan jari yang telah hilang (karena digigit seorang wanita mulia? asal Portugis) pada abad 16, dipajang di gereja St. Roque, Lisbon, Portugal


Puja-puji japa-mantra kepada mumi St. Fransiskus Xaverius di Goa Lama, India












Pandangan Islam mengenai jenazah atau pun kerangka tubuh orang mukmin:

Dari Aisyah radiyallahu'anha berkata, bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya mematahkan tulang seorang mu’min yang sudah meninggal sama seperti mematahkan tulangnya saat dia masih hidup.”(HR. Abu Dawud [3207]; Ibnu Majah [1616]; Ahmad [6/105], Ibnu Hibban [3167]; al-Baihaqi [4/58]; Ahmad [6/105]; ath Thahawi dalam Syarh Musykilul Aatsaar [1273 dan 1276]; ad-Daraquthni [3/188-189].

Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Atsqalani -rahimahullah- dalam Fathul Baari berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa kehormatan seorang mu’min setelah dia meninggal sama sebagaimana tatkala dia masih hidup.”

Selamat Hari Kartini 21 April 2012


Raden Adjeng Kartini adalah seorang Tokoh pelopor kebangkitan perempuan bangsa Indonesia yang lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879. Oleh karena itu, beliau diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Ir. Soekarno) No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964. Beliau wafat pada 17 September 1904 pada usia 25 tahun.

RA Kartini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama karena aturan rasisme kolonial Belanda. Ibunya bernama MA Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.

Ayah RA Kartini pada mulanya adalah seorang Wedana di Mayong. Tetapi peraturan yang bersifat rasisme kolonial Belanda mengharuskan seorang Bupati harus mempunyai istri yang berdarah biru, keturunan ningrat, sedangkan MA Ngasirah bukanlah seorang bangsawan kelas atas, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan, keturunan langsung dari Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung RA Woerjan, RAA Tjitrowikromo.

Anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri, atau anak pertama dari saudara sekandung ini diizinkan belajar di sekolah kolonial Belanda ELS (Europese Lagere School). Di sekolah ini, Kartini muda antara lain belajar bahasa Belanda. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka banyak surat-surat RA Kartini dengan teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda, misalnya adalah Ny. Van Kol dan EC Abendanon anak seorang menteri kerajaan Hindia Belanda, JH Abendanon (1900-1905).


RA Kartini menolak menjadi Kristen & Kristenisasi 

Sangat menarik apa yang ditulis sejarawan Muslim Indonesia Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya - Api Sejarah - tentang penolakan RA Kartini terhadap politik Kristenisasi di Tanah Jawa. Tak banyak buku sejarah yang mengungkap hal ini. Boleh jadi, pihak Barat dan kaum sekuler sengaja menutupi fakta sejarah ini. Beruntung, melalui buku ini dapat terbuka cakrawala baru bagi kebenaran sejarah.

Siapa sangka, ternyata RA Kartini pernah menolak ajakan sahabat penanya Ny. Van Kol, asal Belanda itu, untuk memeluk agama Kristen. Menurutnya, agama Kristen sangat rendah derajatnya. Ini bukti bahwa RA Kartini memiliki ketauhidan (Islam) yang sangat kokoh.

Dari surat-suratnya yang dikenal dengan Habis Gelap Terbitlah Terang (Door Duisternis tot Licht), ternyata RA Kartini tidak hanya mendobrak dominasi jender saat itu, tetapi juga menentang politik Kristenisasi dan Westernisasi. 

Didalamnya terbaca juga tentang tingginya nilai Islam dimata rakyat terjajah saat itu. Islam dalam pandangan RA Kartini adalah martabat peradaban bangsa Indonesia. Sebaliknya, Kristen dinilai merendahkan derajat bangsa, karena para gerejawan  berpihak, menjadi pendukung paham politik imperialisme dan kapitalisme.

Ketika Ny. Van Kol mengajaknya untuk masuk agama Kristen, RA Kartini menolaknya, seraya mengatakan, "Yakinlah Nyonya, kami akan tetap memeluk agama kami yang sekarang ini (Islam)." Selanjutnya, RA Kartini berbalik mengingatkan Ny. Van Kol agar Barat dapat bertoleransi terhadap agama Islam.

Dalam suratnya kepada EC Abendanon - Habis Gelap Terbitlah Terang - 
RA Kartini juga mengingatkan: "Zending Protestan jangan bekerja dengan mengibarkan panji-panji agama. Jangan mengajak orang Islam memeluk agama Nasrani. Hal ini akan membuat Zending memandang penduduk Islam sebagai musuhnya. Dampaknya, semua agama akan menjauhi Zending."
Mengapa demikian? RA Kartini menjelaskan, "Orang Islam umumnya memandang rendah kepada orang yang tadinya seagama dengan dia, tetapi kemudian melepas keyakinannya dengan memeluk agama lain."

RA Kartini mengatakan, "Karena yang dipeluknya agama orang Belanda, sangka dia sama tinggi derajatnya dengan orang-orang Belanda". RA Kartini juga memberi nasehat kepada Zending Protestan, agar Zending mengajarkan ketauhidan seperti yang telah melekat pada keimanan Islami di hati bangsa Indonesia. "Janganlah menasranikan orang," kata Kartini 31 Januari 1903 M.


Kekaguman pada Al-Qur’an

Sikap RA Kartini yang istiqamah, nampak setelah ia membaca Tafsir Al-Qur'an. Kekagumannya terhadap nilai ajaran Al-Qur'an dituturkan kepada E.C Abendanon: "Alangkah bebalnya, bodohnya kami, kami tiada melihat, tiada tahu, bahwa sepanjang hidup ada gunung kekayaan di samping kami".(15 Agustus 1902).

RA Kartini menilai Al-Qur'an sebagai gunung kekayaan yang telah lama ada disampingnya. Akibat pendidikan Barat, Al-Qur'an menjadi terlupakan. Namun, setelah Tafsir Al-Qur'an dibacanya, beliau melihat Al-Qur'an sebagai gunung keagungan hakikat kehidupan. 

RA Kartini dengan surat-suratnya juga memberikan gambaran, bahwa agama Kristen atau Katolik tidak mendapatkan tempat di hati rakyat Indonesia. Hal ini disebabkan Agama Protestan sebagai agama penjajah Belanda. Demikian pula Katolik dikembangkan oleh penjajah Portugis, sebelum penjajah Protestan Belanda.

"Jika demikian fakta sejarah yang sebenarnya, timbul pertanyaan, apakah benar teks dalam Diorama Monumen Nasional, Katolik dan Protestan sebagai pemersatu bangsa?" tanya Ahmad Mansur Suryanegara, sejarawan Muslim asal Bandung itu.

Ahmad Mansur sangat menyayangkan jika umat Islam di Indonesia belum menggali sejarah bangsanya sendiri, terutama ulamanya. Kata Mansur, Ulama hanya mampu membaca abunya sejarah, tetapi tidak dapat menangkap apinya sejarah. Para ulama selalu disibukkan oleh masalah fiqiyah, sehingga membiarkan masalah distorsi penulisan sejarah di sekitarnya tidak terjawab.

Akibatnya, pemerintah kolonial Belanda-lah yang mengadakan pemugaran dan penulisan sejarah Indonesia dengan penyimpangan-penyimpangannya. Termasuk mengagung-agungkan kisah masa jaya dan keemasan Hindu dan Budha. Bahkan kolonial Barat berusaha memadamkan cahaya Islam melalui penulisan sejarah yang sengaja digelapkan. "Melalui interpretasi sejarah, pemerintah Kolonial Belanda mencoba membentuk opini supaya publik bangsa Indonesia berpendapat bahwa Islam sebagai agama asing dari Arab, dan kedatangan Islam dianggap merugikan bangsa Indonesia. Sebuah penulisan sejarah yang keliru besar," kata Mansur.

Menurut Mansur, RA Kartini benar-benar memperjuangkan anak bangsa agar memperoleh kesempatan pendidikan, sekalipun bukan dari suku Jawa. Lagi pula RA Kartini bukan dari kalangan Kejawen. Kebangkitan juangnya sangat dipengaruhi oleh ajaran Al-Qur'an. Dan lingkungan kehidupan Kabupaten Jepara merupakan medan persemaian tumbuh kembangnya ajaran Islam di kalangan Bupati yang berpikiran maju sejalan dengan gerakan kaum muda.

Terlepas dari kritikan yang menyebut alam pemikiran RA Kartini juga bercorak theosofi Yahudism, setidaknya apa yang diungkap sejarawan Muslim Ahmad Mansur Suryanegara adalah sisi lain dari sosok RA Kartini yang tak banyak diungkap sejarawan lain, yaitu bahwa ia pernah menolak ajakan Ny. Van Kol untuk masuk agama Kristen dan menentang politik kristenisasi dan westernisasi di negeri Nusantara yang indah ini. [voI etc]. 

> Next: Bung Karno, Saatnya Shalat di Amerika
 

Debat Sangat Panas dengan Misionaris


Inilah debat yang sangat panas antara misionaris (Miris) versus pengikutnya (Pekut).

Pekut: Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman. [1]

Miris: Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak!) sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa. [2]

Pekut: (Tidak!) sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.[3]

Kemudian orang-orang yang pada waktu di dunia menjadi pengikut misionaris, Mereka berkata (lagi): Ya Tuhan kami; barang siapa yang menjerumuskan kami ke dalam azab ini maka tambahkanlah azab kepadanya dengan berlipat ganda di dalam neraka. (QS. Shaad 38:61).

Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran  penghuni neraka. (QS. Shaad 38:64).


. . . kedua belah pihak menyatakan penyesalan ketika mereka melihat azab. Dan kami pasangkan belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan (QS. Saba' 34:33).




Yah, tentu saja debat tersebut sangat panas! karena berlangsung di pinggir Neraka, sesaat sebelum dilemparkan ke dalam Neraka Jahannam dengan segala siksaan di dalamnya.

Dan tentu saja siksaan dalam Neraka akan bertambah hebat karena tubuh mereka diperbesar dan kulit tubuh yang telah hangus, gosong terbakar api selalu diganti dengan kulit yang baru, sehingga selalu dapat merasakan pedihnya siksa Neraka.

Allah Ta'ala berfirman (yang artinya:)
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit tubuh mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa 4:56).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jarak antara kedua pundak orang kafir (di neraka) seperti jarak orang yang menaiki kendaraan dengan cepat selama tiga hari." (HR. Bukhari: 5661, Muslim: 2582).
"(Besar) gigi geraham orang kafir atau gigi taringnya (di neraka) seperti gunung uhud, dan tebal kulitnya sejarak perjalanan tiga hari." (HR. Muslim: 2851).

Semoga Anda bukan sebagai calon peserta debat tersebut! yang berarti ahli-Nar! 


Wassalam

[1] [2] [3]: lihat QS. Saba' 34:31-33

Judaism, Christian or Muslim? Up to You!


Yeah... Up 2U... that's Ur Choice!

Let there be no compulsion in religion: Truth stands out clear from Error: whoever rejects evil and believes in Allah hath grasped the most trustworthy hand-hold, that never breaks. And Allah heareth and knoweth all things.(QS. Al-Baqarah 2:256). 

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut (yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah 2:256).

Tetapi karena telah jelas jalan yang benar yaitu Islam, maka jangan sampai anda salah pilih, memilih yang salah atau pun anda memilih untuk tidak memilih (ateis).

Dan bila anda tetap lebih suka memilih yang salah atau pun ateis (mempertuhankan diri sendiri/ hawa nafsu), maka: Untukmu agamamu, dan untukku agamaku. Lakum diinukum waliyadin. (QS. Al-Kafirun 109:6).

Adapun bagi yang salah pilih, semoga Allah mengampuni dosa dirinya karena sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan semoga tidak larut, membiarkan diri dalam kondisi salah pilih karena Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui sangat menganjurkan agar kita selalu meningkatkan pengetahuan diri kita, demikian juga hukum Islam hanya berlaku bagi orang-orang yang berakal.

Dan harap diketahui bahwa: 

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali-Imran 3:85). 

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya sedikit pun. (QS. An-Nisaa 4:124).

Sungguh, telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam." Padahal Al-Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu. (QS. Al-Maaidah 5:72).


Semoga 3 video ini dapat membantu kita untuk mengetahui atau menentukan pilihan: Who We are, Who I am . . .



Jesus in Islam




Jesus in Christianity




Judaism's view of Jesus