Yesus – Musa – Dilema


Para misionaris dan apologet Kristen mengharuskan bahwa ayat Ulangan (18:18), adalah nubuat tentang Yesus. Harus percaya bahwa Yesus adalah seorang Nabi besar yang sama seperti Nabi Musa. Suatu keharusan yang tidak boleh ditolak oleh orang Kristen sedunia, karena sudah dituliskan "penggenapannya" dalam Kisah Para Rasul (3:22): 
"Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu."

Karena itu, mereka melakukan segala rasionalisasi untuk mendukung klaim tersebut, yang berujung pada kata "harus percaya". Harus percaya pada apa yang ditulis oleh orang yang mengarang kitab Kisah ini, yang membuka tulisannya dengan: "Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kisah 1:1). 

Disisi lain, orang Kristen sedunia juga harus percaya bahwa Yesus mati disalib. Suatu hal yang harus diterima dengan patuh, dengan iman (sola fide), dengan persetujuan total, tanpa protes apapun; sebagai suatu dogma. Suatu dogma soterilogi salib, yang tanpa mempercayai dogma ini, maka tidak akan ada harapan "keselamatan" bagi orang Kristen, karena inilah satu-satunya jalan, suatu tiket gratis (sola gratia) untuk masuk surga menurut yang diajarkan oleh Paulus. 

Nah, keyakinan Kristen ini justru sangat dilematis. Suatu keyakinan yang tidak menentramkan apalagi menyehatkan jiwa, suatu dilema kronis sampai keriput dan maut. Ini karena membuka peluang adanya pemikiran bahwa kematian (dari orang yang dianggap sebagai) Yesus bisa saja sebagai konsekuensi dari ayat Ulangan (18:20). 

Tetapi mungkin pula ada sanggahan, karena bahkan banyak pula yang benar-benar sebagai Nabi (bukan Nabi palsu) yang juga dibunuh oleh Yahudi (yang karena hal ini menjadikan Yahudi dikenal sebagai bangsa pembunuh para Nabi). 

Untuk hal ini, maka apakah Nabi-nabi lain setelah Nabi Musa dan sebelum Nabi Yesus yang dibunuh oleh orang-orang Yahudi itu dianggap sebagai Nabi besar yang sama seperti Nabi Musa? Tentu saja tidak!. Mereka hanya sama seperti Musa yakni sama-sama sebagai Nabi yang memberi peringatan pada kaumnya untuk mentaati perintah Allah, untuk hanya menyembah Allah saja; tetapi mereka tidak sebesar Nabi Musa, bahkan jauh lebih kecil dari Nabi Daud maupun Nabi Sulaiman (Solomo), meskipun mereka semua adalah orang-orang pilihan Tuhan.

Oleh karena itu, bagaimanapun juga, keyakinan Kristen ini adalah sangat dilematis. Tidak menentramkan apalagi menyehatkan jiwa, kecuali mengobatinya bahwa Yesus adalah Nabi besar seperti Nabi Musa karena Yesus juga selamat dari makar yang memusuhinya. Sama seperti Musa selamat dari Fira'un, Yesus juga selamat dari konspirasi jahat Yahudi dan Romawi. Musa membelah lautan, Yesus membelah awan, terbang ke langit tanpa disalibkan apalagi kematian. 

Keduanya juga sama-sama tidak sepenuhnya berhasil mengemban misi ilahi. Nabi Musa 'alaihi salam gagal memasuki tanah terjanji, Nabi Yesus gagal membentuk Kerajaan Allah. Oleh karena itu, Nabi Musa memerlukan parakletos Yosua; dan Nabi Yesus/ Isa 'alaihi salam membutuhkan parakletos Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Siapakah Nabi Seperti Musa?
Nabi Muhammad Roh Kebenaran dan Parakletos selain Yesus!

Yahudi, Bangsa Pembunuh Para Nabi


Dalam Al-Qur'an, selain banyak disebut keutamaan bani Israil atau secara umum sebut saja sebagai bangsa Yahudi, juga dikatakan bahwa salah satu sifat buruk mereka adalah kebiasaan membunuh para Nabi, utusan Allah yang tidak sesuai selera mereka.

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada 'Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus . Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (Al-Baqarah 87).

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah", mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?" (Al-Baqarah 91).


Kemudian para Islamophobik yang biasanya juga sebagai pemuja zionis, mengklaim hanya dalam Al-Qur'an atau Islam saja yang menyebutkan keburukan Yahudi tersebut.

Adapula yang dengan naif mengajukan pertanyaan siapa Nabi yang di bunuh itu? padahal yang bertanya adalah tukang debat, apologet Kristen! Apakah mereka lupa dengan 'imannya', tidak mengetahui isi Alkitabnya!? Atau hanya sekedar untuk memperpanjang persoalan, bukan untuk mencari kebenaran!?

Bila apologet ini jujur, dan terutama para Islamophobik tidak membabi buta menjilat pantat zionis, tentu mereka akan membaca, meneliti Alkitab. Sehingga mereka akan menemukan ayat-ayat ini:

Matius 23: 
(29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. ( 32) Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! 

(33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? (34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, (35) supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. (36) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!" 

(37) "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (38) Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. (39) Dan aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan!"

Itu semua adalah penilaian, peringatan dan pesan Tuhan yang disampaikan oleh Yesus kepada mereka. Suatu hal yang dibenarkan, dikonfirmasi dalam berbagai ayat-ayat Al-Qur'an.

Nabi Zakaria hanyalah satu diantara yang dibunuh oleh mereka. Yesus sendiri pun hampir menjadi korban kejahatan mereka, padahal sangat banyak nubuat dalam Alkitab tentang Yesus sebagai Nabi, sebagai Mesias mereka.

Yesus sudah dari awal menyatakan bahwa mereka berusaha membunuhnya. Bukan sebagai kemauan apalagi kerelaan dari Yesus untuk mati muda, dalam rangka penebusan dosa mereka. Tetapi semata-mata karena mereka tidak mau menerima kebenaran, tidak mau mentaati perintah-perintah Allah. Mereka lebih suka mempercayai tradisi mereka yang sudah menyeleweng jauh dari kebenaran, sebagai orang-orang munafik.


Yohanes 8:  
(37) "Memang aku tahu kalian ini keturunan Abraham. Namun kalian mau membunuh aku, karena kalian tidak mau menerima pengajaran-ku. (38) Apa yang kulihat pada Bapa-ku, itulah yang kukatakan. Sedangkan kalian melakukan apa yang diajarkan bapakmu kepadamu." (39) Mereka menjawab, "Bapak kami ialah Abraham." "Sekiranya kalian betul-betul anak Abraham," kata Yesus, "pastilah kalian melakukan apa yang dilakukan oleh Abraham. (40) Aku menyampaikan kepadamu kebenaran yang kudengar dari Allah, tetapi kalian mau membunuhku. Abraham tidak berbuat seperti itu!

(44) Iblislah bapakmu, dan kalian mau menuruti kemauan bapakmu. Sedari permulaan Iblis itu pembunuh. Ia tidak pernah memihak kebenaran, sebab tidak ada kebenaran padanya. Kalau ia berdusta, itu wajar, karena sudah begitu sifatnya. Ia pendusta dan asal segala dusta. (45) Tetapi aku mengatakan kebenaran, dan karena itulah kalian tidak percaya kepada-ku.

Matius 23: 27-29
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh.


Tetapi, akhirnya... 
Yahudi merasa telah berhasil membunuh Yesus

Dan umat Kristen dalam sudut pandang yang berbeda, mengikuti pandangan Paulus terhadap Yesus, menganggap terbunuhnya "Yesus" sebagai tiket gratis menuju surga. Merasa telah merdeka dalam Kristus!

Hal tersebut sama saja dengan bergembira, mensyukuri, mensakralisasi tindakan barbar, dari orang-orang munafik, pembunuh para Nabi, para keturunan ular beludak, anak-anak iblis, terhadap orang yang harus diyakini tak berdosa, orang suci, bahkan sebagai "Tuhan".

Hm... tentu saja ini adalah keyakinan yang sungguh menyakitkan nurani bagi orang-orang yang dahaga dengan kebenaran.


Isha Merdeka 

Cristiano Ronaldo Menolak Bertukar Kaos dengan pemain Israel


Sekali lagi pesepakbola Portugal Cristiano Ronaldo menunjukkan dukungannya untuk Bangsa Palestina. Setelah usai pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2014, Ronaldo tidak mau bertukar
kaos dengan pemain Israel.


https://twitter.com/

Ronaldo menolak untuk bertukar kaos dengan pemain Israel sebagai protes terhadap kekejaman zionis Israel di Palestina. Pertandingan yang dilangsungkan di Stadion Ramat Gan, Tel Aviv, di tanah negara Palestina, yang diduduki zionis Israel, itu sendiri berakhir dengan skor 3-3.


 

  
Ini bukan pertama kalinya Ronaldo menunjukkan rasa hormat dan cinta untuk Bangsa Palestina yang menderita dalam jajahan zionis Israel. Pada tahun 2011, Ronaldo juga  menjual Sepatu Emasnya senilai € 1,5 juta untuk mendukung program pendidikan bagi anak-anak Palestina melalui Yayasan Real Madrid.
 

Cristiano Ronaldo has donated his Golden Boot worth €1.5 million
to a cause of supporting Palestine children.

Menurut berbagai laporan, Yayasan Real Madrid telah membangun 167 sekolah di 66 negara termasuk di negara Palestina. > Lafal Allah - CR7
 


James Holmes Dark Knight killer dan Ironi Industri Islamophobia


James Eagan Holmes Dark Knight killer masuk Islam
The Daily Mail memberitakan, Kamis (21/3), bahwa James Holmes, pria bersenjata di balik pembantaian Dark Knight di Colorado, Juli tahun lalu telah masuk Islam. Ia bahkan secara rutin telah melakukan shalat lima waktu.

Saat menjalani persidangan pada 12 Maret lalu, Holmes muncul dengan penampilan berbeda, yakni memiliki jenggot panjang dan tebal. Menurut sumber dari penjara di mana Holmes ditahan, penampilannya itu dia tunjukkan untuk menegaskan keimanan barunya. 

Sumber itu mengklaim bahwa Holmes masuk Islam sebagai cara untuk mencari pembenaran dari aksi pembunuhan yang dia lakukan 20 Juli tahun lalu. saat pemutaran perdana film sekuel terbaru Batman: The Dark Knight Rises, pada 20 Juli tahun lalu, yang menewaskan 12 orang dan 58 lainnya mengalami luka-luka.

"Dia telah mencuci otaknya sendiri untuk mencari pembenaran bahwa dirinya sedang melakukan jihad pribadi dan menyebut para korban sebagai orang kafir," kata sumber kepada the National Enquirer.

Holmes sekarang telah rutin melakukan shalat lima waktu serta mengikuti pola makan layaknya seorang muslim dan mempelajari Al-Quran beberapa jam setiap harinya, kata sumber tersebut. Namun, dia menyebut, kegiatan rutin yang dilakukan Holmes itu justru telah membuat tahanan muslim lainnya menjadi kesal.

"Ini karena tidak ada satupun dari antara mereka yang memaafkan segala bentuk terorisme atau ekstremisme," ujar sumber. Dia menambahkan bahwa para tahanan muslim lainnya tidak ingin agama mereka dihubung-hubungkan dengan aksi penembakan mengerikan.

Holmes dituntut dengan 166 dakwaan, sebagian besar pasal pembunuhan dan percobaan pembunuhan. Pada malam serangan itu, jaksa mengatakan ia mengenakan helm polisi, masker gas dan pelindung tubuh, melemparkan tabung gas ke kursi dan kemudian melepaskan tembakan.

Jika Holmes terbukti bersalah, ia bisa dieksekusi atau menghabiskan sisa hidupnya di penjara.


Ironi Industri Islamophobia
Ketika James Holmes melakukan pembunuhan, semua media dari industri Islamophobia 'melindungi' latar belakang pelaku apalagi agamanya. Namun saat dia masuk Islam, mereka serentak memamerkan kicauannya. Bayangkan pula bila saat itu dia sebagai seorang Muslim, maka sangat mungkin segera ada cap teroris baginya.
 
Holmes saat itu adalah seorang Kristen yang 'sangat terlibat' di kegiatan gerejanya (Presbyterian). Dia sarjana neurosains dari University of California Riverside yang lulus dengan predikat sangat memuaskan, dan telah setahun menuju gelar PhD sebelum ia keluar dari University of Colorado. Ia pernah bekerja sebagai konselor di kamp Max Straus dekat Glendale, California, sebuah kamp musim panas milik Jewish Big Brothers Big Sisters, pada tahun 2008. 

Mereka segera menyebar berita dari the Daily Mail ini dengan menggaris bawahi pendapat sumber yang mengklaim bahwa Holmes masuk Islam sebagai cara untuk mencari pembenaran dari aksi pembunuhan yang dia lakukan sebagai bentuk jihad pribadi. Mereka menganggap hal itu dibenarkan dalam Islam.

Dalam Islam jelas sekali hal itu tidak dibenarkan, meskipun saat itu ia bukan Muslim. Ini karena Islam mengajarkan kepedulian sosial, amar makruf nahi munkar, karena Islam  adalah rahmatan lil 'alamin. Dan jihad adalah perkara yang sangat agung, sehingga harus didasari ilmu, dan tentunya jihad yang paling utama bagi seorang muallaf adalah menuntut ilmu tentang agama Islam. 


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 
"Barang siapa yang membunuh jiwa yang mu'ahad (orang kafir yang memiliki perjanjian damai dengan kaum muslimin), maka tidak akan mencium aroma surga, padahal aroma surga dapat tercium dari jarak perjalanan selama empat puluh tahun" (HR Al-Bukhari: 6914). 

"Hilangnya dunia beserta isinya sungguh lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim secara tidak benar." (HR At-Tirmidzi: 1395; An-Nasa'i: 3998 dan Ibnu Majah: 2668). 

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR Al-Bukhari dan Muslim).

"Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidaklah seseorang beriman hingga ia mencintai untuk tetangganya, atau Beliau berkata, untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri. "Bukanlah seorang mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya. "Jika suatu kali engkau memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya, kemudian perhatikanlah tetanggamu, dan berikanlah mereka sebagiannya dengan cara yang pantas. (HR Al-Bukhari dan Muslim).


Luasnya Ampunan Allah Ta'ala
Dan akhirnya, meskipun dosa seseorang itu seluas langit dan bumi, bila ia bertobat dan masuk Islam, maka seluruh dosa-dosanya yang telah lalu akan di ampuni. Karena itu (bila benar masuk Islam), selamat untukmu James Holmes, semoga Allah menambah berkah bagimu, dan terimalah konsekuensi atas setiap perbuatan sesuai hukum positif yang berlaku.

Tanpa bermaksud mengecilkan tindakan yang pernah dilakukan James Holmes, bahkan Ehud Olmert, Natan Vilnai, Avi Dichter and Gabi Ashkenazi sampai Tzipi Livni, yang telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan sesuai kriteria hukum internasional (rinciannya di: wanted.org), maupun pasangan Bush & Blair yang telah membunuh jutaan umat Islam terutama di Irak dan Afganistan, atau siapa pun juga dengan dosa apapun, mereka akan terhapus dosanya disisi Allah bila masuk Islam, menjadi Muslim.
 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya)
"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, 'Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (ketetapan Allah) terhadap orang-orang dahulu.'" (QS Al-Anfaal: 38).

Nabi untuk seluruh umat manusia setelah umatnya Yesus/ Nabi Isa al-Masih alaihissalam, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Jika seorang hamba masuk Islam, lalu Islamnya baik, Allah menulis semua kebaikan yang pernah dia lakukan, dan dihapus darinya semua keburukan yang pernah dia lakukan. Kemudian setelah itu ada qishash (balasan yang adil), yaitu satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat sampai 700 kali lipat. Adapun satu keburukan dibalas dengan sama, kecuali Allah 'Azza wa Jalla mengampuninya." (HR  Nasai: 4998, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Silsilah Ash-Shahihah: 247).

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda kepada sahabat 'Amru bin Al-'Aash yang berkehendak masuk Islam: 
"Tidakkah engkau tahu bahwa Islam menggugurkan (dosa-dosa) sebelumnya, dan bahwa hijrah menggugurkan (dosa-dosa) sebelumnya bahwa haji menggugurkan (dosa-dosa) sebelumnya." (HR  Muslim: 121).
Sungguh alangkah besar kasih sayang Allah Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya. Alangkah besarnya nilai agama Islam, alangkah agungnya nilai Iman. Maka, berlombalah untuk kembali atau masuk Islam, dan jangan sampai menukar imannya dengan kesenangan dunia yang sementara ini, karena akan merugi dengan kerugian yang sejati.

Isha Merdeka

Renungan Hari Akhir


Iman kepada hari akhir merupakan perkara yang sangat penting dan begitu ditekankan dalam banyak ayat al-Qur'an. Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Setiap jiwa pasti akan merasakan mati. Dan sesungguhnya balasan atas kalian akan disempurnakan kelak pada hari kiamat. Barangsiapa yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia telah beruntung. Tidaklah kehidupan dunia itu melainkan kesenangan yang menipu." (QS. Ali 'Imran: 185).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Katakanlah; Sesungguhnya kematian yang kalian berusaha lari darinya itu pasti akan menemui kalian. Kemudian kalian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui perkara ghaib maupun perkara yang tampak lalu Allah akan mengabarkan kepada kalian apa saja yang telah kalian kerjakan di dunia." (QS. al-Jumu'ah: 8)

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Wahai umat manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian, karena sesungguhnya kegoncangan pada hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat. Pada hari itu kamu akan melihatnya, setiap ibu yang menyusui lalai dari susuannya, dan setiap ibu yang hamil pun berguguran kandungannya. Dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. Akan tetapi siksaan Allah yang amat keras." (QS. al-Hajj: 1-2).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Pada hari itu setiap orang akan lari meninggalkan saudaranya, ibu maupun ayahnya, istri dan anak-anaknya. Setiap orang diantara mereka pada hari itu memiliki urusan yang sangat menyibukkan diri mereka sendiri." (QS. 'Abasa: 34-37).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Dan diletakkanlah kitab (catatan amal) itu, maka kamu lihat orang-orang yang berbuat dosa dirundung ketakutan melihat apa yang tertulis padanya, dan mereka berkata, "Kitab apakah ini; ia tidak meninggalkan perkara yang kecil ataupun yang besar kecuali ia perhitungkan juga." Mereka dapati segala yang pernah mereka lakukan tertulis di sana. Dan Rabbmu tidak akan berbuat zalim kepada siapapun." (QS. al-Kahfi: 49).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Dan Kami letakkan timbangan-timbangan keadilan pada hari kiamat, maka tidak ada satu jiwa pun yang akan terzalimi sedikit pun. Meskipun kebaikan itu hanya sekecil biji sawi, maka Kami akan tetap mendatangkannya, dan cukuplah Kami sebagai penghisabnya." (QS. al-Anbiya': 47).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka semuanya tentang segala yang pernah mereka amalkan di dunia." (QS. al-Hijr: 92-93).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Berlomba-lombalah kalian menuju ampunan dari Rabb kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia dari Allah, Allah memberikannya kepada siapa pun yang dikehendaki oleh-Nya. Allah adalah pemilik karunia yang sangat agung." (QS. al-Hadid: 21).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia serta perhiasannya maka Kami akan sempurnakan bagi mereka balasan atas amal-amal mereka di dunia itu dalam keadaan mereka tidak dirugikan sama sekali. Mereka itulah orang-orang yang tidak mendapatkan balasan apa-apa di akherat kecuali neraka, lenyaplah sudah apa yang dahulu mereka perbuat di sana, dan sia-sia amal yang dahulu mereka lakukan." (QS. Hud: 15).

Allah ta'ala menceritakan ajakan seorang rasul kepada kaumnya (yang artinya), "Wahai kaumku, ikutilah aku niscaya akan kutunjukkan kepada kalian jalan petunjuk. Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (yang semu), dan sesungguhnya akhirat itulah tempat menetap yang sebenarnya." (QS. Ghafir: 38-39).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Akan tetapi ternyata kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia, sementara akhirat itu lebih baik dan lebih kekal." (QS. al-A'la: 16-17).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri darinya maka tidak akan dibukakan untuk mereka pintu-pintu langit dan tidak akan masuk ke dalam surga sampai unta bisa masuk ke dalam lubang jarum. Demikian itulah Kami akan membalas orang-orang yang berdosa/kafir itu." (QS. al-A'raaf: 40).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Maka penduduk neraka pun memanggil penduduk surga: 'Berikanlah kepada kami air minum atau makanan apa saja yang diberikan Allah kepada kalian.' Maka mereka menjawab, 'Sesungguhnya Allah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir', yaitu orang-orang yang telah menjadikan agama mereka sebagai bahan senda gurau dan permainan dan tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini Kami lupakan mereka, sebagaimana dulu ketika -di dunia- mereka telah melupakan hari pertemuan mereka ini dan juga karena dahulu mereka senantiasa menentang ayat-ayat Kami." (QS. al-A'raaf: 50-51).

Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal salih bagi mereka itu surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Itulah keberuntungan yang sangat besar…" (QS. al-Buruj: 11).

Dari Aisyah radhiyallahu'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Pada hari kiamat umat manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan." Maka Aisyah mengatakan, "Wahai Rasulullah, perempuan dan laki-laki dikumpulkan menjadi satu? Tentu saja mereka akan saling melihat satu dengan yang lain."  Maka beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya urusan di waktu itu lebih dahsyat sehingga untuk saling memperhatikan satu dengan yang lain pun mereka tidak sempat." (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq [6527] dan Muslim dalam Kitab al-Jannah wa Shifatu Na'imiha wa Ahliha [2859])

Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kelak kematian akan didatangkan dalam bentuk seekor domba putih kehitam-hitaman. Lalu ada yang berseru, 'Wahai penduduk surga' maka mereka pun mendongakkan kepala seraya memandanginya. Lalu ditanyakan kepada mereka, 'Apakah kalian mengenalinya?'. Maka mereka menjawab, 'Iya, ini adalah kematian.' Dan mereka semua pun telah melihatnya. Lalu diserukan lagi, 'Wahai penduduk neraka.' Maka mereka pun mendongakkan kepalanya seraya memandanginya. Lalu ditanyakan, 'Apakah kalian mengenalinya?'. Mereka menjawab, 'Iya, ini adalah kematian'. Dan mereka semua pun telah ikut melihatnya. Kemudian domba (kematian) pun disembelih, dan dikatakan, 'Wahai penduduk surga, kekallah. Tiada lagi kematian', 'Wahai penduduk neraka, kekallah. Tiada lagi kematian.' Kemudian Nabi membaca ayat (yang artinya), "Dan berikanlah peringatan kepada mereka akan hari penyesalan ketika keputusan itu sudah ditetapkan sementara mereka tenggelam dalam kelalaian." Mereka memang berada dalam kelalaian; yaitu para pemuja dunia, "dan mereka pun tidak beriman." (QS. Maryam: 39)." (HR. Bukhari dalam Kitab Tafsir al-Qur'an [4730]).

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila para penduduk surga telah memasuki surga dan para penduduk neraka pun telah memasuki neraka maka didatangkanlah kematian hingga diletakkan di antara surga dan neraka, kemudian kematian itu disembelih. Lalu ada yang menyeru, 'Wahai penduduk surga, kematian sudah tiada. Wahai penduduk neraka, kematian sudah tiada'. Maka penduduk surga pun semakin bertambah gembira sedangkan penduduk neraka semakin bertambah sedih karenanya." (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq [6544] dan Muslim dalam Kitab al-Jannah wa Shifatu Na'imiha wa Ahliha [2850]).

Dari Sahl radhiyallahu'anhu, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh, tempat meletakkan cemeti di surga itu jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya. Dan sungguh berangkat di pagi hari atau di sore hari dalam rangka berjuang di jalan Allah itu jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq [6415]).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang masuk surga maka dia akan selalu senang dan tidak akan merasa susah. Pakaiannya tidak akan usang dan kepemudaannya tidak akan habis." (HR. Muslim dalam Kitab al-Jannah wa Shifatu Na'imiha wa Ahliha [2836]).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ya Allah, tidak ada kehidupan sejati selain kehidupan akhirat." (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq [6413]).

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu berkata, "Jadilah kalian anak-anak akhirat, dan jangan menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah amal dan belum ada hisab, sedangkan besok yang ada adalah hisab dan tidak ada lagi waktu untuk beramal." (HR. Bukhari secara mu'allaq dalam Kitab ar-Riqaq, lihat Shahih Bukhari cet. Maktabah al-Iman hal. 1307).

Yahya bin Mu'adz ar-Razi rahimahullah berkata, "Dunia ini adalah khamr setan. Barangsiapa yang mabuk karenanya niscaya dia tidak akan sadar kecuali di tangan tentara kematian dalam keadaan menyesal bersama golongan orang-orang yang merugi." (lihat Jami'al-'Ulum wa al-Hikam, hal. 482 cet. Dar al-Hadits).

Ada seseorang yang bertanya kepada Muhammad bin Wasi', "Bagaimana keadaanmu pagi ini?". Beliau menjawab, "Bagaimanakah menurutmu mengenai seorang yang melampaui tahapan perjalanan setiap harinya menuju alam akhirat?" (lihat Jami'al-'Ulum wa al-Hikam, hal. 482).

Al-Marudzi mengatakan: Aku pernah bertanya kepada [Imam] Ahmad bin Hanbal, "Bagaimana keadaanmu pagi ini?". Maka beliau menjawab, "Bagaimanakah keadaan seorang hamba yang Rabbnya senantiasa menuntutnya untuk menunaikan kewajiban-kewajiban. Nabinya juga menuntut dirinya untuk mengerjakan Sunnah/tuntunannya. Begitu pula, dua malaikat yang menuntutnya untuk memperbaiki amalan. Sementara hawa nafsu menuntut dirinya untuk memperturutkan kemauannya. Iblis mengajaknya untuk melakukan berbagai perbuatan keji. Malaikat maut juga menunggu-nunggu untuk mencabut nyawanya. Dan di sisi yang lain, anak dan istrinya pun menuntut untuk diberikan nafkah?!" (lihat Aina Nahnu min Akhlaqis Salaf, hal. 19).

Sebagian orang arif berkata, "Bagaimana bisa merasakan kegembiraan dengan dunia, orang yang perjalanan harinya menghancurkan bulannya, dan perjalanan bulan demi bulan menghancurkan tahun yang dilaluinya, serta perjalanan tahun demi tahun yang menghancurkan seluruh umurnya. Bagaimana bisa merasa gembira, orang yang umurnya menuntun dirinya menuju ajal, dan masa hidupnya menggiring dirinya menuju kematian." (lihat Jami'al-'Ulum wa al-Hikam, hal. 483).

Allahumma innaa nas'alukal jannah wa na'uudzu bika minan naar. Robbanaa aatinaa fid dunya hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar.


Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi 
Artikel Muslim.or.id

Hebat! Erdogan, Tegas Menolak Tekanan dari Kongres AS terkait Komentarnya tentang Zionisme

Menteri Luar Negeri Ahmet DavutoÄŸlu pada hari Kamis menanggapi surat yang ditandatangani oleh 89 anggota Kongres AS yang mendesak Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan untuk menarik kembali pernyataannya yang menggambarkan Zionisme sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, mengatakan bahwa "batu tulis bersih Turki dalam menolak anti-Semitisme tidak dapat dipertanyakan." 

Turkish Foreign Minister Ahmet DavutoÄŸlu speaks at a joint press conference with his Romanian counterpart, Titus Corlatean (not pictured), in Ankara. (Photo: AA, Mahmut Serdar AlakuÅŸ)
Menteri luar negeri juga menegaskan kritik terhadap apa yang ia sebut sebagai ekspansionis Israel dan kebijakan agresif di wilayah tersebut. "Posisi kami jelas, kami menentang anti-Semitisme," katanya dalam konferensi pers dengan mitra Rumania nya, Titus Corlatean, Kamis.  

DavutoÄŸlu menambahkan bahwa Turki telah menjadi pelabuhan yang aman bagi komunitas Yahudi dalam 600 tahun terakhir, sementara di Eropa menderita dalam ghetto dan Holocaust. "Kami akan menjaga pintu kami terbuka untuk setiap masyarakat yang menghadapi tantangan dalam hal hak asasi manusia," kata menteri luar negeri Turki. DavutoÄŸlu juga memperingatkan bahwa tak seorang pun harus mencoba untuk menodai catatan yang bersih dari Turki dan berusaha untuk menyetujui sikap agresif Israel.  

Surat dari Anggota Kongres AS kepada PM Erdogan meminta untuk menarik kembali pernyataannya dimana ia menyatakan Zionisme sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan seperti juga Fasisme dan anti-Semitisme.  

"Berdasarkan keterlibatan panjang negara kita dengan Turki, dan peran signifikan Turki di NATO dan PBB, kita tahu bahwa Pemerintah Anda berbagi komitmen untuk keterlibatan internasional yang berarti untuk memajukan keamanan dan perdamaian. Dalam semangat itu, kita berharap untuk pencabutan komentar Anda menyamakan Zionisme dengan Fasisme dan anti-Semitisme dan member label sebagai 'kejahatan terhadap kemanusiaan'." 

Para anggota parlemen AS menekankan pada persahabatan historis dan hubungan perdagangan antara Turki dan Israel, mencatat bahwa pemulihan hubungan antara kedua negara itu diperlukan untuk keamanan dan stabilitas regional. 

"Amerika Serikat tidak lupa bagaimana warisan berabad-abad toleransi menyebabkan Turki menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui negara Israel pada tahun 1949. Bangsa Anda memimpin wilayah, dan sebagian besar dunia, dalam mengakui hak orang-orang Yahudi untuk hidup dalam perdamaian dan keamanan di tanah air nasional," tulis surat itu. 

Selama konferensi Aliansi PBB untuk Peradaban pada akhir Februari, Erdogan telah mengeluhkan prasangka terhadap Muslim dan mengatakan Islamophobia harus dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan "seperti Zionisme, seperti anti-Semitisme dan Fasisme." Suatu pernyataan Erdogan (yang jujur dan tulus apa adanya) tetapi justru menuai berondongan kritik dari Gedung Putih, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan (tentu saja) Israel. 

Juga dari Catherine Ashton, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, 2 pekan kemudian setelah ia mendapat desakan dari 20 anggota parlemen Uni Eropa untuk menolak pernyataan Erdogan. Adapun Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang baru-baru ini berkunjung ke Turki, mengatakan bahwa AS tidak berbagi sudut pandang yang sama berkenaan dengan pernyataan Erdogan. "Kami tidak hanya tidak setuju dengan hal itu, kami menemukan itu tidak menyenangkan," tambah Kerry. 

Sebuah detail yang signifikan tentang waktu dari surat itu, menurut sebuah laporan berita di harian Milliyet pada hari Kamis, adalah bahwa itu datang beberapa hari setelah Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC) segera mengadakan konferensi kebijakan tahunan di mana para peserta mendiskusikan pernyataan Erdogan pada Zionisme dalam sesi tentang Turki. Para aktivis dari AIPAC, pada hari terakhir konferensi, telah menuju ke Hill untuk bertemu dengan anggota Kongres dan memberikan tuntutan politik mereka. 
____

Yah, semoga bagi para pendukung zionisme; bagi siapa saja yang masih mengalami krisis moralitas, segera sembuh dari derita sakit hati nurani ini :)




Dan, orang Yahudi saja ada yang ikut Intifada, masa yang goyim gentile ... malah benar-benar merasa sebagai sub-human sehingga menjadi (maaf) binatang penjaga zionisme!?

Anda Benar, Mr Erdogan! Zionisme adalah Kejahatan Terhadap Kemanusiaan


Sangat benar apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, bahwa Zionisme adalah suatu Kejahatan Terhadap Kemanusiaan.

Manusia tak beradab saja, yang masih mendukung zionisme dengan segala kejahatannya terhadap kemanusiaan. Bahkan mantan kapten IDF yang selama empat tahun bertugas dalam layanan regular pun, seperti yang diungkap dalam veterans-today mengatakan bahwa: 

"Israel is not a human country. It has betrayed all bonds with humanity"… Roi' Tov

(Israel bukan negara manusia. Ia telah mengkhianati seluruh obligasi dengan kemanusiaan ... Roi' Tov). Reuven Schossen alias Roi' Tov menjadi buronan Mossad karena mengkonversi ke Kristen (Gereja Lutheran) sejak 2002 dimulai dari pengepungan dirinya untuk ditangkap di Gereja Nativity, Yerusalem). 
_____ 

Mari kita cermati, kita uji seberapa peka hati nurani kita dengan tulisan saudara Khalid Amayreh, seorang yang mengalami dan menyaksikan secara langsung berbagai kejahatan Zionisme, tentang pidato Erdogan:  
Erdogan is Correct; Zionism is a Crime Against Humanity

Para pemimpin Israel telah marah dengan pernyataan singkat yang dibuat oleh Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pada sesi pembukaan Aliansi PBB Kelima tentang Peradaban yang diadakan di Wina pekan lalu.

"Sama seperti Zionisme, anti-Semitisme, dan Fasisme, menjadi hal yang tidak dapat dihindari bahwa Islamophobia juga harus dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Erdogan.

Untuk orang-orang yang akrab dengan Israel, terutama penduduk Palestina, Libanon dan Arab lainnya yang telah dan terus menerus menerima kriminalitas dari Zionis, pernyataan Erdogan adalah pernyataan yang sudah sangat jelas.  

Setelah semua, Zionisme adalah tentang perampasan dan perebutan Palestina dari orang-orang pribumi yang sah, orang-orang Palestina. Ini adalah tindakan terbesar dari pencurian dan pemalsuan sejak Adam dan Hawa. Itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, itu adalah hal yang akan selalu menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan, tidak peduli berapa banyak anggota Kongres dan wanita memuji Golem Yahudi.  

Dalam semua kejujuran, saya tidak bisa menemukan sedikitpun ketidakbenaran dalam kata-kata Erdogan.  

Apa lagi yang bisa dikatakan tentang para geng Zionis Yahudi yang datang dari Eropa Timur untuk merebut, dengan cara teror dan kekerasan, pada tanah yang tidak pernah menjadi milik mereka?  

Para kriminal penjajah ini tidak datang ke Palestina untuk hidup dan membiarkan kehidupan. Mereka datang ke Palestina untuk melakukan pembantaian terhadap penduduk asli, orang-orang Arab Kristen dan Muslim, dan mengusir mereka dari rumah dan tanah mereka untuk mendirikan negara rasis Yahudi yang bebas dari non-Yahudi.  

Mereka ingin dan masih ingin lakukan untuk orang-orang Palestina apa yang orang Kulit Putih lakukan pada penduduk asli Amerika (Indian) di Amerika dan (Aborigin) di Australia. Para kolonialis putih telah musnahkan jutaan orang Amerika asli dan disebut genosida "mewujudkan takdir." Demikian juga, Zionis telah membunuh tak terhitung di Palestina, membantai penduduk di desa-desa Arab dan terus melaju ke sebagian besar rakyat kami ke empat mata angin, dan kemudian mereka memiliki keberanian untuk menamai genosida, pembersihan etnis tersebut sebagai "perang kemerdekaan." Memang, para Zionis dan banyak dari dunia Barat bahkan tidak ragu untuk melakukan suatu tindakan percabulan dengan kebenaran dan sejarah dengan menyebut korban-korban mereka sebagai "teroris."  

Bahkan saat ini, 65 tahun setelah kelahiran jadah Israel, para pemimpinnya tanpa malu-malu menuntut bahwa korban harus mengakui Israel sebagai negara Yahudi, di mana non-Yahudi, termasuk orang-orang Palestina asli, tidak punya hak untuk hidup kecuali sebagai tukang kayu dan pembawa air.  

Sebenarnya, ada seribu pengamatan membenarkan pernyataan Erdogan. Dalam analisis akhir, Zionisme terlalu jahat dan terlalu jelek untuk dijelaskan dengan kata-kata. Ini adalah gerakan yang menggabungkan pembersihan etnis, genosida, rasisme, kebohongan, kebiadaban dan fanatisme.  

Pada kenyataannya, sungguh hal yang sangat sulit untuk menemukan sebuah gerakan yang sama dalam sejarah umat manusia yang akan paralel dengan Zionisme dalam hal brutalnya keburukan dan kejahatannya, baik di tingkat teoritis dan praktis.  

Hari ini, pada tahun 2013, kami terus terhina dengan para pemimpin Zionis Yahudi yang terus berdebat di antara mereka sendiri tentang non-Yahudi sebagai manusia sejati. Pendapat yang paling berlaku dalam Yudaisme Ortodoks adalah bahwa non-Yahudi, yang lebih dari 7,090.000.000, sebenarnya sub-manusia atau benar-benar hewan dalam bentuk manusia. Ini bukan semata-mata merupakan pernyataan anekdot. Ada jutaan orang Yahudi di seluruh dunia yang sepenuhnya yakin akan kejujuran dan kebenaran keyakinan ini. Dua tahun lalu, Ovadia Yosef, salah satu rabi yang paling dihormati di Israel mengatakan dalam homili Sabat di Yerusalem Barat bahwa orang non-Yahudi adalah sangat mirip dengan para keledai dimana Yang Mahakuasa menciptakan mereka untuk melayani orang-orang Yahudi.

Yosef bukan tokoh marjinal atau satir di Israel. Dia adalah Rabbi Kepala Israel dan ia sekarang memiliki ratusan ribu pengikut setia. Sayangnya, pernyataannya yang nyata sangat rasis ini tidak menjadi sorotan, baik di kalangan politisi, intelektual, bahkan di kalangan media (tentu saja untuk menutupinya). 

Ini masih menjadi sesuatu yang agak tidak berbahaya jika kriminalitas dan rasisme dari Zionis masih terbatas pada lingkup teoritis. Tapi Zionisme, khususnya Zionisme religius, yang memandang non-Yahudi sebagai binatang atau dibawah-manusia, juga percaya bahwa kehidupan goy (gentile, non-Yahudi), tidak memiliki keutamaan dan dapat dikeluarkan (dibunuh) tanpa rasa sesal. Inilah yang mendorong interogator Yahudi dan sipir penjara menyiksa warga Palestina tak berdosa sampai mati, seperti yang terjadi dengan Arafat Jaradat pekan lalu. 

Hari ini, warga Palestina tak berdosa secara rutin dibunuh dengan darah dingin di tangan Gestapo-orang-orang Yahudi Zionis, dan ketika para pembunuh tersebut ditangkap dan diadili, setiap trik hukum dapat digunakan untuk membebaskan mereka.  

Bahkan ketika bukti yang memperkuat dakwaan sangat banyak, segala macam keadaan khusus dapat dikarang dalam rangka untuk membebaskan para pembunuh.  

Pada tahun 1953, Zionis Yahudi membunuh tiga paman saya dalam satu insiden di dekat garis gencatan senjata di barat Hebron. Selain itu, mereka menyita properti kami, ternak dan segala sesuatu yang lain, menjadi kutukan bagi kami untuk 30 tahun dalam sengsara kemiskinan.  

Sampai saat ini, keluarga saya belum menerima Mea Culpa sederhana apalagi kompensasi apapun dari Israel untuk kejahatan ini. Bandingkan ini untuk upaya rabies Zionis untuk memeras Eropa ke sen terakhir untuk properti Yahudi yang dicuri dan keluhan lainnya.!!  

John Kerry telah kecewa dengan pernyataan Erdogan. Tapi aku ingin meminta Sekretaris Negara terhormat "apa yang Anda ketahui tentang Zionisme?"  

Apakah Anda memaafkan Zionisme jika hal itu dilakukan kepada Anda bahkan sebagian kecil dari apa yang telah mereka lakukan pada kami sejak tahun 1948?  

Saya tahu sulit bagi Anda dan atasan Anda, Obama, untuk jujur dan mendengar hati nurani Anda tentang Israel. Tapi lupakan sejenak saja bahwa Anda adalah Sekretaris Negara untuk mencoba melakukan beberapa pencarian jiwa sebagai manusia yang bermoral. Saya tidak ragu sama sekali bahwa Anda akan menemukan diri Anda berhadapan dengan entitas paling jelek dan paling jahat di bawah matahari.  

Ya, cengkeraman Yahudi atas politik dan kebijakan Amerika akan membungkam hati nurani Anda dan hati nurani bos Anda. Ini adalah persis apa yang terjadi pada sebagian besar dari pendahulu Anda sejak zaman dahulu, yang menjelaskan tak ada rasa tahu malu dari Amerika dan dukungan yang tidak terbatas kepada yang paling mirip Negara Nazi setelah Adolph Hitler Jerman.  

Saat ini, Israel mengadopsi kebijakan lebensraum yang di praktekkan Jerman dengan mengorbankan tetangga Eropa-nya. Benar, Israel menyebut kebijakan perluasan pemukiman tetapi substansinya adalah sama.  

Israel, seperti Nazi Jerman, yang melaksanakan kebijakan agresif pembersihan etnis di Yerusalem dan seluruh Tepi Barat dengan mengusir warga Palestina dari rumah mereka dalam rangka untuk menempatkan Yahudi di tempat mereka.  

Dan Anda menonton pasif sementara mengulangi jargon kata-kata basi yang sama yang Anda telah ocehkan selama beberapa dekade.  

Ingat, Mr Kerry, holocaust tidak benar-benar dimulai dengan Auschwitz atau Treblinka atau Bergen Belsen. Ini dimulai jauh lebih awal dalam awal dan pertengahan tahun 1930-an, ketika otoritas Nazi terlibat dalam praktek-praktek keras diskriminasi dan represif yang sama yang saat ini dipraktekkan oleh orang Yahudi Israel terhadap warga Palestina, dengan persetujuan dan dorongan pemerintah. 


Saya tidak mengharapkan Anda atau pemerintah anda untuk mengatasi masalah Israel atas perilaku kriminal yang nyata terhadap Palestina. Setelah semua, Anda adalah pelindung dan penjaga Israel. Anda adalah bagian dari masalah, dan Anda tidak bisa menjadi bagian dari solusi.  

Tapi setidaknya, jangan berharap para korban untuk menekan perasaan mereka dengan berpura-pura bahwa Israel sebenarnya adalah sebuah entitas amal yang telah tersesat.  

Tidak, Pak Sekretaris Negara. Israel adalah jahat dari sejak sangat awal. Setidaknya bagi umat Islam dan banyak dari umat Kristen di dunia ini serta jutaan orang jujur lainnya, Israel dan akan selalu jahat.  

Adapun Erdogan, kami harus salut kepada dia untuk kejujuran dan ketulusannya.  

*Artikel aslinya di: http://english.pnn.ps/  
_____ 

Salut juga untuk Anda Khalid Amayreh, turut berduka cita atas segala yang dialami keluarga Anda, dan semua Saudara kita di Palestina. Terus semangat untuk menyuarakan kebenaran, dan pantang menyerah dalam berjuang mencapai kemerdekaan Palestina, lepas dari penjajah zionis israel.

Masyarakat dunia yang beradab pasti akan mendukung Palestina Merdeka!

Rachel Corrie! You Will Never Be Forgotten!


"Saturday 16th March"
ONE DAY OF YOUR FACEBOOK IS ALL I ASK.
LET'S NOT THE GREAT SCARIFICES IN OUR NAMES BY GREAT PEOPLE GREAT HUMAN'S GO TO VAIN!!!


Rachel Corrie, the American peace activist was killed trying to stop a Israeli bulldozer from demolishing a Palestinian home in Gaza on 16th March 2003. In the name of humanity and justice, Rachel Corrie and many others died fighting oppression and injustice so that you and i can live freely in peace. 

To show our gratitute and appreciation, the least we could do is to honour their death and their sacrifices. Please don't just show that you care, put your words into action and use this photo as your display pic on 16th March to honour Rachel Corrie. Let the world know we stand strong in solidarity against all occupation and injustices


via
 

Merdeka dalam Kristus vs. Merdeka dalam Yesus


Merdeka dalam Kristus

Kemerdekaan dalam Kristus tiada lain adalah kemerdekaan versi Paulus, yakni diawali dengan adanya pandangan negatif pada harkat kemanusiaan, bahwa semua manusia dilahirkan bukan sebagai orang merdeka, dilahirkan dalam belenggu dosa warisan, sebagai budak dosa sehingga diperlukan Adam kedua, yaitu Yesus Kristus (Mesias yang di-Kristus-kan) untuk dianggap sebagai penebus dosa atau pemberi kemerdekaan, seperti yang terangkum dalam Galatia 5:1. 

"Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan."

Menurut Paulus, "Kristus telah memerdekakan" dalam arti bahwa kematian yang terjadi secara biadab, barbar, penuh kehinaan, bahkan oleh Paulus sendiri disamakan seperti kematian untuk orang yang terkutuk dari orang yang dianggap sebagai Yesus yang tanpa dosa, telah membebaskan kehidupan orang Kristen dari dalam penjajahan yaitu sebagai hamba yang dibelenggu dosa. Sebuah kemerdekaan yang dianggap sebagai "karya Yesus melalui kematian dan kebangkitan dirinya". Sebuah kemerdekaan yang dianggap telah diberikan secara cuma-cuma oleh Yesus kepada semua orang yang percaya, yakni tentu saja orang yang percaya kepada doktrin atau ajaran dari Paulus ini. 

Orang yang mempercayai doktrin ini biasanya disebut sebagai "orang yang percaya kepada Kristus" atau "orang percaya", yang tiada lain adalah orang Kristen. Khusus bagi Kristen Trinitarian selain harus mempercayai Yesus sebagai Kristus berdasar doktrin ini, juga harus mempercayai Yesus sebagai Tuhan berdasar doktrin lainnya dari Paulus.  


Doktrin kemerdekaan versi Paulus ini tentu saja harus diawali dengan doktrin adanya dosa warisan, bahwa tidak ada seorangpun yang dapat dikatakan "sebagai orang merdeka" sebab sejak manusia pertama yaitu Adam terjatuh dalam dosa, maka semua manusia tiada terkecuali adalah hamba yang dibelenggu dosa. "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa" (Roma 5:12). 

Setelah doktrin dosa warisan ini, maka dilanjutkan dengan sakralisasi terhadap tindakan barbar para kafirun musuh Yesus berupa penyaliban atas orang yang dianggap sebagai Yesus, yang keduanya menjadi dua sisi dari sekeping mata uang yang saling melengkapi. "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Roma 3:23-24).

Keduanya menjadi tulang punggung keimanan Kristen akan "keselamatan" atau tiket gratis ke surga, atau dikenal dengan istilah: Merdeka dalam Kristus. 

Selanjutnya, "supaya sungguh-sungguh merdeka" dimana sebelumnya telah menelurkan doktrin bahwa "Kristus telah memerdekakan", maka Paulus mengajarkan agar membuang seluruh hukum Taurat, hukum-hukum Allah, karena itu pun dianggap sebagai "kuk perhambaan", sebagai bentuk perbudakan. 

Hukum Taurat, atau hukum-hukum Allah, atau ajaran Yesus, semua itu dianggap sebagai "kuk perhambaan, sebagai rintangan bagi kebebasannya. Bahkan tak segan-segan Paulus menjuluki sebagai saudara palsu maupun julukan jelek lainnya, bagi yang menentang kebebasannya, yang menganjurkan mematuhi hukum-hukum Allah: "Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu." (Galatia 2:4-5). 

Bagi Paulus, kemerdekaan hanya didasarkan dalam hubungannya pada Kristus dan pembebasan dari perhambaan hukum Taurat. "Keselamatan" diperoleh bukan karena melakukan hukum Taurat, melainkan hanya melalui iman kepada Kristus. Paulus mengungkapkan argumentasinya dalam Galatia 3:1-29, di mana dia berusaha meyakinkan bahwa orang-orang kafir atau gentile yang telah "percaya pada Kristus", hanya dengan iman saja, maka telah terhitung sebagai umat Allah, umat yang akan "selamat" meskipun tanpa melakukan hukum Taurat. Paulus ingin menunjukkan, bahwa bukan hukum Taurat yang menjadikan sebagai umat Allah, melainkan hanya melalui Kristus yang menggenapi perjanjian Abraham. Barangsiapa beriman kepada Kristus, anak Abraham yang sejati, maka dia dibenarkan oleh iman, dan dengan demikian menjadi termasuk dalam keturunan Abraham (3:29). 

Jadi, meskipun ada tulisan Paulus seperti: "Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih." (Galatia 5:13). Ini maupun ayat lainnya yang isinya sejenis, sudah tidak berarti apapun, selain karena berbagai alasan di atas, juga konteksnya bahkan sebagai pembelaan diri atas desakan dari komunitas Yakobus agar tetap mematuhi hukum Taurat, yang mana Paulus terlihat dengan sangat jelas menolaknya. 

Jadi, kemerdekaan versi Paulus ini pada hakekatnya adalah kemerdekaan tanpa hukum (anomos), kebebasan tanpa batasan, beragama menurut selera pribadi. Sudah tak mengenal lagi istilah pahala atau dosa, halal atau haram, najis atau suci dan lain lain yang mengacu ke istilah syariah (berdasar hukum-hukum Allah). Hanya mengenal istilah baik atau buruk yang bersifat relatif sesuai pendapat pribadi masing-masing orang.  

Maka tidak heran bila orang terpenting kedua dalam Kristen sesudah Paulus, yaitu Martin Luther, yang sangat pro-Paulus menganjurkan Be sinner, sin boldy, jadilah pendosa, lakukan dosa dengan berani, dengan terang-terangan, tetapi perkuat juga kepercayaan kepada Kristus.

Maka sungguh sangat jauh Kerajaan Allah dari kekristenan karena tidak mungkin menghasilkan Buah Kerajaan itu, yaitu ketaatan pemeluknya pada hukum-hukum Allah. (lihat Matius 21:43).

Dan tidak heran pula bila dari denominasi kekristenan sendiri ada yang menolak Paulus, baik secara halus maupun secara terus terang dengan menyebutnya sebagai penyesat, sebagai rasul palsu, bahkan sebagai utusan Iblis, misalnya seperti pendapat Pastor Douglas Nicholson.



Merdeka Dalam Yesus  

Yesus mengajarkan bahwa orang yang berbuat dosa akan kehilangan kemerdekaannya, karena ia menjadi seorang budak dosa, menjadi seorang hamba dosa. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka" (Yohanes: 8:34-36). 

Lantas bagaimana cara Yesus memerdekakan?
Pengajaran Yesus tentang kemerdekaan: Merdeka dalam Yesus! sungguh sangat sederhana. Tidak serumit ajaran Paulus, dimana harus menghalusinasi diri dengan doktrin adanya dosa warisan,  mempercayai doktrin penebusan dosa- penyaliban, dan diikuti dengan berbuat zalim pada Tuhan yang disembah oleh Yesus, yaitu dengan menyekutukan-Nya, dengan menganggap Yesus sebagai Tuhan.

Yesus telah menjelaskan dengan sangat sederhana bahwa agar menjadi orang merdeka, cukup: 'Ketahuilah kebenaran!'


Sangat penting diketahui disini, bahwa kebenaran adalah: 'Apa yang datang dari Allah, atau yang diajarkan oleh Yesus'.

"Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang kudengar dari Allah" (Yohanes (8:40).  

Setelah mengetahui kebenaran, tentu diharapkan akan hidup menurut kebenaran itu atau hukum-hukum Allah, atau apa yang diajarkan oleh Yesus. Bila itu semua dilakukan, maka jadilah orang merdeka! 

"Kalau kalian hidup menurut ajaranku kalian sungguh-sungguh pengikutku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu" (Yohanes 8:31-32). 

Maka sangat wajar bila pada kaumnya saat itu beliau mengatakan: Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." 

Datang kepada Bapa melalui Yesus, dengan cara mengikuti ajarannya, mendasarkan keselamatan pada iman dan perbuatan, dengan mematuhi hukum-hukum Allah, tetap mengenal adanya pahala atau dosa, halal atau haram, suci atau najis. Hidup merdeka sebagai hamba Allah saja, bukan sebagai hamba orang lain maupun hawa nafsu dirinya. "Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah." (1Petrus 2:16).

Dan tentu saja keselamatan ataupun kemerdekaan versi Yesus tidak ada hubungannya dengan doktrin: dosa warisan, penebusan dosa- penyaliban yang dibuat oleh Paulus. 
Namun sayang, bahwa jalan dan kebenaran dan hidup, suatu ajaran sederhana dari Yesus untuk keselamatan manusia menuju haribaan Tuhannya, telah tertutup lumpur Yunani Romawi berupa ajaran dari Paulus ini yang disebut sebagai "agama" Kristen.  

Terkait:
Yesus: Mengapa Mereka Berusaha Membunuh Aku?

Benarkah Yesus dengan Sengaja Mau Mati demi Dunia?