Menjawab Doktrin Trinitas
Tanya-jawab ini ditulis (dalam perspektif Alkitab)
guna menjawab klaim-klaim Doktrin Trinitas/Tritunggal hasil rumusan dari
konsili-konsili Gereja yang sarat tekanan dan kepentingan politik tahun
300-400an Masehi, yang menyatakan bahwa: Allah yang Sejati terdiri dari tiga
pribadi (Allah Bapa, Allah Anak/Yesus, dan Allah Roh Kudus) yang satu dalam
hakikat. Dalam Catholic Encyclopedia diterangkan: "Tritunggal adalah
istilah yang digunakan untuk menyatakan doktrin utama agama Kristen. Sang Bapa
adalah Allah, Sang Anak (Yesus) adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah, …dalam
Tritunggal ini … pribadinya sama kekal dan setara, semuanya tidak diciptakan
dan Mahakuasa".
Hasil rumusan doktrin Trinitas/Tritunggal telah menjadikan Yesus sebagai
AllahSejati. Tampaknya itulah yang menjadi pemicu pergulatan dan pertikaian
teologi mengenai keilahian Yesus Kristus selama ribuan tahun. Alkitab, oleh
para penerus doktrin Trinitas, dianggap mengandung ayat-ayat yang membuktikan
bahwa doktrin Trinitas itu Alkitabiah adanya. Sebaliknya kaum Unitarian atau
kaum AntiTrinitas justru punya pemahaman yang berbeda, Trinitas dipandang
sebagai tidak Alkitabiah!
Penulis (seorang Unitarian) ingin mengajak pembaca untuk bersama-sama menjawab
klaim-klaim Trinitarian serta ingin membuktikan secara Alkitabiah bahwa doktrin
Trinitas yang menyatakan Yesus sebagai AllahSejati (Pribadi kedua dari Allah
Trinitas) itu benar-benar perlu dikaji ulang keabsahannya. Semoga tulisan ini
berguna bagi setiap orang yang membacanya!
"Menjawab Trinitas"
Perihal ke-tuhan-an Yesus Kristus
Yohanes 1:1
Klaim Trinitarian: Pada frase terakhir ayat ini menyatakan bahwa Firman
[yang mengacu pada Yesus] itu adalah Allah. Bukankah itu berarti Yesus sama
dengan Allah?
Jawab: Istilah kata "Allah/allah" dalam Alkitab merupakan
padanan kata elohyim (Ibrani), theos (Yunani), God (Inggris). Sebagai catatan:
dalam bahasa Ibrani [teks asli Alkitab] tidak ada pembedaan huruf besar-kecil.
Jadi Allah dan allah sama saja, tidak ada bedanya. Istilah "allah"
[elohyim / theos] dalam Alkitab bisa berarti dua macam makna:
Pertama, "allah" menunjuk pada 'allah sejati' [The True God] yaitu
Bapa / Yahweh, satu-satunya Allah yang benar (Yohanes 17:3).
Kedua, "allah" yang tertulis dalam Alkitab juga bisa berarti
'mahluk-mahluk ilahi/sorgawi' atau divinity (bukan menunjuk pada Allah Sejati).
Seperti halnya kata theos di Yoh 1:1 yang oleh LAI diterjemahkan sebagai
"allah" (Firman itu adalah Allah) tidak dengan sendirinya menunjuk
kepada Allah Sejati, karena kata "allah" [elohyim/theos] di Alkitab
digunakan secara umum dalam pengertian mahluk ilahi/sorgawi, atau bahkan nabi
dan raja yang secara fungsional menjadi utusan AllahSejati juga bisa disebut
sebagai "allah", sebagaimana tertulis dalam:
Keluaran 7:1. Musa, sebagai nabi/juru bicara/utusan dari Allah Sejati, dia juga
disebut "allah"[elohyim].
Mazmur 82:6. Mahluk-mahluk sorgawi juga disebut sebagai
"allah"[elohyim].
Ibrani 1:8 yang MENGUTIP Mazmur 45:7-8 yang berbicara tentang pernikahan raja
("…Tahtamu ya Allah…") dalam Perjanjian Lama, raja juga disebut
"allah/elohyim" (dalam arti 'hakim' atau orang yang diagungkan/sangat
dihormati).
Yesaya 9:5, "Seorang anak telah lahir …namanya disebutkan orang Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa, …". Ayat ini berbicara mengenai anak raja Ahaz
dan juga bisa ditafsirkan sebagai nubuatan yang mengacu kepada Yesus. Anak Ahaz
disebut orang sebagai Allah yang Perkasa (karena di dalam anak itu Allah-Yahweh
menyatakan kehadiran dan pertolongan-Nya).
Yohanes 10:35 menegaskan bahwa 'penerima dan pembawa' Firman [kepada siapa
Firman itu disampaikan] bisa disebut sebagai "allah" juga.
Nah, dengan demikian kita bisa memahami bahwa DI DALAM ALKITAB: Musa disebut
allah, para malaikat disebut para allah, raja juga disebut allah, anak raja
Ahaz juga disebut allah, Penerima & Pembawa Firman juga disebut allah. Maka
tidak masalah jika Yesus [sebagai Penerima & Pembawa Firman, yang bergelar
ho logos, Sang Firman] kemudian di Yoh 1:1 bisa juga disebut sebagai
"allah" (kai theos en ho logos, sang firman adalah allah). Dan bisa
dipahami, bahwa sekalipun Musa, mahluk-mahluk sorgawi, raja, anak raja, dan
penerima-pembawa Firman [termasuk Yesus], mereka semua bisa disebut sebagai
"allah", tetapi mereka semua tentu bukanlah AllahSejati.
Dalam Yohanes 1:1 terjemahan Indonesia (LAI) kita jumpai ada dua kata
"allah", di frase kedua dan ketiga. Tanpa meneliti bahasa Yunaninya,
maka pembacanya sering menangkap "allah" pada frase kedua dan ketiga
dianggap sama. Namun, kalau kita meneliti bahasa aslinya, tampak jelas sekali
bahwa "allah" pada frase "Firman itu bersama dengan Allah"
mengandung perbedaan makna dengan "allah" pada frase "Firman itu
adalah Allah".
Untuk lebih jelasnya, mari kita pahami Yohanes 1:1 dalam bahasa aslinya,
Yunani:
a) "en arkhe en ho logos" (pada mulanya adalah sang firman)
b) "kai ho logos en pros ton theon" (sang firman itu bersama-sama
dengan sang allah/the god)
c) "kai theos en ho logos" (sang firman itu adalah allah)
Di bahasa Yunaninya, untuk "allah" pada frase b) dan frase c) tertulis
berbeda: 'ton theon' dan 'theos'. Yang pertama memakai kata sandang, sementara
yang kedua tidak. Di sini ada kesenjangan makna yang fatal antara bahasa Yunani
dan bahasa Indonesia jika tidak dipahami artinya.
Bahasa Yunani "theos" bisa bermakna sebagai kata benda dan bisa juga
mengacu sebagai kata sifat. "ton" adalah kata sandang. Jadi "ton
theon" (di Yohanes 1:1b) berarti The God atau Sang Allah, mengacu pada
Allah Sejati. Akan tetapi, tanpa kata sandang "ton" maka
"theos" (di Yohanes 1:1c) bisa berarti suatu "sifat ilahi"
(a god). Sebagai perbandingan kata, sama halnya seperti 'si manis' tidak sama
artinya dengan 'manis'. Tambahan kata sandang "si" membuat "si
manis" menjadi kata benda, tetapi tanpa "si" maka
"manis" adalah kata sifat.
Dengan pemahaman yang lazim, "theos" dalam penggalan Yohanes 1:1c
(firman itu adalah allah; kai theos en ho logos) memiliki arti yang berbeda
dengan "ton theon" dalam penggalan kedua (firman itu bersama-sama
dengan allah; kai ho logos en pros ton theos). Penggalan Yohanes 1:1c
terjemahan Indonesia yang saat ini terbaca "Firman itu adalah Allah",
sebenarnya lebih tepat dipahami sebagai: "Firman itu adalah ilahi"
atau "firman itu bersifat ilahi".
Dalam berbagai terjemahan bahasa Inggris, Yohanes 1:1c menjadi sangat jelas
bahwa Firman itu adalah suatu allah (a god, bersifat ilahi) - The word was a
god. Namun, sayangnya banyak kaum Trinitarian mengklaim bahwa yang
menterjemahkan frase terakhir Yohanes 1:1 "The Word was a god" itu
hanyalah Alkitab New World Translation milik sekte Saksi Yehuwa [yang dianggap
sesat], sementara Alkitab lainnya menerjemahkan sebagai The word was God (sang
firman adalah Allah[sejati]). Tetapi argumentasi serta penyangkalan tersebut
ternyata tidaklah benar, karena ternyata Yohanes 1:1c di dalam banyak versi
Alkitab justru semakin jelas mencatat bahwa "sang firman itu adalah suatu
allah/bersifat ilahi [a god/divine]", sama sekali bukan "sang firman
itu adalah Allah sejati [the god]". Bukti-bukti akurat tersebut di antaranya
tercatat dalam banyak sekali terjemahan berbagai versi Alkitab berikut ini:
"and the word was a god" (Newcome, 1808)
"the Word was God’s" (Crellius,as quoted in The New Testament in an
Improved Version)
"and the Word was a divine being." (La Bible du Centenaire,
L’Evangile selon Jean, by Maurice Goguel,1928)
"the Logos was a god (John Samuel Thompson, The Montessoran; or The Gospel
History According to the Four Evangelists, Baltimore; published by the
translator, 1829)
"the Word was divine" (Goodspeed’s An American Translation, 1939)
"the word was a god." (Revised Version-Improved and Corrected)
"and god[-ly/-like] was the Word." (Prof. Felix Just, S.J. - Loyola
Marymount University)
"the Logos was divine" (Moffatt’s The Bible, 1972)
"the Word was God*[ftn. or Deity, Divine, which is a better translation,
because the Greek definite article is not present before this Greek word]
(International English Bible-Extreme New Testament, 2001)
"and the Word was a god" (Reijnier Rooleeuw, M.D. -The New Testament
of Our Lord Jesus Christ, translated from the Greek, 1694)
"[A]s a god the Command was" (Hermann Heinfetter, A Literal
Translation of the New Testament,1863)
"The Word was a God" (Abner Kneeland-The New Testament in Greek and
English, 1822)
"[A]nd a God (i.e. a Divine Being) was the Word" (Robert Young, LL.D.
(Concise Commentary on the Holy Bible [Grand Rapids: Baker, n.d.], 54). 1885)
"the Word was a god" (Belsham N.T. 1809)
"And the logos was a god" (Leicester Ambrose, The Final Theology,
Volume 1, New York, New York; M.B. Sawyer and Company, 1879)
"the Word was Deistic [=The Word was Godly] (Charles A.L. Totten, The
Gospel of History, 1900)
"[A]nd was a god" (J.N. Jannaris, Zeitschrift fur die
Newtestameutlich Wissencraft, (German periodical) 1901, International Bible
Translators N.T. 1981)
"[A] Divine Person." (Samuel Clarke, M.A., D.D., rector of St. James,
Westminster, A Paraphrase on the Gospel of John, London)
"a God" (Joseph Priestley, LL.D., F.R.S. [Philadelphia: Thomas
Dobson, 1794], 37).)
"a God" (Lant Carpenter, LL.D (in Unitarianism in the Gospels
[London: C. Stower, 1809], 156).)
"a god" (Andrews Norton, D.D. [Cambridge: Brown, Shattuck, and
Company, 1833], 74).)
"a God" (Paul Wernle,(in The Beginnings of Christianity, vol. 1, The
Rise of Religion [1903], 16).)
"and the [Marshal] [Word] was a god." (21st Century Literal)
[A]nd (a) God was the word" (George William Horner, The Coptic Version of
the New Testament, 1911)
"[A]nd the Word was of divine nature" (Ernest Findlay Scott, The
Literature of the New Testament, New York, Columbia University Press, 1932)
[T]he Word was a God" (James L. Tomanec, The New Testament of our Lord and
Savior Jesus Anointed, 1958)
"The Word had the same nature as God" (Philip Harner, JBL, Vol. 92,
1974)
"And a god (or, of a divine kind) was the Word" (Siegfried Schulz,
Das Evangelium nach Johannes, 1975)
"and godlike sort was the Logos" (Johannes Schneider, Das Evangelium
nach Johannes, 1978)
"the Word was a divine Being" (Scholar’s Version-The Five Gospels,
1993)
"The Divine word and wisdom was there with God, and it was what God
was" (J. Madsen, New Testament A Rendering , 1994)
"a God/god was the Logos/logos" (Jurgen Becker, Das Evangelium nach
Johannes, 1979)
"The Word/word was itself a divine Being/being." (Curt Stage, The New
Testament, 1907)
"the Word was of divine kind" (Lyder Brun (Norw. professor of NT
theology), 1945)
"was of divine Kind/kind" (Fredrich Pfaefflin, The New Testament,
1949)
"godlike Being/being had the Word/word" (Albrecht, 1957)
"the word of the world was a divine being" (Smit, 1960)
"God(=godlike Being/being) was the Word/word" (Menge, 1961)
"divine (of the category divinity)was the Logos" (Haenchen (tr. By R.
Funk), 1984)
"And the Word was divine." (William Temple, Archbishop of York,
Readings in St. John’s Gospel, London, Macmillan & Co.,1933)
The Word of Speech was a God" (John Crellius, Latin form of German, The 2
Books of John Crellius Fancus, Touching One God the Father, 1631)
"the word was with Allah[God] and the word was a god" (Greek Orthodox
/Arabic Calendar, incorporating portions of the 4 Gospels, Greek Orthodox
Patriarchy or Beirut, May, 1983)
"And the Word was Divine" (Ervin Edward Stringfellow (Prof. of NT
Language and Literature/Drake University, 1943)
"and the Logos was divine (a divine being)" (Robert Harvey, D.D.,
Professor of New Testament Language and Literature, Westminster College,
Cambridge, in The Historic Jesus in the New Testament, London, Student Movement
Christian Press1931)
‘the word was a divine being.’ (Jesuit John L. McKenzie, 1965, wrote in his
Dictionary of the Bible: "Jn 1:1 should rigorously be translated . . .
‘the word was a divine being.’)
"In a beginning was the Word, and the Word was with the God, and a god was
the Word." (Interlineary Word for Word English Translation-Emphatic Diaglott)
Kesimpulan: Frase "Firman itu adalah Allah" di Yohanes 1:1c tidak
bermakna bahwa Yesus itu adalah AllahSejati. Yohanes 1:1 tidaklah tepat untuk
dijadikan dasar ayat guna membuktikan seolah-olah Yesus itu adalah AllahSejati
(The true God) seperti klaim kaum Trinitarian. Yohanes 1:1 samasekali tidak
menerangkan bahwa Yesus itu adalah Allah sejati/The true God. "Firman itu
adalah Allah" (kai theos en ho logos) hanya akan tepat dipahami sebagai
"sang firman itu adalah suatu allah/mahluk yang bersifat ilahi".
Filipi 2:6
Klaim Trinitarian: Yesus, oleh Paulus, disebut "dalam rupa
Allah". Bukankah itu artinya Yesus adalah AllahSejati?
Jawab: Terjemahan LAI untuk Filipi 2:6 adalah "(Yesus) yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai
milik yang harus dipertahankan". Penulis kitab Filipi adalah Paulus.
Apakah benar Paulus menganggap Yesus setara dengan Bapa/Yahweh? Paulus tegas
mengatakan bahwa "hanya ada satu Allah yaitu Bapa"(1korintus 8:6),
dan kata Paulus, Bapa itu adalah Allah dari Yesus Kristus (Allah-nya Yesus).
Hal itu tertulis di surat Paulus kepada jemaat Efesus: "..the God and
father of our lord Jesus Christ [Sang Allah dan Bapa-nya tuan kita Yesus
kristus]" (Efesus 1:3, bdkn Efesus 1:17).
Membandingkan dengan terjemahan bahasa Inggris akan tampak jelas bahwa
Filipi 2:6 terjemahan LAI ternyata kurang tepat. Dalam Revised Standard Version
dikatakan: "..thought it not robbery to be equal with God". Jadi
terjemahan bahasa Indonesia oleh LAI sangat tidak tepat, karena sebenarnya
samasekali tidak ada kata dipertahankan, melainkan yang ada kata perampasan
(robbery). Maka terjemahan yang benar seharusnya: "..(Yesus) yang dalam
bentuk ilahi, tidak memikirkan perampasan untuk menjadi setara dengan
Allah". Kalau dibaca keseluruhan Filipi 2:5-11 mengungkapkan ketaatan dan
kerendahan hati Yesus kepada Allah. Paulus tidak menyebut Yesus sebagai Allah! Hal itu juga ditegaskan oleh Pembina
Penerjemahan Alkitab dari Lembaga Alkitab Indonesia, Hortensius F. Mandaru,
SSL, mengatakan: "Paulus tidak pernah menyebut Yesus kristus sebagai
Allah!" (Crescendo 323, 2007, hlm. 49).
Yohanes 10:30
Klaim Trinitarian: Di ayat ini Yesus berkata "Aku dan Bapa adalah
satu". Satu artinya satu hakikat, berarti Yesus itu ya AllahSejati karena
satu hakikat dengan Bapa.
Jawab: Apakah ayat itu semata-mata harus mutlak ditafsirkan bahwa Yesus
dan Bapa [Allah] adalah satu hakikat? Tidak demikian. Memahami kata 'satu' di
Yoh 10:30 tentu tidak bisa lepas dari konteks Yoh 10:25 [ayat sebelum Yoh
10:30] yang berbicara soal Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam nama
Bapa/Allah. Kata 'satu' tersebut sama halnya ketika Yesus memohon pada Bapa
dalam Yoh 17:11, 21-23: "…Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam
nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku, supaya mereka
menjadi satu sama seperti kita". Ayat 21: "supaya mereka semua
menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam aku dan aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam kita, ..". Ayat 22-23: "…supaya mereka
menjadi satu, sama seperti kita adalah satu: Aku di dalam mereka, dan Engkau di
dalam aku, supaya mereka sempurna menjadi satu …".
Dapat dipahami dengan tepat, makna kata 'satu' sesuai konteksnya adalah :
Satu pekerjaan [baca Yoh 10:25 Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam nama
Bapa], satu visi, satu spirit, satu hati satu pikir. Bukan satu hakikat! Karena
kalau diartikan sebagai satu hakikat, apakah ini berarti orang-orang percaya
yang hidup "di dalam Yesus dan di dalam Bapa" mereka menjadi satu
hakikat pula dengan Allah atau mereka menjadi Allah semua?! Tentu tidak.
Matius 28:19
Klaim Trinitarian: "Baptislah dalam nama Bapa, Anak dan Roh
Kudus". Bukankah ayat ini mengajarkan adanya tiga pribadi Allah
(Trinitas)?
Jawab: Memang ayat itu menyebutkan Bapa, Anak dan Roh Kudus, tapi
samasekali tidak mengatakan 'Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus'. Jadi
jelas sekali, tanpa ditambahi embel-embel kata 'Allah', ayat itu tidak
menerangkan tentang adanya tiga pribadi Allah / Trinitas.
Ulangan 6:4
Klaim Trinitarian: Di Ul 6:4 "TUHAN itu Allah (elohyim) kita, TUHAN
itu Esa (echad)!" Kata "esa" (Ibrani: echad) itu artinya satu
kesatuan atau himpunan dan bukan satu dalam pengertian matematis. Juga halnya
dengan kata "elohyim"[allah] itu juga bisa berarti jamak, lebih dari satu.
Jawab: Echad bukan kesatuan [himpunan]. Echad adalah numerik, satu
benar-benar satu. Echad muncul dalam penerjemahan sebagai satu numerik, hanya
satu (only), sendiri (alone), tunggal (undivided), satu-satunya (one single) (Theological
Dictionary of the Old Testament, Grand Rapids: Erdmans, 1974, Jilid 1:194).
Sebagai bukti: kata 'echad' dipakai pula dalam Yosua 12:9-24 "Raja negeri
Yerikho, satu[echad]; raja negeri Yerusalem, satu[echad]; raja negeri Hebron,
satu[echad]; raja negeri Yarmut, satu [echad];… jadi jumlah semua raja itu tiga
puluh satu orang". Di sini jelas kata 'echad' dipakai untuk merinci daftar
raja yang dikalahkan Yosua, maka jelas di situ kata 'echad' memiliki arti
'satu' dalam numerik/matematis hingga bisa disebutkan jumlah keseluruhan
raja-raja tersebut 'tigapuluh satu orang'. Memang kata 'echad' dapat dipakai
untuk menunjukkan himpunan, misalnya: "satu suku" yang artinya
terdiri dari beberapa manusia, tetapi [kita harus teliti dan cermat] di situ
yang dimaksudkan 'satu' adalah "satu suku", bukan dua suku atau tiga
suku. Sukunya sendiri cuma satu. Dalam "satu suku" tidak mungkin
terdiri dari beberapa suku. Demikian halnya dalam kasus "satu allah"
tidaklah terdiri dari beberapa allah. Dan bagi orang Yahudi yang mempunyai pola
pikir kongkret, satu ya satu, tidak ada ide abstrak tiga tapi satu - satu tapi
tiga seperti doktrin Trinitas.
Soal kata "elohyim", secara umum akhiran -im merupakan bentuk plural.
Apakah ini tidak menunjukkan bahwa Allah itu lebih dari satu? Secara umum benar
bahwa akhiran -im biasanya mengindikasikan kemajemukan tetapi ada akhiran -im
yang tidak mengacu pada kemajemukan melainkan keagungan (kebesaran), misalnya
akhiran -im pada Panim (wajah), atau Shamayim (langit). Jadi bentuk -im yang mengacu
pada keagungan (majestic pluralistic) adalah bentuk plural yang bermakna
tunggal. Sebagai bukti pula, Musa di Keluaran 7:1 disebut sebagai elohyim
(allah) dan tentu tidak berarti seorang Musa terdiri dari beberapa orang Musa,
bukan?
1 Yohanes 5:7
Klaim Trinitarian: 1 Yoh 5:7 jelas mengatakan ada kesaksian di sorga:
"Bapa, Firman dan Roh Kudus, dan ketiganya adalah satu". Bukankah
ayat ini jelas sekali menyatakan adanya Allah Trinitas?
Jawab: Memang seolah-olah ayat itu ingin menegaskan bahwa di sorga ada 3
pribadi ke-Allah-an alias Trinitas. Tetapi setelah diselidiki, ternyata ayat
itu adalah ayat sisipan (tambahan) yang ditambahkan oleh oknum-oknum yang
tampaknya berupaya mengajarkan doktrin Trinitas. Padahal sebenarnya pada naskah
aslinya ayat tersebut tidak ada!
Pakar Alkitab, Romo Tom Jacobs, Guru Besar Emeritus Tafsir Kitab Suci,
Sanata Dharma - Yogya dan juga Hortensius F. Mandaru, SSL. dari Lembaga Alkitab
Indonesia, keduanya [di Seminar Keilahian Yesus, 28 April 2007 di Semarang]
sama-sama tegas menyatakan bahwa pada naskah asli Alkitab tidak ada ayat
tersebut! Dan juga teolog terkenal Charles C. Ryrie dalam bukunya Teologi Dasar
I halaman 70, menuliskan bahwa 1Yoh 5:7: jelas bukan bagian dari teks asli
Kitab Suci. Teolog Dr. Herbert W. Amstrong memaparkan bahwa ayat ini
ditambahkan ke Alkitab edisi Vulgata Latin ketika terjadi kontroversi panas
antara Roma, Arius [pelopor Arianisme], dan umat Allah. Dua teolog ternama
lain, Edward Gibbon dan Richard Porson, dari penelitian mereka sama-sama
sepakat bahwa ayat 1Yoh 5:7 baru pertama kali dimasukkan oleh Gereja ke dalam
Alkitab tahun 400 Masehi (Secrets of Mount Sinai, James Bentley, hlm. 30-33).
Karena kuatnya bukti-bukti 'pemalsuan' ayat ini, maka dalam edisi-edisi
Alkitab baru bahasa Inggris seperti The Revised Standart Version, The New
Revised Standard Version, The New American Standard Bible, The New English
Bible, The Philips Modern English Bible, dan lain-lain, para sarjana Alkitab
meniadakan ayat itu dalam terjemahan mereka. Hanya King James Version yang
masih mencantumkan ayat 'palsu' tersebut.
Kejadian 1:26
Klaim Trinitarian: Kej 1:26 "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
rupa dan gambar Kita.." Bukankah ayat ini adalah bukti bahwa Allah /
elohyim itu adalah jamak[kesatuan]?
Jawab: Allah yang sejati [Yahweh / Bapa] memang tidak seorang diri
ketika menciptakan langit dan bumi. Kita bisa bandingkan Amsal 8:27 dimana
Hikmat (Hikmat: gelar untuk Yesus, 1Korintus 1:24) berkata: "Ketika
Ia[Allah] mempersiapkan langit, aku ada di sana, ketika Ia menggaris kaki
langit ….aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, serta setiap hari aku
menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya".
Anak (pra eksistensi manusia Yesus) memang ikut aktif dalam peristiwa
penciptaan, bahkan Allah mencipta segala sesuatu melalui perantaraan Anak,
bandingkan dengan Yoh 1:3, Kolose 1:15-17, Ibrani 1:2. tetapi hal ini tidak
berarti dengan sendirinya bahwa Anak adalah setara dengan Bapa. Bapa tetap
lebih besar dari pada Yesus (Yoh 14:28).
Ibrani 1:2, Kolose 1:16, Yohanes 1:3
Klaim Trinitarian: Ayat-ayat tersebut menyebut Yesus sebagai pencipta,
bukankah artinya dia adalah AllahSejati?
Jawab: Yesus pencipta alam semesta, langit dan bumi serta manusia? Itu
benar. Yesus memang adalah pencipta manusia, langit dan bumi, tapi tunggu dulu,
jangan keburu menyimpulkan Yesus sebagai Allah sejati. Dalam Wahyu 3:14 Yesus
yang bergelar Amin adalah awal dari ciptaan Allah, Kolose 1:15 Yesus disebut
sebagai ciptaan yang sulung (=ciptaan awal). Nah, selanjutnya, Yesus sebagai
ciptaan Allah yang awal, kemudian Ia memang terlibat proses
penciptaan-penciptaan yang lainnya. Yesus sangat luar biasa! Dia adalah mahluk
ilahi yang diberi kuasa oleh Allah untuk menciptakan manusia dan isi dunia,
sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci:
"Setelah pada zaman dahulu Allah berulang
kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia [Allah] telah berbicara
kepada kita DENGAN PERANTARAAN anak-Nya [Yesus], yang telah Ia [Allah] tetapkan
sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia [oleh Yesus], Allah
telah menjadikan alam semesta" (Ibrani 1:1-2)
"Ia [Yesus] adalah gambar Allah yang tidak
kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di
dalam dialah [Yesus] telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan ada
di bumi, yang kelihatan dan tidak kelihatan,… segala sesuatu diciptakan oleh
dia [Yesus] dan untuk dia" (Kolose 1:15-17)
"Segala sesuatu dijadikan oleh dia dan tanpa dia tidak ada suatupun yang
telah jadi dari segala yang dijadikan… Ia [Yesus] telah ada di dalam dunia dan
dunia dijadikan olehnya, tetapi dunia tidak mengenalnya" (Yohanes 1:3, 10)
Menarik sekali memang! menurut Alkitab Yesus ternyata adalah pencipta
manusia dan semesta alam! Tetapi dalam ayat yang lain yang biasa disebut
sebagai Sang Pencipta adalah Yahweh
"Tidakkah kau tahu, dan tidakkah kau dengar? Yahweh ialah Allah kekal yang
menciptakan bumi dari ujung ke ujung …Akulah Yahweh yang menciptakan semuanya
ini. Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya;
tangan-Kulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada
seluruh tentaranya" (Yesaya 40:28; 45:8,12). Jadi ada dua premis. Yahweh
adalah Pencipta dan Yesus adalah Pencipta, maka tidak heran jika muncul
kesimpulan bahwa Yesus itu Yahweh sendiri atau Allah yang sejati.
Kesimpulan yang wajar saja menurut logika,
sekalipun masih bisa dipertanyakan. Apakah jika dua Pribadi melakukan pekerjaan
yang sama, maka keduanya pasti Pribadi yang sama atau kedudukan keduanya pasti
setara dan sehakikat? Jawaban kami: belum tentu! Dalam hidup keseharian,
khususnya di dunia hukum, ada yang namanya "bertindak untuk dan atas
nama". Seorang advokat, misalnya, berwenang untuk melakukan tindakan atas
nama orang lain asalkan diberi kuasa penuh oleh orang itu.
Unsur "bertindak untuk dan atas nama"
ini juga bisa kita lihat ada pada relasi antara Yahweh [Allah sejati] dan Yesus
Kristus [utusan Allah] dalam kasus penciptaan. Mari kita perhatikan kata
sambung 'oleh' (through) yang kelihatannya sepele, namun sebenarnya sangat
penting sekali pada Kolose 1:16 : " .. segala sesuatu diciptakan oleh dia
dan untuk dia [RSV: All things were created through him and for him]"
.Melalui (Through) Yesus Kristus, segala sesuatu telah dijadikan.
Kesaksian kitab suci tentang keberadaan Yesus
sebagai 'pencipta manusia dan semesta alam' inilah yang telah membuat banyak
orang 'tergiring' pada suatu kesimpulan bahwa dia adalah Allah yang sejati.
Padahal sebenarnya tidaklah demikian. Memang Yesus adalah pencipta, tetapi
dengan meneliti ayat-ayat Alkitab lebih seksama, kita akan mendapat pemahaman
yang lebih jernih bahwa sebagai pencipta manusia dan semesta alam, Yesus
ternyata tidak menciptakan segala sesuatunya itu dengan kuasanya sendiri,
tetapi satu hal penting yang harus kita pahami adalah ternyata: KUASA KEMAMPUAN
YESUS DALAM MENCIPTAKAN SEMESTA ALAM DAN MANUSIA SEBENARNYA ADALAH BUKAN
BERASAL DARI DIRINYA SENDIRI, MELAINKAN YESUS BISA PUNYA KUASA UNTUK MENCIPTA
KARENA IA TELAH DIBERI KUASA OLEH ALLAHNYA! Hal itu tertulis jelas dalam Matius
28:18 "…Kepadaku [kepada Yesus] telah diberikan segala kuasa di sorga dan
di bumi".
Kisah 2:22 "Yesus dari Nasaret, seorang
yang ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan
mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang DILAKUKAN OLEH ALLAH DENGAN PERANTARAAN
DIA di tengah-tengah kamu" Luar biasa bukan? Jelas sekali Para Rasul pun
sangat paham bahwa Yesus adalah MEDIATOR (PERANTARA) Allah dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan-Nya. Yesus sebagai Mediator/Perantara juga dijelaskan oleh
ayat yang lain: "Karena Allah itu Esa dan Esa pula Dia yang menjadi
PENGANTARA antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus"
(1Timotius 2:5). "…kita mempunyai seorang PENGANTARA pada Bapa, yaitu
YESUS Kristus, yang adil" (1Yohanes 2:1b). "Tidak ada seorang pun
yang datang pada Bapa, kalau tidak melalui aku"(Yoh 14:6).
Yesus adalah saluran atau sarana/perantara penciptaan, tetapi bukan sumber
kuasanya. Allah, Bapalah, asal-usul segala kuasa dan kehidupan yang diwujudkan
oleh/melalui Kristus. "Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu
Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup,
dan satu Tu[h]an saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehnya [through =melaluinya]
segala sesuatu telah dijadikan dan karena dia kita hidup" (1 Korintus
8:6). Allah sebagai Sumber Kehidupan telah memberikan kuasa kepada Yesus
Kristus, sehingga Ia berkuasa pula memberikan hidup kepada ciptaannya. Yesus
menciptakan bukan hanya bumi, tetapi juga mahluk-mahluk hidup, termasuk
manusia. "Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri,
demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam dirinya sendiri … Dalam
dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang bagi manusia" (Yohanes 5:26;
1:3). Oleh karena itu, dalam salah satu perumpamaannya, Yesus menggambarkan
hubungan antara Allah, dirinya, dan manusia seperti hubungan antara Pengusaha
anggur, pokok anggur, dan ranting-ranting anggur itu: "Akulah pokok anggur
yang benar dan Bapakulah pengusahanya … Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam aku dan aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa"(Yohanes 15:1,5). Tanpa "Kuasa" dari Allah - menurut
pengakuannya sendiri - Yesus jelas tidak sanggup melakukan apa-apa "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya Anak (Yesus) TIDAK DAPAT MENGERJAKAN SESUATU
DARI DIRINYA SENDIRI, jikalau ia tidak melihat Bapa (Allah) mengerjakannya;
sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu pula yang dikerjakan Anak" (Yohanes
5:19).
Roma 9:5
Klaim Trinitarian: Roma 9:5 "Mereka adalah keturunan bapa-bapa
leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia. Ia adalah
Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!" Bukankah di ayat ini
Mesias yaitu Yesus adalah Allah yang harus dipuji selamanya?
Jawab: Ayat ini bermasalah. (Penjelasan berikut dikutip berdasar komentar
Hortensius F. Mandaru, SSL dari LAI): Roma 9:5 merupakan salah satu ayat yang
paling diperdebatkan dalam tafsir Perjanjian Baru. Terjemahan formal dari LAI
berbunyi seperti tersebut di atas. Beberapa terjemahan modern juga bermakna
seperti itu (meski memakai "koma", bukan "titik", misalnya:
NRSV, NIV dan NJB). Menurut terjemahan-terjemahan ini, yang dimaksud dengan
"Ia" dalam ayat ini adalah: Yesus. Terjemahan ini terasa paling wajar
dari segi style bahasa Yunaninya dan cocok juga dengan style Paulus di tempat
lain (Roma 1:25; Galatia 1:5; 2Korintus 11:31). Satu-satunya keberatan yang
paling serius terhadap terjemahan ini adalah fakta bahwa Paulus tidak pernah
menyebut Yesus Kristus sebagai Allah! Maka, aneh jika tiba-tiba di satu ayat
ini dia membuat suatu kecualian dan dengan tegas menyebutkannya sebagai
"Allah". Oleh karena itu, beberapa terjemahan lain berkeyakinan bahwa
"Ia" disini adalah "Allah(Bapa)" bukan Yesus!.
Persoalannya memang rumit, sebab naskah tertua Yunani tidak memiliki tanda
baca, padahal penempatan tanda "titik" atau "koma" dalam
teks ini amat krusial untuk tafsiran/terjemahan. Konteks ayat ini sedikit lebih
mendukung terjemahan yang menafsirkan "Ia" sebagai Allah Bapa.
Setelah rentetan berkat bagi umat Israel ditampilkan (yang berpuncak pada
anugerah seorang Mesias!), terasa logis bila Allah (Israel) itu dipuji. Namun
ini pun belum meyakinkan, sebab secara psikologis rasanya tidak pas Paulus
memuji Allah di ayat ini, sebab dia sebenarnya tengah mengungkapkan
kekecewaannya atas ketidakpercayaan Israel. Memang dapat dikatakan bahwa dalam
semua "berkat/pujian", Paulus umumnya memakai rumusan yang jelas
mereservir "Allah" hanya untuk Bapa: "Terpujilah Allah, Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus" (bnd. 2Korintus 1:3;11:31; Efesus 1:3). Akan tetapi,
dalam rumusan-rumusan 'berkat/pujian' seperti ini, kata "Terpujilah"
selalu ditempatkan pada awal kalimat, padahal dalam Roma 9:5 kata tersebut
menjadi kata ke-6 dalam kalimat, jelas ini sebuah konstruksi yang 'aneh' secara
gramatikal! Jadi, menyangkut teks ini pandangan para ahli masih amat berimbang!
Secara gramatikal, tafsiran pertama di atas sedikit lebih kuat, sedangkan dari
sudut teologi Paulus, pendapat kedua lebih kuat.
Terjemahan dinamis dari LAI (BIMK, juga TEV, NEB, NAB, dll.) menganut penafsiran
kedua: "Terpujilah Allah untuk selama-lamanya. Amin". Perlu diketahui
bahwa komite tekstual United Bible Society lebih mendukung tafsiran yang kedua
juga.
Yohanes 20:28
Klaim Trinitarian: Thomas, murid Yesus, menyapa Yesus sebagai Tuhan dan Allah,
dan Yesus membiarkannya, bukankah itu artinya bahwa memang dia adalah
AllahSejati?
Jawab: Perhatikan konteks ayat Yohanes 20:28 itu. Dalam keadaan tidak
percaya pada kabar berita kebangkitan Yesus, tiba-tiba Thomas melihat di depan
mata kepalanya sendiri bahwa Yesus benar-benar bangkit sehingga Thomas seketika
terkejut dan berkata "Ya Tuhan dan Allahku!". Saat orang terkejut
melihat Tsunami yang sangat dahsyat, orang itu berkata "Ya Tuhan dan
Allahku!" bukan berarti gelombang Tsunami itu adalah Tuhan atau Allahnya,
bukan? Ucapan "Ya Tuhan dan Allahku" itu adalah sebuah ekspresi
keterkejutan.
Seperti dikemukakan Profesor Guru Besar
Teologi, Thomas Mc Elwain, dapat dipahami dengan menyidik dari segi bahasa akan
lebih jelas. Pada bahasa Yunani yang dipakai pada frase "Ya Tuhan dan
Allahku" atau "My Lord and My God" di Yohanes 20:28 itu adalah
"kurios" dan "theos". Teks Yunani pada frase "My Lord
and My God" adalah frase yang menggunakan bentuk nominatif, baik pada kata
Lord [kurios] maupun kata God [theos]. Karena kedua kata tersebut berasal dari
deklensi kedua tunggal, maka dalam bahasa Yunani terdapat kasus vokatif yang
bentuknya berbeda. (Vokatif [kata bentuk sapaan] dalam linguistik adalah bentuk
kata yang menunjukkan seseorang/pihak yang diajak bicara). Bentuk vokatif dari
"kurios" adalah "kurie" sedangkan bentuk vokatif dari
"theos" adalah "thee". Jadi, apabila mengacu pada orang
yang diajak bicara (dalam konteks ayat tersebut yaitu Yesus), maka kata-kata tersebut
("kurios" dan "theos") haruslah dalam bentuk vokatif yaitu:
"Kurie" untuk kurios dan "thee" untuk theos. Tetapi apabila
kata-kata itu mengacu pada orang / pihak yang bukan diajak bicara, maka
bentuknya haruslah nominatif. Nah sekarang ternyata kata-kata itu berbentuk nominatif
bukan vokatif! ini berarti bahwa kata-kata itu dimaksudkan bagi pihak lain,
bukan pihak atau orang yang diajak bicara, yang dalam konteks ini adalah Yesus.
Jadi, dengan tidak perlu ragu lagi, kita, paling tidak bisa mengetahui dengan
pasti bahwa Yesus bukanlah "Lord" dan "God" yang dimaksud
oleh Thomas dalam keterkejutannya itu. Thomas bukan menyapa Yesus. Jika pada
saat terkejut, di depan orang yang anda serukan kepadanya "ya Tuhan dan
Allahku!" begitu saja orang di depan anda itu menjadi Allah, saya kawatir
akan ada ribuan orang yang mengklaim dirinya sebagai Allah setiap harinya,
bukan?
Seruan keterkejutan Thomas "Ya Tuhan dan Allahku!" hal itu
mengungkapkan keyakinan baru Thomas mengenai kebangkitan Yesus. Kebangkitan
Yesus itulah yang awalnya dia ragukan kebenarannya. Bagi Thomas tidak pernah
ada pertanyaan apakah Yesus itu Allah sejati atau bukan. Yang ada hanyalah
pertanyaan apakah Yesus itu bangkit atau tidak. Kebangkitan inilah yang
diragukan oleh Thomas. Kebangkitan inilah yang Thomas akhirnya benar-benar lihat
dengan mata kepalanya sendiri dan rasakan dengan jari-jari tangannya sendiri.
Yesus tidak pernah mendapat pengakuan Thomas terhadapnya sebagai Allah karena
memang Thomas tidak pernah mengakui Yesus sebagai Allahnya, dia hanya mengakui
bahwa Yesus yang telah mati disalib itu benar-benar bangkit hidup kembali.
Yesaya 63:8-9
Klaim Trinitarian: ",, maka Ia (TUHAN ALLAH) menjadi juruselamat
mereka dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan melainkan
Ia (Allah) sendirilah yang menyelamatkan mereka, Dialah yang menebus mereka
dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya". Bukankah ayat ini menyatakan
dengan jelas bahwa yang menjelma menjadi manusia Yesus adalah Allah sendiri dan
bukan duta atau utusan?
Jawab : Terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia [terbitan di atas tahun
1980-sekarang] terhadap ayat tersebut tidak tepat! Dalam versi bahasa Inggris
Holy Bible King James Version tertulis: "So He [The God] became their
Savior in all their affliction He was afflicted. And the Angel of His Presence
saved them, in His love and His pity He redeemed them". (Maka Ia[Allah]
menjadi juru selamat mereka dalam kesesakkan mereka. Dan MALAIKAT YANG DI
HADIRAT-NYA menyelamatkan mereka, dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya Dia
menebus mereka".
Frase "Malaikat di hadirat-Nya" ternyata [mungkin oleh oknum-oknum
dalam upaya mengajarkan Trinitas] telah diubah menjadi "bukan seorang duta
atau utusan melainkan Ia (Allah) sendiri". Pada Alkitab LAI terbitan
1958-70 tertulis: "…Malak alhadiratnya (malaikat di hadirat Allah) memeliharakan
mereka…". Perbedaan terjemahan tersebut jelas sangat fatal dan memiliki
arti yang bertolak belakang, terjemahan LAI yang lama mengatakan bahwa yang
memelihara adalah "Malak (Malaikat, Angel, utusan)" sementara
terjemahan yang baru mengatakan "bukan utusan" ini jelas sangat
bertentangan! Jadi jelas ayat aslinya tidak mengindikasikan bahwa Allah
sendirilah yang menjelma menjadi Yesus seperti klaim Trinitarian.
Ibrani 1:8
Klaim Trinitarian: Ayat ini mengacu pada Yesus, dan Bapa sendiri menyebut
Anak sebagai Allah ("…Tahtamu ya Allah .."), itu berarti Anak/Yesus
itu Allah sejati.
Jawab: Ayat ini jelas kutipan dari Perjanjian Lama - Mazmur 45:7-8 yang
berbicara tentang pernikahan raja, maka tentu saja ayat ini harus dimengerti
dalam arti PerjanjianLama yaitu dimana raja disebut sebagai "allah".
Yesaya 9:5
Klaim Trinitarian: "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita …dan
namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa [ElGibor], Bapa
yang Kekal, Raja Damai.." Bukankah ayat ini jelas menunjuk pada Yesus,
berarti Yesus adalah Allah yang Perkasa?
Jawab: Sekalipun umumnya orang yang menafsirkan ayat ini sebagai ramalan
tentang Yesus, namun sebenarnya ayat itu tidak hanya berbicara mengenai Yesus,
tetapi juga mengenai anak raja Ahaz. Anak Ahaz bisa disebutkan orang sebagai
"Allah yang Perkasa, Raja Damai" karena di dalam anak itu Allah
(Yahweh) menyatakan kejadiran dan pertolongan-Nya. Maka kalau pun ayat ini
ditafsirkan mengacu pada Yesus, ya tidak masalah juga. Yesus - sama seperti anak
Ahaz - mau disebutkan orang sebagai Allah yang Perkasa? tidak masalah, karena
di dalam Yesus, Allah juga menyatakan kehadiran dan pertolongan-Nya.
Kolose 1:19
Klaim Trinitarian: "Seluruh kepenuhan Allah ada di dalam Yesus",
Bukankah itu artinya dia adalah benar-benar Allah sepenuhnya?
Jawab: Surat Kolose adalah tulisan 'bahasa' Paulus. Jika Paulus
menuliskan frase "Seluruh kepenuhan Allah diam di dalam Yesus" itu
tidak sertamerta berarti Yesus adalah AllahSejati. Buktinya di Surat Efesus
3:19b, Paulus juga menulis bahwa orang-orang percaya juga bisa "dipenuhi
di dalam seluruh kepenuhan Allah".
Melihat Yesus = Melihat Allah
Klaim Trinitarian: Yesus sering berbicara tentang dirinya sebagai satu
dengan Allah Bapa dalam esensi atau zat dan sifat. Yesus dengan yakin
mengatakan "jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga
Bapa-Ku" (Yohanes 8:19). "Dan barangsiapa yang melihat Aku, ia
melihat Dia [Bapa] yang telah mengutus Aku (Yohanes 12:45). "Barang siapa
membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku" (Yoh 15:23). "Supaya semua
orang menghormati Anak [Yesus] sama seperti mereka menghormati Bapa.
Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang
mengutus Dia" (Yoh 5:23). Ayat-ayat tersebut jelas sekali dengan pasti mengindikasikan
bahwa Yesus adalah sama, setara dengan Allah Bapa. Buktinya: kenal Yesus
dikatakan = kenal Bapa, melihat Yesus = melihat Bapa, membenci Yesus = membenci
Bapa, tidak hormat pada Yesus = tidak hormat pada Bapa. Berarti jelas seperti
yang tertulis di Yoh 1:30 tadi "Yesus dan Bapa adalah satu".
Jawab: Yesus tidak pernah dalam ayat-ayat tersebut mengklaim dirinya
satu, sama dan setara dengan Bapa dalam esensi zat dan sifat. Yesus justru
mengaku sebagai utusan Bapa dan hamba Allah, dan dia bilang "seorang hamba
atau utusan tidaklah sama dengan tuannya yang mengutus"(Yoh 13:16), karena
"Bapa [yang mengutus] lebih besar daripada Yesus, yang diutus oleh
Bapa" (Yoh 14:28). Sebagai utusan yang sah, Yesus datang dalam nama
Allahnya (Yoh 5:43a) dan mempunyai misi memperkenalkan Bapa/Allahnya, maka -
sebagai jalan menuju Allah - bila sekiranya ada orang yang mau mengenal dan
mendengarkan Yesus, mereka pasti kemudian akan bisa mengenal Bapa. Orang yang
melihat kuasa-kuasa yang dilakukan Yesus itu artinya melihat kuasa-kuasa Bapa
yang telah dinyatakan melalui Yesus (Matius 28:18, Kisah 2:22). Barangsiapa
membenci Yesus, padahal Yesus adalah utusan sah dari Allah Bapa, maka artinya
orang tersebut juga membenci dan menghina Bapa yang mengutus Yesus. Yesus sama
sekali tidak mengaku setara atau satu zat dengan Bapa, dia mengaku bahwa dia
adalah wakil / utusan dari Bapa. Dan karena sebagai utusan yang sah dan telah
diberi kuasa, maka dari itu Yesus berhak atas loyalitas dan kepatuhan yang
mutlak, seolah-olah dia adalah Allah itu sendiri. Namun dia tidak mengakui
dirinya sebagai Allah sejati, tetapi sebagai hamba dan utusan Allah. Alkitab
tegas bersaksi Yesus adalah hamba Allah yang dimuliakan dan diurapi oleh Allah
sendiri (Matius 12:18, Kisah 3:13,26, 4:27, 30).
Yesus Disembah
Klaim Trinitarian: Dalam beberapa ayat Alkitab tercatat bahwa Yesus
disembah (Matius 2:2, 8:2, 9:18, 14:33, 15:25 dll.), bukankah hanya Allah saja
yang boleh disembah?
Jawab: Yesus "disembah"? memang benar itu! tapi disembah dalam
makna apa? apakah Yesus disembah seperti orang menyembah Allah yang sejati?
Dalam bahasa Yunani, kata menyembah yang sering dipakai itu adalah
"proskuneo", nah, kata "proskuneo" ini mengandung arti
menyembah bisa dalam makna "MENGHORMAT". "Proskuneo" biasa
digunakan untuk "menghormat/menyembah" Allah sejati dan juga
orang-orang yang berkedudukan tinggi. Sedangkan untuk untuk penyembahan yang
hanya kepada Allah sejati, kata yang digunakan adalah "latruo". Jadi
jelas Yesus sebagai orang yang berkedudukan tinggi dan wakil Allah yang diurapi
oleh Allah sendiri maka Yesus boleh mendapat "proskuneo" dari banyak
orang. Karena Yesus sudah dipilih khusus dan diurapi oleh Allah sendiri, Yesus
sudah menjadi pemimpin yang diberi kuasa di sorga dan bumi (Matius 28:18) maka,
seperti tertulis di Ibrani 1:6 malaikat-malaikat di sorga juga tentu harus
"proskuneo"(hormat) pada Yesus. Maka hal "penyembahan" yang
berarti "menghormat" (proskuneo) itu tidaklah membuktikan bahwa Yesus
adalah Allah sejati. Masalah tersebut hanyalah kesalahpahaman penafsiran pada
makna "menyembah" itu saja, dan sebagai catatan: LAI dalam
menerjemahkan "proskuneo" dan "latruo" sama-sama
menerjemahkan dengan kata "menyembah".
Yesus Maha Tahu & Berkuasa Membuat Mujizat
Klaim Trinitarian: Kitab suci menunjukkan bahwa Yesus mempunyai sifat-sifat
yang hanya dimiliki oleh Allah sendiri. Di Matius 9:4, Matius 12:25, Yoh
2:24-25, Yoh 6:64 Di ayat-ayat itu jelas terbukti Yesus bisa mengetahui pikiran
dan hati orang. Kalau dia bukan Allah sejati tentu Yesus tidak bisa Mahatahu
seperti itu, bukan? Yesus juga Mahakuasa, buktinya dia dapat membangkitkan
orang mati dan melakukan banyak mujuzat-mujizat yang luarbiasa.
Jawab: Tidaklah tepat kalau dikatakan Yesus itu Mahatahu. Yesus memang
tahu banyak hal di sorga dan bumi [karena dia sudah diberi kuasa sorga dan
bumi] tetapi dia jelas tidak Mahatahu, buktinya tentang hari kedatangannya yang
kedua kali dia mengaku tidak tahu, hanya Bapa yang tahu (Matius 24:36, Markus
13:32). Kemudian kalau Yesus bisa tahu pikiran dan hati orang dan hal itu
sertamerta dijadikan bukti bahwa dia Allah sejati, lantas bagaimana dengan
Petrus di Kisah Rasul 5 dia juga bisa mengetahui hati dan pikiran Ananias dan
Safira, apakah itu artinya Petrus juga adalah Allah sejati karena dia tahu hati
dan pikiran orang? tentu tidak, bukan? Kemudian soal mujizat, itu adalah karena
telah diberi kuasa oleh Allah, Petrus juga bisa menghidupkan orang mati (Kisah
9:40) dan membuat mujizat. Demikian juga Elisa, mayat-mayat yang kena
tulang-tulangnya bisa hidup kembali (2Raja 13:20-21). Kuasa dan mujizat
sumber-asalnya dari Allah (Mazmur 62:12).
Mengampuni Dosa
Klaim Trinitarian: Di Matius 9:2-7 Yesus bisa berkuasa mengampuni dosa,
bukankah yang berkuasa mengampuni dosa hanya Allah sendiri? Dan Yesus juga
menghakimi pada akhir zaman (Matius 25:31-32, Yoh 5:22,27) bukankah Hakim yang
sejati adalah Allah sendiri? Jika Yesus = Hakim, itu artinya Yesus = Allah
sendiri!
Jawab: Ya, di Matius 9:6 Yesus mengaku bahwa dia berkuasa mengampuni
dosa. Yesus juga mengaku sebagai Hakim akhir zaman, itu benar. Mengapa Yesus
bisa berkuasa mencipta? mengapa Yesus bisa berkuasa buat berbagai mujizat?
Mengapa Yesus bisa bekuasa mengampuni dosa? mengapa Yesus bisa berkuasa menjadi
Hakim? mengapa Yesus bisa berkuasa mengusir setan, mengapa Yesus berkuasa,
berkuasa dan sangat berkuasa di sorga dan bumi? Apakah semua hal itu
dikarenakan dia adalah Allah yang sejati? Tidak!! Yesus bisa hebat dan sangat
berkuasa, baik di sorga maupun di bumi, semua itu adalah bukan karena dia
AllahSejati. Semua kuasa milik Yesus adalah bukan berasal dari dirinya sendiri,
melainkan karena "Kepada Yesus telah DIBERIKAN SEGALA KUASA DI SORGA DAN
BUMI" oleh Bapa/Allahnya (Matius 29:18). Maka jangan heran jika Yesus
dapat berkuasa melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah, semua itu karena "Dia
telah diberi kuasa!". Semua mujizat dan hal ajaib yang dilakukan Yesus
adalah bukan berasal dari kuasanya sendiri, melainkan Allah-lah yang
melakukannya dengan memakai Yesus sebagai mediator. Hal itu jelas seperti tertulis
di Kisah 2:22 "…Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah
dan yang dinyatakan kepadamu dengan KEKUATAN-KEKUATAN DAN MUJIZAT-MUJIZAT DAN
TANDA-TANDA YANG DILAKUKAN OLEH ALLAH DENGAN PERANTARAAN DIA di tengah-tengah
kamu..". Yesus adalah mediator/pengantara dan Allah-lah sumber kuasanya.
Gelar Alfa Omega
Klaim Trinitarian: Di kitab Wahyu 22:13, Yesus disebut sebagai Alfa dan
Omega, bukankah "Alfa dan Omega" adalah nama atau gelar milik Allah
(Yahweh) sendiri?
Jawab: Memang nama (gelar) "Alfa dan Omega" itu sebutan untuk
Yahweh (AllahSejati). Nah, pertanyaannya: kalau Yesus bukanlah Yahweh itu
sendiri, mengapa nama Alfa Omega bisa pula disebutkan pada Yesus? Jawabannya
adalah jelas dan terang benderang seperti tertulis di Injil Yohanes 17:11,12
dalam perkataan (doa)nya Yesus sendiri berkata "Ya Bapa yang kudus,
peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu YANG TELAH ENGKAU BERIKAN
KEPADA-KU, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita adalah satu. Selama aku
bersama mereka, aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu NAMA-MU YANG TELAH
ENGKAU BERIKAN KEPADAKU;.." Di ayat itu dalam perkataan doanya kepada
Allahnya Yesus sangat terang menjelaskan bahwa nama [gelar/sebutan] yang
sebenarnya adalah milik Yahwe itu, seperti Alfa dan Omega, gelar itu memang
telah diberikan atau dikenakan juga kepada Yesus yang mempunyai misi sebagai
utusan Yahweh. Jadi jikaYesus disebut dengan nama Alfa dan Omega itu artinya
adalah: Nama gelar milik Allah diberikan pada Yesus. Dan dalam Wahyu 3:12 juga
membuktikan bahwa nama milik Yahwe bukan cuma diberikan pada Yesus saja tapi
kata Yesus "Barangsiapa menang,…padanya akan kutuliskan[diberi] Nama
Allah-ku [nama Yahwe],..". Jelas umat-umat Allah yang benar kelak akan
mendapatkan nama / gelar milik Yahwe juga, sama seperti Yesus.
Anak Allah = Allah Anak
Klaim Trinitarian: : Alkitab tegas mengatakan Yesus adalah Anak Allah atau
Allah Anak, jelas dia adalah Allah. Memang di Alkitab orang-orang murid Yesus
juga bisa disebut Anak-anak Allah, tapi Yesus disebut secara khusus sebagai
"Anak Tunggal Allah" atau "Allah Anak" artinya dia
betul-betul Allah sejati, Allah Anak, The True God.
Jawab: Istilah "Allah Anak" itu hanya ada di doktrin Trinitas.
Di Alkitab jelas dari kitab Kejadian sampai Wahyu tidak ada istilah "Allah
Anak", yang ada istilah "Anak Allah". Jadi kalau kaum
Trinitarian bilang bahwa ada "Allah Anak", nah, itu jelas tidak
Alkitabiah karena memang istilah itu jelas tidak ada di Alkitab! Jangan asal
menyamakan antara istilah "Anak Allah" dengan "Allah Anak"
itu jelas dua istilah yang sangat beda, seperti halnya "Anak Dokter"
dengan "Dokter Anak" bukankah jelas sangat beda maknanya?! Tapi
tentang istilah "Anak Allah" dan "Anak Tunggal Allah" itu
memang ada banyak di Alkitab. Dan ingat dalam bahasa asli Alkitab tidak ada perbedaan
huruf besar kecil, jadi sebenarnya istilah "Anak Allah" atau
"anak Allah" atau "anak allah" jelas sama maknanya, dan
semua orang bisa saja diberi kuasa menjadi "anak-anak Allah" (Yoh
1:12, Galatia 3:26, 1Yoh 3:1, dllnya). Dan lebih anehnya jika kaum Trinitas
bisa-bisanya bilang "Anak Allah" artinya = Allah, berarti kalau Yesus
sebagai Anak Allah=Allah sejati, maka saudara-saudaranya Yesus (Roma 8:29),
umat-umat Allah, orang-orang pembawa damai, rasul-rasul, murid-murid Yesus -
yang mana mereka semua disebut sebagai "Anak-anak Allah" juga (Roma
8:14-16) - apakah mereka = Allah-Allah sejati semua??? wah jadi banyak sekali
Allah-Allahnya ya!? jadi Allah Sejati bukan lagi tiga Pribadi atau Trinitas,
tapi Allah sejati ada jutaan pribadi bahkan mungkin miliyaran pribadi! ???
Itulah sebabnya musti hati-hati dengan istilah "Anak Allah" Jangan
asal disamakan dengan Allah sejati, apalagi Allah Anak.
Kebangkitan Yesus
Klaim Trinitarian: Yesus mati tetapi bisa hidup kembali bangkit sendiri,
itu adalah bukti bahwa dia adalah AllahSejati. Yesus bangkit dengan kekuatan
kuasanya sendiri.
Jawab: Beberapa Pendeta/teolog Trinitarian mengklaim bahwa salah satu
bukti Yesus sebagai Allah sejati adalah Yesus telah bangkit dari kematian
dengan kuasanya sendiri. Benarkah hal itu? Bagaimana dengan kesaksian kitab
suci tentang hal tersebut?
Mari kita selidiki:
Matius 16:21 " ..Yesus mulai menyatakan pada murid-muridnya bahwa Ia harus
pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga."
Lukas 9:22 kata Yesus sendiri: " Anak Manusia …. dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga."
Kisah 2:24 "tetapi Allah membangkitkan dia [Yesus] dengan melepaskan dia
dari sengsara maut, .."
Kisah 2:32 "Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami
semua adalah saksi"
Kisah 3:15 "Demikianlah Ia [Yesus], pemimpin kepada hidup, telah kamu
bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan dia dari antara orang mati, dan tentang
hal itu kami adalah saksi"
Kisah 4:10 "…Yesus Kristus, orang Nazaret, yang kamu salibkan, tetapi yang
telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati…"
Kisah 5:30 "Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu
gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh."
Kisah 10:40 "Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga,
…"
Kisah 13:30 "Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati."
Kisah 13:34 "Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan
tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan."
Kisah 13:37 "Tetapi Yesus dibangkitkan Allah, .."
Roma 6:4 "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan
Bapa, .."
Roma 7:4b "..Dia yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, .."
Roma 8:11 "Dan jika Roh Dia [kuasa Allah], yang telah membangkitkan Yesus
dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia[Allah], yang telah
membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga
tubuhmu yang fana itu oleh Roh[kuasa]-Nya, yang diam di dalam kamu."
Roma 10:9b "… bahwa Allah telah membangkitkan Dia[Yesus] dari antara orang
mati, .."
1Korintus 15:4 "Bahwa Ia telah dikuburkan, bahwa Ia telah dibangkitkan
pada hari ketiga, sesuai kitab suci"
1Korintus 15:12 "Jadi bilamana kami beritakan bahwa Kristus telah dibangkitkan
dari antara orang mati, .."
1Korintus 15:20 "tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan
dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari antara orang yang telah
meninggal."
2Korintus 4:14 "Karena kami tahu, bahwa Ia[Allah], yang telah
membangkitkan Tuan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan
Yesus."
Galatia 1:1b "…Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia[Yesus] dari
antara orang mati"
Efesus 1:19-20 "dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai
dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan
membangkitkan dia dari antara orang mati dan mendudukkan dia di sebelah
kanan-Nya di Sorga"
Kolose 2:12 "..kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia[Yesus] dari
antara orang mati"
1Tesalonika 1:10 ".. Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari
antara orang mati, yaitu Yesus,.."
1Petrus1:21 "..Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati.."
1Petrus3:18 "Sebab juga Kristus telah mati .., tetapi yang telah
dibangkitkan menurut Roh[kuasa]."
Ayat-ayat tersebut di atas sangat akurat dan jelas mencatat bahwa Yesus
jelas tidak bangkit oleh kuasanya sendiri, melainkan ia bisa hidup kembali dari
kematian karena Ia DIBANGKITKAN oleh Allahnya. Tidak ada satupun ayat Alkitab
yang tegas mengatakan dengan jelas bahwa Yesus bangkit atas kuasanya sendiri
seperti sering diklaim oleh golongan Trinitarian. Yang Alkitabiah adalah:Yesus
DIBANGKITKAN oleh Allah. Allah-lah yang MEMBANGKITKAN Yesus!
NB: Penjabaran di atas hanya jawaban-jawaban
singkat. Untuk kajian yang lebih lengkap dan tak terbantahkan, silakan simak
buku: MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL.