Mu Kim Ni: Memilih Islam karena Kagum dengan Keharmonisan Keluarga Muslim
Ia melihat keluarga teman-temannya yang Muslim sangat harmonis menjalankan ajaran agama Islam dengan tekun. Alasan ini pula yang mendorongnya memeluk Islam. Namanya kemudian berganti menjadi Murniati Mukhlisin.
"Saya ingin memperbaiki keadaan keluarga dan memberikan contoh kepada keluarga terutama adik–adik, tentang makna sebuah keluarga," kata ibu dari Layyina Humaira Tamanni (11), Hayyan Hani Tamanni (9) dan Rayyan Ayman Tamanni (7) ini.
Namun bukannya didengar, ia malah diejek dan dicemooh. Namun, Ani tak terlalu mengambil hati dan tetap melakukan pendekatan pada keluarga.
Melalui seorang wartawan, Ani mendapatkan rekomendasi orangtua asuh dari PITI (Pembina Iman Tauhid Islam d/h Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). Ia diterima dengan hangat di keluarga Ustazah Qomariah Baladraf Teh Giok Sien di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Di Jakarta, Ani aktif mengikuti kegiatan kepemudaan Islam di Masjid Istiqlal dan di Yayasan H. Karim Oei, di Jl. Lautze. Secara ekonomi, ia juga mulai mandiri setelah diterima bekerja di sebuah bank swasta di Jalan Sudirman Jakarta. "Walau kadang sedih juga, karena harus melepas jilbab setiba di kantor, karena bank yang banyak memperkerjakan staf non-Muslim tidak memberikan izin berjilbab," katanya.
Walau jauh dari kampung halamannya, ia tetap memperhatikan keluarganya, yang saat itu belum sepenuhnya menerima keislamannya. Ani mengungkapkan, sejak kabur dari rumah, ia berusaha mengambil hati keluarganya. Berkirim kabar dan hadiah, salah satu upayanya.
Kerja keras wanita yang kini menjabat sebagai wakil ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia ini, membuahkan hasil. Mama dan beberapa adiknya luluh hatinya. Tak hanya merangkulnya kembali, belakangan mereka juga turut menganut Islam. Keinginannya pun terkabul: memiliki keluarga yang hangat dan saling mendukung.
Di sisi spiritual, Ani terus mengasah ilmu agamanya. Ia yang terpacu untuk terus mendalami Islam dengan melanjutkan kuliah di bidang akuntansi syariah setelah dua tahun bekerja di Jakarta. Ani berhasil melanjutkan kuliah di International Islamic Unviersity Malaysia dengan beasiswa dari sebuah perusahaan swasta di sana. Di sana pula Ani belajar Islam lebih insentif, termasuk belajar bahasa Arab.
Bekal keluwesannya dalam bergaul dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan Arab serta keaktifannya dalam organisasi, membuat Ani semakin mandiri. Bahkan, istri Luqyan Tamanni ini sudah mendapatkan pekerjaan bergengsi ketika belum selesai kuliah, di sebuah lembaga akuntan publik ternama di negeri Jiran itu.
Kini, perempuan yang sangat meminati kajian standar akuntansi keuangan syariah internasional ini, segera berangkat ke Inggris untuk melanjutkan kuliah strata tiga. ''Insya Allah dalam waktu dekat saya berangkat," katanya. Di Gloucestershire University, ia bakal menimba ilmu ekonomi syariah.
(Sumber: REPUBLIKA.CO.ID)
JAKARTA - Karena merindukan profil keluarga yang rukun dan damai, Mu Kim Ni, kabur dari rumahnya di Baturaja, Sumatera Selatan, tahun 1991. Saat itu, ia baru tamat SMA. Ani, begitu perempuan kelahiran 17 Oktober 1972 ini akrab disapa, menemukan kedamaian dan keharmonisan justru di dalam keluarga sahabat–sahabatnya yang dijumpai di rumah mereka saat belajar bersama semasa SMA.
Ia melihat keluarga teman-temannya yang Muslim sangat harmonis menjalankan ajaran agama Islam dengan tekun. Alasan ini pula yang mendorongnya memeluk Islam. Namanya kemudian berganti menjadi Murniati Mukhlisin.
"Saya ingin memperbaiki keadaan keluarga dan memberikan contoh kepada keluarga terutama adik–adik, tentang makna sebuah keluarga," kata ibu dari Layyina Humaira Tamanni (11), Hayyan Hani Tamanni (9) dan Rayyan Ayman Tamanni (7) ini.
Namun bukannya didengar, ia malah diejek dan dicemooh. Namun, Ani tak terlalu mengambil hati dan tetap melakukan pendekatan pada keluarga.
Melalui seorang wartawan, Ani mendapatkan rekomendasi orangtua asuh dari PITI (Pembina Iman Tauhid Islam d/h Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). Ia diterima dengan hangat di keluarga Ustazah Qomariah Baladraf Teh Giok Sien di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Di Jakarta, Ani aktif mengikuti kegiatan kepemudaan Islam di Masjid Istiqlal dan di Yayasan H. Karim Oei, di Jl. Lautze. Secara ekonomi, ia juga mulai mandiri setelah diterima bekerja di sebuah bank swasta di Jalan Sudirman Jakarta. "Walau kadang sedih juga, karena harus melepas jilbab setiba di kantor, karena bank yang banyak memperkerjakan staf non-Muslim tidak memberikan izin berjilbab," katanya.
Walau jauh dari kampung halamannya, ia tetap memperhatikan keluarganya, yang saat itu belum sepenuhnya menerima keislamannya. Ani mengungkapkan, sejak kabur dari rumah, ia berusaha mengambil hati keluarganya. Berkirim kabar dan hadiah, salah satu upayanya.
Kerja keras wanita yang kini menjabat sebagai wakil ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia ini, membuahkan hasil. Mama dan beberapa adiknya luluh hatinya. Tak hanya merangkulnya kembali, belakangan mereka juga turut menganut Islam. Keinginannya pun terkabul: memiliki keluarga yang hangat dan saling mendukung.
Di sisi spiritual, Ani terus mengasah ilmu agamanya. Ia yang terpacu untuk terus mendalami Islam dengan melanjutkan kuliah di bidang akuntansi syariah setelah dua tahun bekerja di Jakarta. Ani berhasil melanjutkan kuliah di International Islamic Unviersity Malaysia dengan beasiswa dari sebuah perusahaan swasta di sana. Di sana pula Ani belajar Islam lebih insentif, termasuk belajar bahasa Arab.
Bekal keluwesannya dalam bergaul dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan Arab serta keaktifannya dalam organisasi, membuat Ani semakin mandiri. Bahkan, istri Luqyan Tamanni ini sudah mendapatkan pekerjaan bergengsi ketika belum selesai kuliah, di sebuah lembaga akuntan publik ternama di negeri Jiran itu.
Kini, perempuan yang sangat meminati kajian standar akuntansi keuangan syariah internasional ini, segera berangkat ke Inggris untuk melanjutkan kuliah strata tiga. ''Insya Allah dalam waktu dekat saya berangkat," katanya. Di Gloucestershire University, ia bakal menimba ilmu ekonomi syariah.
(Sumber: REPUBLIKA.CO.ID)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar