Kelompok Kristen di negara bagian timur laut India, Nagaland, sangat resah dan sedang bekerja keras untuk memadamkan pesatnya pertumbuhan Satanisme setelah adanya laporan bahwa ribuan remaja anggota gereja telah beralih menjadi pemuja atau penyembah setan dalam beberapa bulan terakhir.
Kantor berita Vatikan Fides melaporkan bahwa lebih dari 3.000 anak muda "penyembah setan" telah diidentifikasi di ibukota Nagaland, di Kohima saja, seperti diberitakan Huffington Post, Selasa (9/7).
Kekuatan sebenarnya dari kelompok penyembah setan sulit untuk ditentukan, tetapi kelompok-kelompok seperti itu juga ada di kota terbesar Nagaland, yaitu Dimapur, dan mereka menggunakan situs media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk memperluas jaringan mereka, kata Rev Wati Longkumer, direktur Nagaland Missionary Movement, kelompok terbesar dari asosiasi Baptis dan gereja.
"Beberapa pemuda Kristen yang telah keluar dari kelompok penyembah setan memberitahu kami bahwa mereka menyebutkan adanya layanan setelah tengah malam di Kuburan korban perang Kohima dan lokasi lainnya, dimana mereka mengenakan kaos hitam dan dipanggil dengan julukan baru mereka," ungkap Longkumer.
Longkumer mengatakan, dia telah melihat formulir keanggotaan untuk kelompok yang menyebut dirinya Black Bulls dan mengundang anak-anak untuk menjadi bagian dari kelompok penyembah setan.
Organisasi Longkumer, merupakan bagian dari Nagaland Baptist Church Council, yang terdiri lebih dari 1.300 gereja, telah menetapkan departemen pemudanya untuk melakukan laporan rinci.
Lebih dari 90 persen dari Nagaland, 2 juta penduduknya beragama Kristen, dan sekitar tiga-perempat dari mereka mengidentifikasi diri sebagai Baptis.
Pendeta Ben Dang Toshi Longkumer, perwakilan berbasis di Nagaland dari Evangelical Fellowship of India (tidak ada hubungannya dengan Wati Longkumer), mengatakan bahwa orang tua dari anak-anak telah banyak menyatakan keprihatinan tentang anak-anak mereka yang meninggalkan rumah sekitar tengah malam.
"Kelompok penyembah setan telah jauh merubah sikap dan pandangan kaum muda, meskipun tidak ada aktivitas kriminal oleh mereka yang dilaporkan sejauh ini," katanya.
Pada bulan April, kelompok gereja di negara bagian ini melakukan perang salib untuk menyelamatkan anak-anak dari kelompok penyembah setan. Gereja Katolik Roma di Nagaland mengatakan pihaknya terkejut untuk belajar tentang fenomena ini dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok Protestan untuk menghadapinya.
Pendeta Zotuo Kiewhuo, pendeta senior dari Koinonia Baptist Church di Kohima, mengatakan, kultus ini menyebar seperti "api" karena krisis identitas di kalangan pemuda dari negara ini akibat korupsi, pemberontakan dan konflik intratribal.
-----
Pertanyaannya:
Kenapa Kristen tidak merasa resah dengan perkataan Yesus:
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Allah, Tuhanmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:10).
Sedangkan Kristen jelas telah melanggar ajaran Yesus karena menjadi penyembah orang yang dianggap sebagai Yesus, padahal bahkan kepada Iblis atau Setan pun Yesus memerintahkan untuk hanya menyembah kepada Allah, bukan menyembah Yesus.
Hm.. bisa jadi yang selama ini dianggap sebagai Yesus adalah juga Setan :)
Bahkan bila pun benar yang disembah Kristen adalah Yesus, maka tak sekalipun Yesus memerintahkan untuk menyembah dirinya. Yesus justru berulangkali menekankan untuk hanya menyembah kepada Allah, Tuhannya dan Tuhan kita semua. Hanya menyembah kepada Allah saja itulah yang disebut sebagai jalan lurus.
2 komentar:
tentang soal kata2 pembuka yg ada di blog ini , aku mau koreksi seharusnya menjadi seorang hamba itu bukan menjadi orang yg merdeka ttpi justru menjadi org yg DIJAJAH krn tdk memiliki hak apapun justru menjadi domba merupakan suatu kemerdekaan, kenapa ?? saya katakn domba merupakn binatang yg paling lemah yg ada di alkitab domba tdk bsa hidup dan tidur dgn nyenyak tanpa ada penjagaan dri gembala, coba byangkan bila domba tk ada gmbala iya tdk bsa tdur dgn nyenyak pd mlam hri krn sewaktu2 bsa mndapat serangan dri srigala dgn kta lain domba menjajdi seorang tawanan ( tdk merdeka ) justru dgn ada seorang GEMBALA yg dpt melindungi domba2 tsbt dri serigala dan dpt merdeka hidup dgn tenang . Jdi saya katakan MENJADI SEORANG DOMBA MERUPAKAN SUATU KEBERUNTUNGAN KARENA AMAN DALAM LINDUNGAN SANG GEMBALA DARI PADA MENJADI SEORANG HAMBA/BUDAK YG TK MEMILIKI HAK DALAM HIDUP
Terimakasih atas "koreksinya" :)
Namun sungguh justru saya sangat prihatin bila anda 'merasa bangga' menjadi seorang (?) domba. Dan istilah domba yang anda banggakan itupun sebenarnya merupakan salah paham tidak hanya anda seorang, tetapi bahkan bagi orang-orang kristen sedunia. (saya tak tega menuliskan disini) tapi anda akan paham bila membaca artikel ini:
http://ishamerdeka.blogspot.com/2013/06/domba-salah-paham-orang-kristen-sedunia.html
Adapun yang dimaksud gembala diatas adalah pendeta anda (bila anda sebagai jemaat bukan pendeta). Dan bila anda sebagai pendeta, maka saya pikir anda pun tak akan berkata begitu, karena ada kecenderungan para pendeta mulai menggunakan istilah sebagai hamba Tuhan, dan mulai meninggalkan sebutan yang dulu dibanggakan yakni sebagai gembala (meskipun masih banyak juga para pendeta yang bangga dengan istilah sebagai gembala para jemaatnya).
Dan setelah membaca link di atas, saya yakin anda tidak akan merasa bangga lagi dengan ayat 27-28 di Yohanes 10, karena memang tidak lagi tepat untuk anda, atau bagi siapapun yang non-yahudi.
Kemudian anda akan mengingat (kalau anda cukup mengerti Alkitab) bahwa justru Yesus mengajarkan agar siapapun yang merasa jadi pengikutnya haruslah hidup sebagai seorang hamba Allah, karena itulah kemerdekaan yang sejati menurut Yesus. Penjelasan lengkap beserta ayat Alkitab yang mendasarinya bisa anda baca dalam artikel ini: http://ishamerdeka.blogspot.com/2013/03/merdeka-dalam-kristus-vs-merdeka-dalam_14.html
Posting Komentar