Penantian panjang dari tokoh Yahudi ini akhirnya berbuah
sangat manis. Ia sangat gembira, begitu senang hati ketika mendengar kabar
bahwa orang yang sangat dirindukannya telah datang. Seketika itu pula ia yang
saat itu berada di atas pohon kurma bertakbir memuji kebesaran Allah Subhanahu
wa Ta'ala: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar!"
Pohon Kurma perfectkhan.blogspot.co.id |
Begitu antusias dan gembiranya membuat bibinya merasa heran,
dan ketika ia telah turun, bibinya berkata: "Semoga kamu akan kecewa.
Seandainya kamu mendengar kedatangan Musa bin Imran, niscaya kamu tak
bergembira seperti ini."
Ia menjawab: "Wahai bibi, demi Allah, dia adalah
saudara Musa bin Imran. Dia dibangkitkan membawa agama yang sama."
"Diakah Nabi yang kau ceritakan itu?" tanya
bibinya.
"Benar!" jawabnya.
Tanpa buang waktu lagi, ia bergegas menemui Rasulullah.
"Saya melihat kerumunan orang banyak di pintu rumahnya,
saya lewati kerumunan itu hingga berada didekatnya. Kalimat pertama yang aku
dengar adalah: 'Wahai manusia, Sebarkan salam. Beri makan orang yang kelaparan.
Shalatlah di tengah malam, ketika orang banyak sedang tidur nyenyak. Pasti engkau
masuk surga dengan bahagia!'"
"Saya menghampiri beliau, mengamati dirinya dari dekat
secara seksama dan diyakinkan oleh wajahnya bukanlah seorang pendusta, lalu
saya lebih mendekatinya dan menyatakan keimanan."
Ia segera menerima risalah yang disampaikan oleh Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Mengimani dalam hatinya dan mengakui dengan lisannya,
mengucap kalimat: Laa ilaaha illallaah, Muhammadur Rasulullah (Tiada ilah/
sesembahan yang benar untuk diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah Utusan
Allah untuk seluruh manusia melalui risalah agama Islam).
Siapakah dia ?
Ya, dia adalah Husayn ibnu Salam. Ia seorang pendeta Yahudi/ rabbi yang tersohor di
Yastrib/ Madinah. Ia juga dikenal jujur dan baik hati, sehingga disegani, dihormati
oleh penduduk Madinah baik yahudi maupun bukan.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan: "Ketika Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam tiba di Madinah, datanglah Abdullah bin Salam kepada beliau
lantas berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah dan engkau
datang membawa kebenaran. Orang-orang Yahudi mengetahui bahwa aku adalah pemuka
mereka dan anak dari pemimpin mereka –ayahnya adalah termasuk pemuka Yahudi.
Mereka mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling tahu diantara mereka dan
putra orang yang paling tahu di antara mereka. Panggil dan tanyailah mereka
[tentang diriku] sebelum mereka mengetahui bahwa aku telah memeluk Islam.
Karena, jika mereka mengetahui bahwa aku telah memeluk Islam, mereka tidak akan
mengatakan sebenarnya tentang diriku."
Husayn ibnu Salam hidup berkecukupan, bahagia dan sangat
menghargai waktu. Ia membagi waktunya dalam tiga bagian. Sepertiganya di kuil/ sinagog
untuk beribadah. Sepertiga lainnya di kebun untuk merawat tanaman, dan lainnya
lagi untuk membaca Taurat dan mengajarkan kepada orang lain.
Setiap kali menemukan ayat Taurat yang mengabarkan tentang
kedatangan seorang Nabi di Madinah, ia selalu membacanya berulang-ulang dan
merenunginya. Dipelajarinya lebih mendalam tentang sifat-sifat dan ciri-ciri
nabi yang ditunggu-tunggunya itu. Ia sangat gembira ketika mengetahui orang
yang ditunggunya itu telah lahir dan akan hijrah ke Madinah. Karena itu ia
selalu berdoa agar Allah memanjangkan umurnya supaya bisa bertemu dengan Nabi
yang ditunggu-tunggu untuk mengikuti risalahnya.
Alhamdulillah! Allah mengabulkan doanya.
Dan ia telah menerima risalah Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam. Saat itu pula Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
mengganti namanya dengan yang lebih baik.
Rasulullah menanyakan: "Siapa namamu?"
"Husayn bin Salam," jawabnya.
"Mestinya Abdullah bin Salam," ujar Rasulullah untuk
mengganti namanya dengan yang lebih baik.
"Saya setuju!" jawab Husayn. "Demi Allah yang
mengutus engkau dengan benar, mulai hari ini saya tidak ingin lagi memakai nama
lain selain Abdullah bin Salam."
Setelah itu Abdullah bin Salam mengenalkan Islam pada
seluruh keluarganya, termasuk bibinya, Khalidah binti Harits yang saat itu
sudah lanjut usia. Mereka semua menerima ajakannya. Abdullah bin Salam meminta
keluarganya untuk sementara waktu merahasiakan keislaman mereka dari kaum
Yahudi sampai saat yang tepat.
Beberapa waktu kemudian, ia kembali menemui Rasulullah dan
berkata: "Wahai Rasulullah! Orang-orang Yahudi itu cenderung suka mencela
orang dan berkata dusta, saya mohon engkau mengundang orang paling terpandang
dan berpengaruh di antara mereka supaya menemui engkau. Selama pertemuan itu
nanti, aku mohon engkau sembunyikan aku pada satu bilik rumah engkau. Lalu
tanyakan pada mereka tentang bagaimana status saya selama ini di antara mereka
sebelum mereka tahu bahwa saya sudah masuk Islam. Cobalah ajak mereka masuk
Islam. Bila mereka tahu saya sudah masuk Islam niscaya mereka akan mencari-cari
kesalahan saya, menuduh bahwa saya sepenuhnya salah dan menjatuhkan nama baik
saya."
Pertemuan tersebut pun berlangsung. Rasulullah
menyembunyikan dia di salah satu ruangan rumahnya.
Beberapa orang Yahudi terpandang dan berpengaruh hadir.
Rasulullah mengenalkan Islam kepada mereka dan menghimbau mereka supaya menjadi
Muslim. Rasulullah mengingatkan mereka tentang ayat-ayat Al-Qur'an dan mengajak
mereka masuk agama Islam. Mereka bertukar argumen.
Ketika Rasulullah menyadari bahwa mereka tidak memiliki
kecenderungan kepada Islam, beliau menanyakan kepada mereka: "Bagaimanakah
kedudukan Husayn bin Salam di antara kalian?"
Mereka menjawab: "Dia adalah sayyid (pemimpin) kami dan
putra dari sayyid kami. Dia adalah rabbi dan alim ulama kami, putranya rabbi
kami yang alim."
Rasulullah SAW: "Bila seandainya kalian mengetahui dia
telah masuk Islam, apakah kalian akan mengikutinya?"
"Tidak mungkin! Tidak mungkin dia akan masuk Islam.
Kami berlindung kepada Allah, tidakmungkin dia masuk Islam. Semoga Allah
mencegahnya dari masuk Islam," jawab mereka terkejut.
"Saat itu juga saya keluar menghampiri mereka dengan
sedekat-dekatnya dan mengatakan: "Wahai orang-orang Yahudi, bertakwalah
kepada Allah. Terimalah risalah yang dibawa Muhammad. Demi Allah sesungguhnya
kalian sudah mengetahui bahwa Muhammad itu benar-benar utusan Allah. Demi
Allah, kalian semua pasti mengetahui bahwa dia itu Rasulullah dan kalian bisa
menemukan tanda kenabian pada dirinya, tersebutlah namanya dan sifat-sifatnya
dalam kitab Taurat kalian. Demi Allah, saya mengakui Muhammad adalah
Rasulullah. Saya beriman kepadanya dan membenarkan segala ucapannya."
"Kamu pendusta!" teriak mereka, "Demi Allah,
kamu memang mahluk tercela dan tak berarti apa-apa, seburuk-buruk manusia dan
tak berguna!" Mereka terus mencela dengan kata-kata yang merendahkan.
Kemudian mereka meninggalkan tempat pertemuan.
"Engkau lihat, wahai Rasulullah. Orang-orang Yahudi itu
pendusta dan sesat. Mereka tidak mau mengakui kebenaran walaupun ada di depan
mata," ujar Abdullah bin Salam.
Al-Qur'an
mengabadikan kejadian tersebut dalam suatu ayat:
"Katakanlah,
"Terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya (Al-Qur'an)
ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya, padahal ada seorang saksi dari
bani Israil* yang mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam)
Al-Qur'an lalu dia beriman, sedangkan kamu menyombongkan diri. Sungguh Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al Ahqaf/
46:10).
Yang dimaksud dengan *seorang saksi
dari bani Israil tersebut adalah Abdullah bin Salam.
Keislaman Abdullah bin Salam ini juga
merupakan salah satu bukti bahwa meskipun Taurat telah diubah, namun masih ada
penjelasan yang cukup di dalamnya (yaitu bagi orang yang mau berpikir dengan
jernih) tentang kebenaran Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan
risalahnya yaitu agama Islam.
Abdullah
bin Salam sebagai orang yang pintar diantara para ahli kitab
(Yahudi ataupun Nasrani), memang sangat pantas untuk memperoleh hidayah Islam,
mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW. Hal ini telah dinyatakan oleh Allah SWT:
"Tetapi orang-orang yang
ilmunya mendalam di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman
kepada (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu
(Muhammad), dan kepada kitab-kitab yang diturunkan sebelummu; begitu pula
mereka yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Kepada mereka itulah akan Kami berikan pahala yang besar. Sesungguhnya Kami memberikan wahyu
kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya,
dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub
dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur
kepada Dawud." (QS. An-Nisaa/ 4: 162-163).
Abdullah
bin Salam termasuk diantara orang-orang yang telah dijamin langsung masuk
surga.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Yazid bin Umar bahwa ia
berkata: "Ketika kematian hendak menjemput, Mu'adz bin Jabal dimintai
untuk menyampaikan wasiat. Maka, ia berkata, "Carilah ilmu kepada Abu
Darda, Salman al-Farisi, Ibnu Mas'ud, dan Abdullah bin Salam yang dahulunya
seorang Yahudi lalu masuk Islam, karena aku mendengar Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Abdullah bin Salam adalah orang
kesepuluh dari sepuluh orang yang langsung masuk surga."
Sungguh, Abdullah bin Salam menjadi orang yang sangat
beruntung!
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar