JAKARTA-Pidato mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Hasyim Muzadi beredar luas melalui pesan berantai BlackBerry Messenger dan media sosial seperti Facebook dan blog.
Pidato yang heboh itu berisi pandangan mantan pemimpin organisasi
Islam terbesar di Indonesia itu mengenai sejumlah isu kontroversial
seperti Ahmadiyah, toleransi antarumat beragama, Gereja Yasmin, Lady
Gaga, Irshad Manji, dan perkawinan sejenis.
"Pidato itu beredar di seluruh jagad raya. Saya dapat (pesan
berantai) dari mana-mana," kata Ali Mukhtar Ngabalin, Ketua Umum Badan
Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Senin
(4/6/2012), kepada TRIBUNnews.com.
TRIBUNnews.com, yang menerima beberapa pesan berantai itu pagi ini,
coba menelusuri di Google dengan kata kunci "pidato Hasyim Muzadi".
Beberapa halaman akun Facebook dan blog memuat pidato Hasyim tersebut, yang isinya persis sama dengan pesan berantai di BBM.
Hasyim Muzadi sendiri telah mengonfirmasikan isi pidato ini.
Berikut selengkapnya isi pesan BBM mengenai pidato Hasyim Muzadi:
KH. Hasyim Muzadi, Presiden WCRP (World Conference on Religions
for Peace) & Sekjen ICIS (International Conference for Islamic
Scholars) & Mantan Ketua Umum PBNU tentang tuduhan INTOLERANSI agama di
Indonesia oleh Sidang PBB di Jeneva:
"Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan
tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu,
pasti karena laporan dari dalam negeri Indonesia. Selama berkeliling dunia, saya
belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia.
Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah AHMADIYAH, memang karena
Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan
stempel Islam dan berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah
merupakan agama tersendiri, pasti tidak dipersoalkan oleh umat Islam.
Kalau yang jadi ukuran adalah GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali
kesana, namun tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang
Yasmin menjadi masalah nasional & dunia untuk kepentingan lain daripada
masalahnya selesai.
Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di
Jawa pendirian gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian masjid juga
sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. ICIS selalu melakukan
mediasi.
Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yg
ingin tata nilainya dirusak, kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya
sendiri untuk kebanggaan Intelektualisme Kosong ?
Kalau ukurannya HAM, lalu di Papua kenapa TNI/ Polri/ Imam Masjid
berguguran tidak ada yang bicara HAM ? Indonesia lebih baik toleransinya dari
Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dari
Perancis yg masih mempersoalkan Jilbab, lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia, yang tidak menghormati agama, karene disana ada UU Perkawinan Sejenis. Agama mana yang memperkenankan perkawinan sejenis ?!
Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus
sadar dan tegas, membedakan mana HAM yang benar (humanisme) dan mana yang
sekedar Westernisme".
* * * * * * *
Salut untuk anda wahai Bapak Hasyim Muzadi. Semoga Allah Ta'ala memuliakan anda, selalu memberi rahmat kepada anda beserta keluarga!
Wassalam
Isha Merdeka
* * * * * * *
Salut untuk anda wahai Bapak Hasyim Muzadi. Semoga Allah Ta'ala memuliakan anda, selalu memberi rahmat kepada anda beserta keluarga!
Wassalam
Isha Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar