Seorang Muslim Indonesia Menginjak-injak Bayi Orang Kristen

Fitnah sangat keji anti Islam & Indonesia

In the former Dutch colony of Indonesia, a Muslim man is shown trampling the child of Christian parents. 

Seperti itulah para pembuat fitnah menamai foto tersebut. 

Di bekas koloni Belanda yakni di Indonesia, seorang pria Muslim tampak sedang menginjak-injak anak dari orang tua Kristen

Di atas tulisan tersebut terpampang secara jelas, sangat sadis seorang laki-laki dewasa tengah berdiri di atas tubuh anak sangat kecil/ bayi. Kaki kanan di bagian leher bayi kurus kurang gizi dan sangat malang tersebut, sedang kaki kiri di bagian perut/ pangkal paha, dimana bayi tersebut dalam posisi terlentang.

Foto tersebut disisipkan untuk artikel yang sebenarnya sangat tidak relevan bahkan kejadiannya pun sebenarnya sudah basi, sangat lama yaitu 4 tahun yang lalu di Belanda dan telah diselesaikan dengan baik, tetapi pembuat artikel sengaja menutupi masa kejadiannya, sehingga terkesan seolah-olah baru saja terjadi, yang dimunculkan kembali, tentu saja untuk memicu sentimen anti Islam.

Inilah fitnah sangat keji mereka (*khusus dewasa: klik atau buka gambar di tab baru untuk memperbesar/ original size).

• Pada situs yang sangat anti Islam, yakni Atlas Shrugs [1].

 

• Pada situs Bare Naked Islam, situs yang sejalan dengan Atlas Shrugs, yaitu sama-sama memusuhi Islam [2].

 

• Pada situs alertadigital, yang menjadi sumber artikel dua situs tersebut [3].

Pada situs kedua (BNI) di atas, alinea pertama diawali dengan kata-kata yang cukup provokatif, yaitu:

Untuk mendukung multikulturalisme, para guru Belanda di Amsterdam membentuk sebuah grup dari anak-anak sekolah usia 10-tahunan, untuk mengunjungi sebuah masjid dalam rangka untuk mengajar mereka rasa hormat dan pemahaman bagi semua budaya yang ada. Selama kunjungan, direktur masjid di Mouchidine mengatakan bahwa "Islam menganggap semua non-Muslim adalah anjing." (ditulis dengan format huruf besar berwarna hijau).

Bahkan pada situs pertama (Atlas 'Drugs'), sebelum mengutip BNI di awali terlebih dahulu dengan kata-kata yang sangat provokatif:

Pemberitaan dan sanksi dari para elit politik terhadap ideologi mengerikan yang mereka punyai, tidak ada. Ini adalah media perjudian dan para pembela Islam lebih mengerikan daripada orang-orang Muslim yang taat. Mereka yang taat hanyalah mengikuti perintah-perintah agama mereka. Tetapi para intelektual Barat dan media menjadi keledai yang sukarela, dengan senang hati menutupi para kanibal dan ideologi yang paling radikal dan ekstrim di muka bumi ini.

Pemimpin masjid tidaklah salah. Hal itu ada dalam Alquran: Allah mengutuk orang-orang Yahudi dan mengubah mereka menjadi kera dan babi.

Obama mengatakan, "hormatilah!"

Selanjutnya situs Atlas 'Drugs' mengutip apa yang ada di BNI dan BNI mengutip alertadigital.

Adapun alertadigital menulis artikel dengan judul: Las autoridades holandesas consideran "un inapropiado incidente" que el director de una mezquita compare a los niños "no musulmanes" con los perros (Otoritas Belanda menganggap "insiden tidak pantas" bahwa direktur sebuah masjid membandingkan anak-anak "bukan Muslim" dengan anjing)

Anehnya artikel itu di awali dengan foto tersebut yang diberi caption yang juga sangat menghujat, merendahkan Indonesia dan Islam, demi untuk kepentingan Kristen. Un indonesio de religión musulmana pisotea a un niño de padres cristianos (Seorang Muslim Indonesia menginjak-injak anak dari orang tua Kristen).

Bahkan di alinea ketiga berisi hujatan, kebodohan, miskonsepsi tentang Islam:

¿Qué esperaban estos pánfilos de una ideología que lapida adúlteros, que considera que el testimonio de una mujer vale la mitad que el de un hombre, que trata a las mujeres como a objetos y que permite la pederastia y los matrimonios con niñas? ¿Qué esperaban de esta ideología que decapita "brujas" (la última fue hace unos días en Arabia), que castiga con la muerte a los apóstatas, que considera ciudadanos de segunda clase a los no musulmanes? Si en Europa hubiera un nutrido grupo de caníbales (cultura que persiste aún hoy en algunas partes del mundo), ¿qué compresión y qué respeto podrían enseñar hacia ella? ¿Lecciones de "cocina alternativa", tal vez?

Dan ketiga situs tersebut secara seragam mengakhiri artikelnya dengan kalimat:

Orang tua yang marah telah menulis untuk surat kabar De Telegraaf untuk mengatakan bahwa mereka terkejut dengan reaksi dari sekolah. "Sekolah ini ingin untuk meredam permasalahan tersebut seminimum mungkin. Inilah masalahnya, "kata seorang ibu. "Kita hidup di sebuah masyarakat di mana kritik sedikit saja terhadap ideologi Islam dianggap rasisme, hasutan untuk kebencian dan Islamofobia." (dari kata 'kita hidup' hingga akhir kalimat di bold)

Tentu saja kalimat terakhir itu hanyalah karangan dari si pembuat artikel yang sangat anti Islam, karena berita basi yang disalahgunakan dan dijadikan sumber hujatan terhadap umat Islam melalui tulisan mereka tidak sedikit pun menuliskan hal tersebut.

Moskee noemt ongelovigen 'honden' 

di 08 apr 2008, 05:30  
door onze redactie

Wat een leerzaam schooluitje naar een moskee had moeten zijn

De stomverbaasde kinderen uit groep 7b en hun begeleiders kregen van de voorzitter van de moskee El Mouchidine in stadsdeel Osdorp te horen dat ongelovigen 'honden' zijn. De multiculturele school organiseert in het kader van het project Geestelijke Stromingen uitjes naar diverse religieuze instellingen, omdat de directie het van belang acht dat de leerlingen de achtergronden van de diverse geloven meekrijgen. 

In een brief aan de ouders laat de school weten het voorval te betreuren: "Wij zijn geschokt dat de voorzitter van de moskee tijdens de rondleiding tegenover de kinderen en begeleidende ouders uitsprak dat ongelovigen honden zijn. Deze uitspraak is voor ons onacceptabel, aangezien wij onze kinderen aan dit project deel laten nemen om respect te ontwikkelen voor een vrije godsdienstkeuze." 

De directie van de school heeft inmiddels de moskee aangesproken op het ongewenste gedrag van de voorzitter. Beide partijen willen er verder niets over kwijt. "We komen er samen wel uit en ik heb helemaal geen zin om dit met De Telegraaf te bepreken", zegt Mariët ten Berge van de schooldirectie. "We zijn vaker in de moskee geweest en dat ging altijd goed." [link]

Bahkan bila sumbernya adalah Bulletin Berita NIS (09/04/08) -pun di kalimat terakhir pada paragraf terakhir (kelima) hanya menuliskan: 

"The school wishes to play this down. That is precisely the problem", as one mother commented.

Lantas, apakah sebenarnya foto tersebut?

Foto tersebut adalah suatu praktek pengobatan seorang dukun bernama Jamun Yadav (50) dari negeri Hindustan, India. Dia percaya bahwa ia dapat mengobati berbagai penyakit dengan berdiri di atasnya. Sambil berdiri diatasnya, ia berseru "Jai-Ho" (mirip vokalisasi 4 huruf...?). Yadav beragama Hindu, tetapi orang Hindu pun menganggap hal tersebut adalah sesat, karena itu dukun tersebut telah ditangkap, pada bulan Desember 2009.

Holy mans amazing feet

A bizarre holy man has been arrested on child torture charges after horrified parents found him stamping on their youngsters' throats to cure them of colds. Self-proclaimed demi-god Jamun Yadav, 50, told police his holy Hindu powers allowed him to transfer divine energy from the soles of his feet. He said the amazing feets of magic allowed him to fight all illnesses in Katihar, eastern India. "This is scandalous and we have arrested him. The parents didn't know just what his treatment involved when they agreed to it," said police spokesman Santosh Singh. "He claims he needs no defence in court because he speaks for God. So it should be an interesting trial," he added.

link

link

Artikel-artikel sejenis dapat dilihat di:

1. Indian Today: Bihar's child-trampling godman arrested (Dec-16-2009)
2. Forum.goregrish.com: pics-indian-witchdoctor-stands-on-children
3. Bila masih belum puas, googling saja dengan kata kunci, Jamun Yadav 

Lantas, bagaimana dengan kata "anjing"?

Adapun kata "anjing" sebagai perumpamaan bagi orang kafir, memang terdapat dalam Al-Qur'an (QS.7 Al-Araf 176). Tetapi sayangnya ketua masjid El Mouchidine di distrik Osdorp Belanda, saat itu mengatakannya pada momen yang sangat tidak tepat (bila berita itu tepat sesuai terjadinya insiden tersebut).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya:)

"Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir."

Dan memang perumpamaan tersebut sangat buruk, tetapi perumpamaan yang merupakan firman dari Allah Ta'ala, Tuhan Pencipta Seluruh Alam Semesta, tersebut memang pantas karena diri mereka sendirilah yang berbuat zalim.

Sangat buruk perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami; mereka menzalimi diri sendiri. (QS. 7 Al-Araf: 177)

yaitu menolak kebenaran Islam, padahal telah sangat jelas jalan yang benar dengan jalan yang sesat!

... sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut (yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 2 Al-Baqarah: 256).

Jadi, sangat berbeda dengan istilah "anjing" yang disebutkan dalam Alkitab yang bersifat rasisme, seperti yang dikisahkan oleh penulis surat Markus 7: 27 dan Matius 15: 26. 

Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."  Tetapi perempuan itu (Kanaan? atau Yunani bangsa Siro-Fenisia: Markus 7:26) mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." (Matius 15:24-26).

Semoga Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai seorang Muslim dan Presiden Republik Indonesia, berkenan meluangkan sedikit waktunya membela umat Islam dan kehormatan bangsa Indonesia.

Semoga Scot Marciel (62)(21) 3435-9000, selaku Duta Besar Amerika dan Rafael Conde de Saro (62)(21) 314 2355, selaku Duta Besar Spanyol, segera pulang ke negaranya masing-masing untuk mengatasi fitnah sangat keji tersebut.

Semoga blogspot tidak menutup blog saya karena memberitakan fakta ini, sedangkan fitnah tersebut telah marak di jejaring sosial khususnya dunia Christendom (bisa dilihat dari banyaknya share dari artikel yang memfitnah umat Islam dan Indonesia tersebut, dan efeknya pun sangat negatif bahkan mengerikan, terlihat dari berbagai komentar pada artikel fitnah tersebut).

Wassalam

Isha Merdeka

Artikel penting lainnya: Akar Terorisme