KENYA - Para wartawan investigasi pada pekan lalu menayangkan berita tentang
pendeta
Njoroge yang membayar sejumlah pelacur untuk memberikan kesaksian palsu tentang
bagaimana mereka telah disembuhkan dan menerima mukjizat setelah di doakan
oleh
pendeta. Beberapa
'aktor' pelacur yang dikontrak maju untuk mengekspos Njoroge setelah tenggat
waktu pembayaran gagal dipenuhi pendeta atas transaksi itu sebagaimana
kesepakatan awal yang telah disepakati.
Pelacur yang namanya Ester Mwende mengatakan, ia bertemu pendeta Michael Njoroge di Embakasi Fire Ministries yang mendekatinya sebagai pelanggan. Pendeta mengunyah buah terlarang dan kemudian memulai sebuah misi untuk menipu para pengikutnya. Lihat kisahnya ...
Sementara televisi mengekspos dia dalam menggunakan cara yang tidak bermoral untuk merayu jemaat, pada saat yang sama pendeta Michael Njoroge juga mengancam dua wartawan yang meliput hal tersebut. Dalam khotbah di gerejanya kemarin, pendeta gereja Fire Ministries memperingatkan bahwa dua wartawan NTV-Mohamed Ali dan Ferdinand Omondi-akan "makan rumput" pada waktunya. "Hao waandishi wa Habari wataona na watajua hata Sisi ni wakenya" (Mereka wartawan akan melihat dan mereka akan tahu bahwa kami juga orang Kenya), kata seorang tetua gereja yang menolak disebutkan namanya.
Sementara televisi mengekspos dia dalam menggunakan cara yang tidak bermoral untuk merayu jemaat, pada saat yang sama pendeta Michael Njoroge juga mengancam dua wartawan yang meliput hal tersebut. Dalam khotbah di gerejanya kemarin, pendeta gereja Fire Ministries memperingatkan bahwa dua wartawan NTV-Mohamed Ali dan Ferdinand Omondi-akan "makan rumput" pada waktunya. "Hao waandishi wa Habari wataona na watajua hata Sisi ni wakenya" (Mereka wartawan akan melihat dan mereka akan tahu bahwa kami juga orang Kenya), kata seorang tetua gereja yang menolak disebutkan namanya.
Kemarin gereja juga melakukan pengamanan ketat, seperti beberapa pengunjung muda diperiksa saat memasuki gereja dan melarang setiap orang yang membawa kamera. Kenya selama beberapa tahun terakhir mengalami 'ledakan' pendirian sejumlah gereja baru seiring dengan kekhawatiran bahwa beberapa orang menggunakan gereja untuk memperkaya diri sendiri dengan mengambil keuntungan dari orang Kristen yang memang mudah tertipu. Dengan kemudahan penggunaan ponsel untuk transfer uang, televangelis dan pendeta lainnya sering kali membuat nomor Mpesa untuk mengumpulkan uang dari orang yang percaya dengan mengatakan bahwa itu akan digunakan untuk proyek-proyek gereja dan penyebaran perkataan untuk memastikan lebih banyak orang mendapatkan keuntungan dari 'mukjizat'. [aaf].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar