Para misionaris dan apologet Kristen mengharuskan bahwa ayat Ulangan (18:18), adalah nubuat tentang Yesus. Harus percaya bahwa Yesus adalah seorang Nabi besar yang sama seperti Nabi Musa. Suatu keharusan yang tidak boleh ditolak oleh orang Kristen sedunia, karena sudah dituliskan "penggenapannya" dalam Kisah Para Rasul (3:22):
"Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu."
Karena itu, mereka melakukan segala rasionalisasi untuk mendukung klaim tersebut, yang berujung pada kata "harus percaya". Harus percaya pada apa yang ditulis oleh orang yang mengarang kitab Kisah ini, yang membuka tulisannya dengan: "Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kisah 1:1).
Disisi lain, orang Kristen sedunia juga harus percaya bahwa Yesus mati disalib. Suatu hal yang harus diterima dengan patuh, dengan iman (sola fide), dengan persetujuan total, tanpa protes apapun; sebagai suatu dogma. Suatu dogma soterilogi salib, yang tanpa mempercayai dogma ini, maka tidak akan ada harapan "keselamatan" bagi orang Kristen, karena inilah satu-satunya jalan, suatu tiket gratis (sola gratia) untuk masuk surga menurut yang diajarkan oleh Paulus.
Nah, keyakinan Kristen ini justru sangat dilematis. Suatu keyakinan yang tidak menentramkan apalagi menyehatkan jiwa, suatu dilema kronis sampai keriput dan maut. Ini karena membuka peluang adanya pemikiran bahwa kematian (dari orang yang dianggap sebagai) Yesus bisa saja sebagai konsekuensi dari ayat Ulangan (18:20).
Tetapi mungkin pula ada sanggahan, karena bahkan banyak pula yang benar-benar sebagai Nabi (bukan Nabi palsu) yang juga dibunuh oleh Yahudi (yang karena hal ini menjadikan Yahudi dikenal sebagai bangsa pembunuh para Nabi).
Untuk hal ini, maka apakah Nabi-nabi lain setelah Nabi Musa dan sebelum Nabi Yesus yang dibunuh oleh orang-orang Yahudi itu dianggap sebagai Nabi besar yang sama seperti Nabi Musa? Tentu saja tidak!. Mereka hanya sama seperti Musa yakni sama-sama sebagai Nabi yang memberi peringatan pada kaumnya untuk mentaati perintah Allah, untuk hanya menyembah Allah saja; tetapi mereka tidak sebesar Nabi Musa, bahkan jauh lebih kecil dari Nabi Daud maupun Nabi Sulaiman (Solomo), meskipun mereka semua adalah orang-orang pilihan Tuhan.
Oleh karena itu, bagaimanapun juga, keyakinan Kristen ini adalah sangat dilematis. Tidak menentramkan apalagi menyehatkan jiwa, kecuali mengobatinya bahwa Yesus adalah Nabi besar seperti Nabi Musa karena Yesus juga selamat dari makar yang memusuhinya. Sama seperti Musa selamat dari Fira'un, Yesus juga selamat dari konspirasi jahat Yahudi dan Romawi. Musa membelah lautan, Yesus membelah awan, terbang ke langit tanpa disalibkan apalagi kematian.
Keduanya juga sama-sama tidak sepenuhnya berhasil mengemban misi ilahi. Nabi Musa 'alaihi salam gagal memasuki tanah terjanji, Nabi Yesus gagal membentuk Kerajaan Allah. Oleh karena itu, Nabi Musa memerlukan parakletos Yosua; dan Nabi Yesus/ Isa 'alaihi salam membutuhkan parakletos Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
> Siapakah Nabi Seperti Musa?
> Nabi Muhammad Roh Kebenaran dan Parakletos selain Yesus!