Yahudi, Bangsa Pembunuh Para Nabi


Dalam Al-Qur'an, selain banyak disebut keutamaan bani Israil atau secara umum sebut saja sebagai bangsa Yahudi, juga dikatakan bahwa salah satu sifat buruk mereka adalah kebiasaan membunuh para Nabi, utusan Allah yang tidak sesuai selera mereka.

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada 'Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus . Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (Al-Baqarah 87).

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah", mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?" (Al-Baqarah 91).


Kemudian para Islamophobik yang biasanya juga sebagai pemuja zionis, mengklaim hanya dalam Al-Qur'an atau Islam saja yang menyebutkan keburukan Yahudi tersebut.

Adapula yang dengan naif mengajukan pertanyaan siapa Nabi yang di bunuh itu? padahal yang bertanya adalah tukang debat, apologet Kristen! Apakah mereka lupa dengan 'imannya', tidak mengetahui isi Alkitabnya!? Atau hanya sekedar untuk memperpanjang persoalan, bukan untuk mencari kebenaran!?

Bila apologet ini jujur, dan terutama para Islamophobik tidak membabi buta menjilat pantat zionis, tentu mereka akan membaca, meneliti Alkitab. Sehingga mereka akan menemukan ayat-ayat ini:

Matius 23: 
(29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. ( 32) Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! 

(33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? (34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, (35) supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. (36) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!" 

(37) "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (38) Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. (39) Dan aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan!"

Itu semua adalah penilaian, peringatan dan pesan Tuhan yang disampaikan oleh Yesus kepada mereka. Suatu hal yang dibenarkan, dikonfirmasi dalam berbagai ayat-ayat Al-Qur'an.

Nabi Zakaria hanyalah satu diantara yang dibunuh oleh mereka. Yesus sendiri pun hampir menjadi korban kejahatan mereka, padahal sangat banyak nubuat dalam Alkitab tentang Yesus sebagai Nabi, sebagai Mesias mereka.

Yesus sudah dari awal menyatakan bahwa mereka berusaha membunuhnya. Bukan sebagai kemauan apalagi kerelaan dari Yesus untuk mati muda, dalam rangka penebusan dosa mereka. Tetapi semata-mata karena mereka tidak mau menerima kebenaran, tidak mau mentaati perintah-perintah Allah. Mereka lebih suka mempercayai tradisi mereka yang sudah menyeleweng jauh dari kebenaran, sebagai orang-orang munafik.


Yohanes 8:  
(37) "Memang aku tahu kalian ini keturunan Abraham. Namun kalian mau membunuh aku, karena kalian tidak mau menerima pengajaran-ku. (38) Apa yang kulihat pada Bapa-ku, itulah yang kukatakan. Sedangkan kalian melakukan apa yang diajarkan bapakmu kepadamu." (39) Mereka menjawab, "Bapak kami ialah Abraham." "Sekiranya kalian betul-betul anak Abraham," kata Yesus, "pastilah kalian melakukan apa yang dilakukan oleh Abraham. (40) Aku menyampaikan kepadamu kebenaran yang kudengar dari Allah, tetapi kalian mau membunuhku. Abraham tidak berbuat seperti itu!

(44) Iblislah bapakmu, dan kalian mau menuruti kemauan bapakmu. Sedari permulaan Iblis itu pembunuh. Ia tidak pernah memihak kebenaran, sebab tidak ada kebenaran padanya. Kalau ia berdusta, itu wajar, karena sudah begitu sifatnya. Ia pendusta dan asal segala dusta. (45) Tetapi aku mengatakan kebenaran, dan karena itulah kalian tidak percaya kepada-ku.

Matius 23: 27-29
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh.


Tetapi, akhirnya... 
Yahudi merasa telah berhasil membunuh Yesus

Dan umat Kristen dalam sudut pandang yang berbeda, mengikuti pandangan Paulus terhadap Yesus, menganggap terbunuhnya "Yesus" sebagai tiket gratis menuju surga. Merasa telah merdeka dalam Kristus!

Hal tersebut sama saja dengan bergembira, mensyukuri, mensakralisasi tindakan barbar, dari orang-orang munafik, pembunuh para Nabi, para keturunan ular beludak, anak-anak iblis, terhadap orang yang harus diyakini tak berdosa, orang suci, bahkan sebagai "Tuhan".

Hm... tentu saja ini adalah keyakinan yang sungguh menyakitkan nurani bagi orang-orang yang dahaga dengan kebenaran.


Isha Merdeka 

Tidak ada komentar: