Hebat! Erdogan, Tegas Menolak Tekanan dari Kongres AS terkait Komentarnya tentang Zionisme

Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoğlu pada hari Kamis menanggapi surat yang ditandatangani oleh 89 anggota Kongres AS yang mendesak Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan untuk menarik kembali pernyataannya yang menggambarkan Zionisme sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, mengatakan bahwa "batu tulis bersih Turki dalam menolak anti-Semitisme tidak dapat dipertanyakan." 

Turkish Foreign Minister Ahmet Davutoğlu speaks at a joint press conference with his Romanian counterpart, Titus Corlatean (not pictured), in Ankara. (Photo: AA, Mahmut Serdar Alakuş)
Menteri luar negeri juga menegaskan kritik terhadap apa yang ia sebut sebagai ekspansionis Israel dan kebijakan agresif di wilayah tersebut. "Posisi kami jelas, kami menentang anti-Semitisme," katanya dalam konferensi pers dengan mitra Rumania nya, Titus Corlatean, Kamis.  

Davutoğlu menambahkan bahwa Turki telah menjadi pelabuhan yang aman bagi komunitas Yahudi dalam 600 tahun terakhir, sementara di Eropa menderita dalam ghetto dan Holocaust. "Kami akan menjaga pintu kami terbuka untuk setiap masyarakat yang menghadapi tantangan dalam hal hak asasi manusia," kata menteri luar negeri Turki. Davutoğlu juga memperingatkan bahwa tak seorang pun harus mencoba untuk menodai catatan yang bersih dari Turki dan berusaha untuk menyetujui sikap agresif Israel.  

Surat dari Anggota Kongres AS kepada PM Erdogan meminta untuk menarik kembali pernyataannya dimana ia menyatakan Zionisme sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan seperti juga Fasisme dan anti-Semitisme.  

"Berdasarkan keterlibatan panjang negara kita dengan Turki, dan peran signifikan Turki di NATO dan PBB, kita tahu bahwa Pemerintah Anda berbagi komitmen untuk keterlibatan internasional yang berarti untuk memajukan keamanan dan perdamaian. Dalam semangat itu, kita berharap untuk pencabutan komentar Anda menyamakan Zionisme dengan Fasisme dan anti-Semitisme dan member label sebagai 'kejahatan terhadap kemanusiaan'." 

Para anggota parlemen AS menekankan pada persahabatan historis dan hubungan perdagangan antara Turki dan Israel, mencatat bahwa pemulihan hubungan antara kedua negara itu diperlukan untuk keamanan dan stabilitas regional. 

"Amerika Serikat tidak lupa bagaimana warisan berabad-abad toleransi menyebabkan Turki menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui negara Israel pada tahun 1949. Bangsa Anda memimpin wilayah, dan sebagian besar dunia, dalam mengakui hak orang-orang Yahudi untuk hidup dalam perdamaian dan keamanan di tanah air nasional," tulis surat itu. 

Selama konferensi Aliansi PBB untuk Peradaban pada akhir Februari, Erdogan telah mengeluhkan prasangka terhadap Muslim dan mengatakan Islamophobia harus dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan "seperti Zionisme, seperti anti-Semitisme dan Fasisme." Suatu pernyataan Erdogan (yang jujur dan tulus apa adanya) tetapi justru menuai berondongan kritik dari Gedung Putih, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan (tentu saja) Israel. 

Juga dari Catherine Ashton, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, 2 pekan kemudian setelah ia mendapat desakan dari 20 anggota parlemen Uni Eropa untuk menolak pernyataan Erdogan. Adapun Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang baru-baru ini berkunjung ke Turki, mengatakan bahwa AS tidak berbagi sudut pandang yang sama berkenaan dengan pernyataan Erdogan. "Kami tidak hanya tidak setuju dengan hal itu, kami menemukan itu tidak menyenangkan," tambah Kerry. 

Sebuah detail yang signifikan tentang waktu dari surat itu, menurut sebuah laporan berita di harian Milliyet pada hari Kamis, adalah bahwa itu datang beberapa hari setelah Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC) segera mengadakan konferensi kebijakan tahunan di mana para peserta mendiskusikan pernyataan Erdogan pada Zionisme dalam sesi tentang Turki. Para aktivis dari AIPAC, pada hari terakhir konferensi, telah menuju ke Hill untuk bertemu dengan anggota Kongres dan memberikan tuntutan politik mereka. 
____

Yah, semoga bagi para pendukung zionisme; bagi siapa saja yang masih mengalami krisis moralitas, segera sembuh dari derita sakit hati nurani ini :)




Dan, orang Yahudi saja ada yang ikut Intifada, masa yang goyim gentile ... malah benar-benar merasa sebagai sub-human sehingga menjadi (maaf) binatang penjaga zionisme!?

Tidak ada komentar: