Bercanda dengan Hitler di Surga Kristen


Dunia kekristenan sangat ingin menjauhkan diri dari Hitler. Maklum, tetapi sebanyak yang mereka ingin menulis ulang sejarah seperti yang mereka lakukan dalam kasus pelecehan anak, fakta menyatakan bahwa Hitler pada masa kekuasaannya adalah seorang Kristen taat, senang mengunjungi Paus. 

Setelah kekuasaannya mulai menurun, ia berkali-kali menulis dalam "Alkitab Nazi" (Mein Kampf) tentang iman Kristen dan bagaimana ia bersimpati dengan perjuangan Yesus 'melawan racun Yahudi'. Dengan kekristenannya bahkan menyebabkan ia menempatkan "Gott Mit Uns" pada setiap gesper sabuk tentara Nazi, yang bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia berbunyi "Tuhan bersama Kami".

Bila anda memiliki salinan Mein Kampf, bacalah kutipannya:
"Saya percaya hari ini bahwa perilaku saya ini sesuai dengan kehendak Pencipta yang mahakuasa." (hal.46).

Hitler leaves the marine Church   
in Wilhelmshaven   




"Pendiri agama Kristen memang tidak merahasiakan estimasi tentang orang-orang Yahudi. Ketika Dia (Yesus) merasa perlu, Dia mengusir musuh-musuh umat manusia keluar dari Bait Allah." (hal.174).
 

Melalui pidato tanggal 12 April tahun 1922, Hitler menyatakan: "Perasaan saya sebagai seorang Kristen menunjuk saya sebagai seorang pejuang untuk Tuhan dan Juruselamat saya. Ini pandangan saya tentang seorang laki-laki yang pernah dalam kesepian, dikelilingi hanya oleh sedikit pengikut, diakui oleh orang-orang Yahudi untuk apa mereka dan memanggil orang untuk memerangi mereka." (Norman H. Baynes, The Speeches of Adolf Hitler).

Masih banyak pernyataan Hitler tentang kekristenan dirinya, tetapi pernyataan dia di atas sudah cukup untuk membuktikan bahwa ia seorang Kristen.

Karena menurut pernyataan Pendeta Budi Asali: Kami orang Kristen tidak berkata: "Insya Allah kami masuk surga"! Kami juga tidak mengatakan "moga-moga kami masuk surga"! Kami yakin kapanpun kami mati, kami PASTI masuk surga! Bukan karena kami baik, tetapi karena dosa kami sudah dibereskan oleh Yesus Kristus!

Maka orang Kristen akan hidup bersama, bercanda ria dengan Hitler dalam surga khayalan mereka. Hmm...

Note: pernyataan Pendeta Budi Asali ada di: tulisan ini

Tidak ada komentar: