Murad Wilfried Hoffman: Kisah Islamnya Mantan Direktur NATO (3/3)


Dalam bukunya Der Islam Als Alternative, Annie Marie Schimmel memberikan kata pengantar dengan mengutip kata-kata Goethe. ''Jika Islam berarti ketundukan dengan penuh ketulusan, maka atas dasar Islam-lah selayaknya kita hidup dan mati.''

Dr. Hoffman juga tidak pernah terputus membaca Al-Qur'an sejak ia terkesan dengan ketabahan Muslim Aljazair dan kepatuhan mereka selama bulan Ramadhan.

Al-Qur'an adalah buku petunjuk yang tidak ada habisnya untuk seluruh umat manusia, keajaibannya tidak pernah berakhir dan sangat cocok untuk segala tempat dan waktu.

"Saya tidak pernah berhenti membaca Al-Qur'an. Saya berubah, demikian pula masalah-masalah saya. Namun, saya selalu mendapatkan jawaban sempurna di dalam Al-Qur'an," kata Dr. Murad Wilfried Hoffman, pemenang untuk Islamic Personality of the Year, dalam Dubai International Holy Quran Award (DIHQA). Penghargaan serupa pernah diberikan kepada Syekh Dr. Yusuf al-Qaradhawi.


Hofmann mengatakan bahwa penghargaan yang diterimanya itu merupakan suatu kehormatan bagi dirinya dan seluruh Muslim di Eropa dan dunia Barat.

"Ini merupakan isyarat baik bagi lebih dari 30 juta Muslim di Eropa. Hal seperti ini membuktikan bahwa Muslim di seluruh dunia adalah satu bangsa," kata Hoffman tentang penghargaan yang diterima tanggal 10 September 2009 itu.

Dr. Hoffman terpilih atas sejumlah kontribusi dan publikasinya mengenai Islam dan masuknya ia ke dalam agama Islam. "Hoffman memenangkan penghargaan itu atas tulisannya yang menakjubkan dalam memperkenalkan ajaran Islam ke seluruh dunia dan atas pengabdiannya terhadap Islam dan Muslim," ungkap Ebrahim Bu Melha, ketua komite penyelenggara melalui situs resmi DIHQA. [rl/sh/hd/mm].

Tidak ada komentar: