Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, kerukunan umat beragama di Indonesia merupakan yang terbaik di dunia dan tidak satu pun negara bisa menyamainya.
"Di Indonesia itu mayoritas muslim, tetapi melindungi minoritas,"
kata Suryadharma Ali pada pembukaan Workshop Regional tentang Kerukunan Umat
beragama di Palu, Jumat (31/08/2012) malam.
Workshop tersebut dihadiri perwakilan Kementerian Agama dan Forum Komunikasi
Antar Umat Beragama (FKUB) se-Sulawesi.
Pada pembukaan workshop tersebut hadir Gubernur Sulawesi Tengah Longki
Djanggola, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah Mochsen
Alidrus, dan sejumlah pejabat forum komunikasi pimpinan daerah Sulawesi Tengah.
Pada kesempatan itu, Suryadharma Ali mengatakan, salah satu bentuk penghormatan
pemeluk agama mayoritas muslim adalah adanya hari libur nasional setiap
perayaan hari-hari besar agama yang ditetapkan pemerintah.
"Hari raya Idul Fitri bagi umat muslim, umat Kristen, dan umat lainnya
juga ikut libur," kata Suryadharma.
Demikian halnya dengan hari Raya Natal bagi umat kristiani. Pada hari raya
tersebut, umat muslim juga ikut libur.
"Presiden dan Wakil Presiden yang beragama Islam juga ikut libur dan
mengikuti perayaan Natal," katanya.
Dia mengatakan, pada hari raya semua agama di Indonesia, pemerintah menetapkan
libur nasional sebagai bentuk penghargaan kepada pemeluk agama.
Bahkan hari raya bagi agama Konghuchu yang populasinya di Indonesia hanya
berkisar 0,01 persen tetap dijadikan hari libur nasional.
"Ini bentuk penghormatan yang besar terhadap kerukunan umat
beragama," katanya.
Harmoni kerukunan hidup umat beragama di Indonesia semakin jelas dapat dilihat
di daerah-daerah mayoritas Kristen dan Islam.
Dia mencontohkan, di Ambon yang merupakan mayoritas pemeluk agama Kristen,
dulunya dikenal sebagai daerah konflik antarpemeluk agama, belum lama ini
menjadi pusat kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur'an.
"Di sana ada salah satu kantor keuskupan yang masih baru dan belum dipakai
sama sekali dijadikan tempat penampungan umat Muslim. Di sana tiap hari
berkumandang ayat-ayat Al-Qur'an," kata Suryadharma.
Begitu halnya di Kendari, Sulawesi Tenggara, daerah yang mayoritas Muslim
tersebut dijadikan tempat Pesparawi. Bahkan sebagian besar panitia Pesparawi
tersebut dari umat muslim.
"Di negara mana ada seperti itu," katanya, dalam berita Antara.
Suryadharma mengatakan, yang paling mengerikan di tengah membaiknya kerukunan
umat beragama saat ini adalah adanya provokator.
Dia mengatakan, ada pihak tertentu yang tidak senang melihat harmoni kerukunan
umat beragama yang sudah terbangun sehingga dikipas-kipas lagi agar mudah
tersulut.
"Sekarang banyak ahli kipas dan ahli kompor. Ditambah lagi para pengamat
yang belum melihat tempat kejadian sudah memberi komentar," katanya. [hidayatullah].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar