Alkitab: Khalifah Umar adalah Hakim & Mesias!


Sebagaimana diceritakan dalam Matius 21 dari ayat 4, saat itu nubuat dari para nabi mengenai Yesus menjadi seorang Raja Yahudi telah digenapi. Ia disambut dengan meriah:
"Lihat, Rajamu datang kepadamu, ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai... Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan... Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea." (lih: 5,9,10). Setelah itu, Yesus beberapa kali mengajar di bait suci. 

Tapi sangat menyedihkan, yang menerima ajarannya, yang bisa meng-hosana dia yang datang atas nama Tuhannya, hanyalah orang-orang dari golongan masyarakat bawah. Para pembesar kaumnya, orang-orang yang sangat berpengaruh, para imam Yahudi menolaknya, menentangnya dengan berbagai dalih dan alasan, meskipun mereka sebenarnya menyadari banyak tanda bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan.

"Mengapakah bangsa ini berpaling, berpaling terus-menerus? Mereka berpegang pada tipu, mereka menolak untuk kembali.

Aku telah memperhatikan dan mendengarkan: mereka tidak berkata dengan jujur! Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya dengan mengatakan: Apakah yang telah kulakukan ini! Sambil berlari semua mereka berpaling, seperti kuda yang menceburkan diri ke dalam pertempuran.

Bahkan burung ranggung di udara mengetahui musimnya, burung tekukur, burung layang-layang dan burung bangau berpegang pada waktu kembalinya, tetapi umat-Ku tidak mengetahui hukum TUHAN. 

Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat TUHAN? Sesungguhnya, pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong. 
Orang-orang bijaksana akan menjadi malu, akan terkejut dan tertangkap. Sesungguhnya, mereka telah menolak firman TUHAN, maka kebijaksanaan apakah yang masih ada pada mereka?" (Yeremia: 8:5-9).

"Masakan Aku tidak menghukum mereka karena semuanya ini?, demikianlah firman TUHAN. Masakan Aku tidak membalas dendam-Ku kepada bangsa yang seperti ini?" (Yeremia 9:9).

Maka, Yesus yang datang atas nama Tuhannya, mengatakan: 
"Celakalah, celakalah, celakalah, celakalah... bagimu hai para ahli kitab dan orang-orang Farisi... Hai ular! Hai keturunan ular beludak! Bagaimana kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka... para nabi dan orang bijak kalian bunuh, kamu salibkan, kamu siksa, maka tercurahlah darah semua orang benar dari Habel sampai darah Zakharia! Oh, Yerusalem, Yerusalem, yang membunuh para nabi yang diutus kepadanya. Betapa seringnya aku rindu untuk mengumpulkan anak-anakmu..." (lih: Matius 23:13-37). 

Ditempat yang lain, Yesus juga sudah mengatakan bahwa bangsa Yahudi bukan lagi sebagai anak Abraham, tapi sebagai anak Iblis, tidak hidup dalam kebenaran, perkataannya penuh dusta, maunya menang sendiri. (lih: Yohanes 8:39-44).

Antara kerinduan, kegemasan, kegeraman atas kelakuan dan kekafiran kaumnya... maka... berdasar ilham dari Tuhannya, 

Mene-mene-tekel... kalian sudah tidak layak lagi, sudah tidak ada pengampunan! Bait suci akan dihancurkan!

"Sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan!" (Matius 24:2). 

"Pembinasa keji itu akan menggantikannya dengan kuil Yupiter!" (lih: Matius 24:15). 

Maka benar sekali, Tuhannya Yesus mengirimkan pasukan Vespasian mengepung Yerusalem (68 M), namun ditarik kembali. Ini karena kaisar Romawi, Nero, bunuh diri setelah terjadi kekacauan besar, kemudian Vespasianus menggantikannya. Pada waktu pasukan Romawi mundur, orang Yahudi mengejarnya, tentara Romawi banyak yang terbunuh dan Yahudi banyak mendapat berbagai harta rampasan. 

Kemudian di tahun 70 M, tentara kaisar Romawi Titus Flavius Vespasianus (69-79 M), kembali mengepung Yerusalem. Dalam perang kali, Yahudi mengalami kekalahan hebat, banyak sekali yang tewas, dan akhirnya menjadikan bait suci terbakar hancur lebur. 
Puing, puing, puing!

"Dan hai engkau, raja Israel, orang fasik yang durhaka, yang saatmu sudah tiba untuk penghakiman terakhir. 

Beginilah firman Tuhan ALLAH: Jauhkanlah serbanmu dan buangkanlah mahkotamu! Tiada yang tetap seperti keadaannya sekarang. Yang rendah harus ditinggikan, yang tinggi harus direndahkan. 

Puing, puing, puing akan Kujadikan dia! Inipun tidak akan tetap. Sampai ia yang adalah hakim datang, yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu." (Yehezkiel 21:25-27).

Selanjutnya kota Yerusalem dibiarkan sunyi sepi, jadi puing reruntuhan selama 40 tahun, dijadikan basis legion X Fretensis. 

Pemberontakan Simon Bar Kosiba (132-135 M), yang mengklaim sebagai mesias (mesias palsu; Matius 24:4-5,11) terhadap kaisar Romawi yang baru, Publius Aelius Traianus Hadrianus (117-138 M) tiada berarti. Bahkan mulai saat inilah bangsa Yahudi semakin mengalami kesusahan. Ini diawali dengan larangan pada Yahudi untuk bersunat, seperti diakui sendiri oleh Kaisar Hadrian yang menurutnya sunat bahkan dianggap seperti mengibiri diri: "At the time, the Jews started a war because they were forbidden to mutilate their genitals" (Historia Augusta, Hadrian 14.2). 

Adapun Sekte Yahudi Nasrani yang muslim pada risalah Yesus telah meninggalkan Yerusalem ke Perea, Pella, dataran tinggi di Yordania, 60 mil dari Yerusalem sejak awal perang, mengikuti arahan Yesus pada Matius (24: 16-25) dan Lukas (21:20-6); meskipun sekte ini pun akhirnya terkucilkan, bahkan hilang seiring dengan diadopsinya kekristenan Paulian oleh kekaisaran Romawi. 

Setelah Kaisar Hadrian mengunjungi Yerusalem (129 M), ia membangun Aelia Capitolina. Sisa orang Yahudi yang tidak tewas, yang bersunat tapi kafir pada risalah Yesus, diusir dan diancam hukuman mati bila memasuki Aelia Capitolina. Dan tergenapi pula kutukan Yesus lainnya, "Suatu kejijikan menggantikannya, anti Kristus menguasainya." Kaisar Hadrian mendirikan bangunan kuil Yupiter. 

Mungkin kuil Yupiter ini pula yang dimaksudkan oleh Yesus: "dalam tiga hari aku akan mendirikannya kembali" (lih: Yoh 2:19), karena kaumnya pun saat itu pada dasarnya telah menjadikan bait suci sebagai tempat yang menjijikkan, sebagai sarang penyamun (lih: Matius 21:3), sehingga tidak salah bila Yesus berkata seperti itu. 

Kaisar Hadrian juga mencetak koin bergambar babi untuk menghina yang mengharamkan babi, dan memasang berbagai patung telanjang orang tidak bersunat sebagai tanda larangan masuk kota Aelia Capitolina bagi yang bersunat, juga sebagai larangan bersunat. Maka hanya para idolater dan yang sesat tak bersunat lainnya yang hidup nyaman dalam naungan Kaisar Hadrian di Aelia Capitolina. Selanjutnya kota ini menjadi kotanya para evangelis Kristen tak bersunat, apalagi setelah Romawi menjadi Kristen sejak era Kaisar Konstantin. 

Kaisar Konstantin meruntuhkan kuil Yupiter, dan kemudian bersama ibunya, St. Helena, mulai tahun 325 M, membangun berbagai gereja di Yerusalem. Satu gereja, yaitu St. Maria/ Holy Wisdom/ Praetorium dibangun disebelah utara dekat reruntuhan kuil Yupiter. Tahun 543 M, dibangun gereja terbesar melebihi Holy Spulture, yaitu Nea Church di Jewish Quarter saat ini. Namun gereja ini dan juga gereja Holy Wisdom, dihancurkan rata dengan tanah oleh Persia dan Yahudi di tahun 614 M. Sekitar 10 tahun kemudian, Kaisar Heraklius Romawi Bizantium kembali mengalahkan Persia, yaitu di tahun 627 M. (Kekalahan dan kemudian kemenangan Romawi dari Persia ini, tepat seperti dikabarkan tujuh tahun sebelumnya dalam Al-Quran, Ar-Ruum/ 30:1-4).

Ada suatu waktu dimana di tahun 363 M, Kaisar Julian II (dianggap sebagai pagan oleh kekristenan) mengizinkan Yahudi membangun kuilnya. Maka menurut catatan uskup Cyril dan Eusebius, ribuan Yahudi mendatangi lokasi, mengambil berbagai runtuhan dinding kuil dan pondasinya ketempat pribadi masing-masing; saat inilah Yahudi menghancurkan kuilnya sendiri. Setelah itu mereka menggali pondasi baru. Tetapi ketika akan memasang pondasi yang baru, tiba-tiba terjadi gempa bumi setempat, kematian Julian dan penentangan dari para rabbi, menjadikan proyek ini dihentikan. 

Beberapa penulis lain, seperti penulis sejarah gereja Sozomen, juga Ammianus mengatakan adanya fenomena mistis berupa semburan api tiada henti dari dalam bumi, adanya badai, angin puting beliung, menjadikan mereka seperti diserang dari bumi dan langit. Menjadikan para para pekerja banyak yang tewas, banyak yang luka bakar, patah bahkan putus tangan dan kakinya, ini semua menjadikan proyek gagal total. Fenomena tersebut akhirnya menimbulkan trauma dan ketakutan yang luar biasa pada mereka. Tuhan telah menolak pembangunan kuil ini, tetaplah sebagai puing reruntuhan.

Puing, puing, puing, itu terjadi lagi, yang hanya bisa berhenti sampai: "ia yang adalah hakim datang, yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu." (Yehezkiel 21:27).

Dalam perkembangan selanjutnya, Yerusalem menjadi kota seribu gereja, kota terlarang bagi Yahudi dari abad 4 sampai 7M. Yahudi hanya diizinkan masuk Yerusalem setahun sekali saat Paskah. 

Barulah setelah Khalifah Umar bin Khattab membebaskan Yerusalem (638 M) dari Kristen Bizantium, maka siapapun bebas masuk dan tinggal di kota Yerusalem. Khalifah Umar bahkan menempatkan 70 keluarga Yahudi Tiberias untuk tinggal di kota Yerusalem. 

Maka: "perempuan yang lari ke padang gurun, selama 1.260 hari" di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, bisa bebas pulang kembali. (lih: Wahyu 12:6, 14). 

Maka: "Diberkatilah orang yang menanti-nanti dan mencapai seribu tiga ratus tiga puluh lima hari." (Daniel 12:12).

Khalifah Umar bin Khattab adalah: "ia yang adalah hakim datang, yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu." (Yehezkiel 21:27).

Khalifah Umar telah berperan sebagai Mesias bagi bangsa Yahudi, sama seperti Mesias Raja Koresh Agung. Bahkan lebih besar karena selain pada masanya terbukti telah memberikan keberkahan dunia, juga yang lebih penting telah memberi jalan bagi keselamatan akhirat melalui agama Islam.

Khalifah Umar telah menjadi Hakim, menjadi orang yang dipilih Tuhan, yang kepada dirinya Tuhan telah berkenan. Berkenan untuk menyelesaikan masalah perbedaan antara Yudaism dan Kekristenan dengan membawa semuanya kepada Islam.

Maka ini pula kenapa Khalifah Umar bisa membangun Masjid Al-Aqsa sebagai kelanjutan bait suci yang dibuat oleh Nabi Sulaiman dengan tepat. Meskipun sampai dua kali ditunjuki tempat untuk membangun ditempat yang salah. Tapi pada yang ketiga, Uskup Sophronus menunjukkan tempat yang oleh Khalifah Umar dibenarkan sebagai tempat yang tepat untuk mendirikan masjid Al-Aqsa.

Pembangunan Masjid Al-Aqsa ini juga sebagai penggenapan dari apa yang disampaikan Tuhannya Abraham melalui Nabi Zulkifli/ Yehezkiel, dimana Khalifah Umar bin Khattab mewakili Islam atau Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, sebagai "ia yang adalah hakim datang, yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu." (Yehezkiel 21:27). 

Pembangunan Masjid Al-Aqsa telah mengokohkan pembangunan masjid yang kedua oleh Nabi Adam (40 thn setelah membangun Masjidil Haram, Makkah), kemudian oleh Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Daud bersama Nabi Sulaiman. Jadi, dalam hal ini Masjid Al-Aqsa adalah Bait Suci ke-5 dihitung dari bangunan Nabi Adam. Dan beribadah di Masjid Al-Aqsa bernilai 500 kali lebih besar daripada di masjid umum lainnya.

Masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah sebenarnya juga bisa dipandang sebagai simbol dari Nabi Elia yang selalu ditunggu kedatangannya oleh setiap keluarga Yahudi saat perayaan Seder Passover. Hal ini karena bagaimanapun maksud dari keyakinan akan datangnya Nabi Elia adalah untuk mengingatkan supaya berserah diri pada Allah atau menjadi Muslim. 

Jadi tak perlu lagi menunggu Nabi Elia, karena ia selalu ada untuk mengingatkan supaya mendekat diri pada Allah, bergumul dengan Allah, ber-israel, melakukan pergumulan batin, sehingga ismael, Allah mendengarnya, memberi hidayah, sehingga tidak hanya sampai shema/ syahadat tauhid, asyhadu allaa ilaaha illallaah, tapi juga sampai pada syahadat risalah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah.

Bersambung... Islam dalam Nubuat Daniel

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Justru Umar itulah Muhammad menurut peneliti lain.