Mukjizat Terbelahnya Bulan!


Sebenarnya banyak sekali bahkan ada ribuan mukjizat dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (atas izin dan kehendak Allah). Mukjizat paling agung dan istimewa tentu saja adalah Kitab Suci Al-Qur’an, sebagai satu-satunya Kitab Suci di dunia ini yang terjaga kemurniannya. Sebuah mukjizat atau keajaiban yang tidak hanya sebatas cerita yang dialami oleh orang-orang yang hidup semasa dengan Rasulullah ataupun para nabi-nabi sebelumnya, tapi secara nyata juga dialami dan dinikmati oleh setiap Muslim saat ini. Setiap Muslim dapat dengan mudah mengambil, membaca dan menikmati keajaibannya setiap saat, sebagai keajaiban yang sama yang dialami oleh para Sahabat Rasulullah, sehingga setiap Muslim yang menjalankan agamanya secara serius tidak akan menderita kerugian sedikitpun dari Muslim yang hidup pada saat Kitab Suci Al-Qur’an diturunkan.


Gambaran Bulan Terbelah

Adapun tulisan kali ini adalah tentang Mukjizat Terbelahnya Bulan. Mungkin sebagian orang belum mengetahui bahwa bulan pernah terbelah di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atau bahkan sebaliknya, sudah mengetahui tapi bersikap sama dengan sebagian orang-orang kafir yang tetap kafir walaupun telah menyaksikan keajaiban yang diminta oleh mereka? Atau tidak mempercayai adanya mukjizat ini? Semoga tidak!

Mukzijat ini diceritakan dalam Al-Qur’an dan dalam berbagai hadits. Kejadian ini juga sebagai satu di antara tanda-tanda datangnya hari kiamat sebagaimana firman Allah dalam Kitab Suci Al-Qur’an, surat Al-Qamar/ 54: 1.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Telah dekat (datangnya) kiamat dan telah terbelah bulan.” (QS. Al-Qamar/ 54: 1).

Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari sahabat Anas, beliau berkata,
“Penduduk Makkah meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu bukti. Akhirnya bulan terbelah di Makkah menjadi dua bagian, lalu turunlah ayat: "Telah dekat datangnya hari kiamat dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus". (QS. Al-Qamar/ 54: 1-2)” (HR. Tirmidzi no. 3286. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan At Tirmidzi mengomentari bahwa hadits ini shahih. Riwayat ini juga dibawakan oleh Jalaluddin As Suyuthi dalam Asbabun Nuzul, hal. 184, Darul Ibnu Haitsam).

Hadits lainnya, dalam shahih Bukhari, Ibnu Mas’ud berkata,
“Bulan terbelah menjadi dua bagian pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Satu belahan terdapat di atas gunung dan belahan lainnya berada di bawah gunung. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Saksikanlah!’.” (HR. Bukhari no. 4864).

Demikianlah Mukjizat Terbelahnya Bulan!
Semoga tidak menjadi bagian dari sebagian orang-orang yang disebutkan dalam Surat Al-Qamar ayat berikutnya (3).
“Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti keinginan hawa nafsu mereka, padahal tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya.” (QS. Al-Qamar/ 54:3).

Tetapi semestinya menjadi bagian dari orang-orang seperti tersebut dalam ayat ini:
"Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkau tempat (kami) kembali." (QS. Al-Baqarah/ 2: 285).

Seorang tokoh yang sangat beruntung (menjadi Muslim), setelah menyaksikan Mukjizat Terbelahnya Bulan pada waktu itu adalah Raja Cheraman Perumal Chakrawati Farmas (atau nama muslimnya: Tajuddin, radhiallahu anhu) dari Kodungallur, Kerala, India. Beliau langsung menuju Mekah menemui Rasulullah setelah melihat keajaiban terbelahnya bulan dari istananya. Beliau pula sebagai orang India pertama yang memeluk agama Islam dan menjadikan Islam tersebar di India. Ini terjadi seiring telah mapannya agama Islam dan ditemukannya wasiat dari beliau oleh Malik ibnu Dinar untuk menyebarkan agama Islam di wilayah kerajaannya, dan mendirikan masjid di atas kuil/ istananya. Masjid Raya Cheraman Perumal (dibangun sekitar tahun 629 M).


Masjid Raya Cheraman Perumal kondisi terkini

Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu, seorang Sahabat mengatakan mengenai kedatangan Raja Cheraman Perumal, Chakrawati Farmas: "Seorang raja dari India memberi hadiah kepada Rasulullah berupa satu guci acar jahe di dalamnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membagikan kepada para sahabat. Saya juga menerima sepotong untuk dimakan". (Mustadrak Al-Hakim vol. 4. hal 150).



Demikian pula Ibnu Katsir dalam Al-Bidaya Wan-Nihaya vol.3 hal 130, juga menyebutkan adanya riwayat dari India yang menceritakan tentang terbelahnya bulan.

M. Hamidullah dalam bukunya "Muhammad Rasulullah", mengutip sebuah manuskrip tua yang ada di Kantor Perpustakaan India, di London, dengan nomor referensi: Arab, 2807, 152-173: "Ada tradisi yang sangat tua di Malabar, pantai barat daya India, bahwa Chakrawati Farmas, salah satu dari raja mereka, telah mengamati terbelahnya bulan, mukjizat terkenal dari Nabi (SAW) di Mekah, dan mempelajari adanya prediksi kedatangan seorang Utusan Allah dari Arab, dia menunjuk putranya sebagai penggantinya dan berangkat (ke Mekah) untuk bertemu dengannya. Dia memeluk Islam langsung dihadapan Nabi, dan ketika akan kembali ke India, Chakrawati Farmas meninggal di pelabuhan Zafar, Yaman, (Salalah, Oman), di mana makamnya telah dikunjungi oleh kaum muslimin selama berabad-abad."

Naskah tua pada ''Kantor Perpustakaan India'' di London, juga berisi beberapa rincian lainnya tentang Raja Chakrawati Farmas dan perjalanannya dari India ke Arab. Tetapi yang lebih penting adalah kesaksian Muslim, yaitu Sahabat Abu Said Al-Khudri di atas.

Demikian pula tak begitu penting apakah NASA membuktikan bahwa bulan pernah terbelah atau tidak. Bila tukang kayu atau tukang las pun bisa menyatukan sambungan tanpa kelihatan, maka bagaimana bila Allah yang menciptakan bulan berkehendak memisahkan dan menyatukan kembali belahan bulan (yaitu dalam rangka menolong Rasulullah memenuhi permintaan sebagian kaumnya)?!

Dan ingatlah bahwa adanya pesawat, adanya roket hingga manusia/ astronot NASA etc., sampai ke bulan pun karena terinspirasi oleh Kitab Suci Al-Qur’an:
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahmaan/ 55: 33).

Tee heee!

Aslim Taslam!
Wassalam!

Rujukan:
https://rumaysho.com/744-terbelahnya-bulan-di-masa-nabi.html
http://asysyariah.com/kajian-utama-mukjizat-mukjizat-rasulullah-shallallahu-alaihi-wasallam
http://www.understanding-islam.com/reader-articles/history/an-indian-king-witness-of-moon-splitting-miracle-of-prophet-muhammad-pbuh-7929
http://theislamshow.weebly.com/the-proof-of-splitting-of-moon---witnessed-by-indian-king.html
http://islamreligion.com/articles/151/miracles-of-muhammad-part-2

Tidak ada komentar: