Martin Luther dan Hitler!


Luther dan Hitler keduanya memang sama-sama “er” spektakuler. Luther dengan protesnya kepada Katolik, hingga lahir Kristen Protestan. Hitler dengan Nazismenya yang menjadi legenda.

Hitler adalah pengagum berat Luther. Karena itu saat ia menjadi Presiden Third Reich mulai 1933, ia segera mencetak koin yang memuat gambar dan tahun kelahiran Dr. Martin Luther, angka 1483. Dalam bukunya, Mein Kampf, ia banyak memuji Luther. Adolf Hitler juga mengatakan bahwa Luther adalah seorang tokoh reformasi yang terbesar.

Hitler juga sangat dipengaruhi oleh Luther. Ia melakukan apa saja yang ada dalam buku karya Dr. Martin Luther yang berjudul: Wider die Juden und Ihre Lugen/ On the Jews and Their Lies  (Melawan Orang-orang Yahudi dan Kebohongannya, 1543). Sebuah buku yang menganjurkan agar setiap orang Kristen/ siapa saja yang berkuasa dan memerintah di Jerman hendaknya melakukan berbagai hal terhadap orang-orang Yahudi seperti apa yang tertulis didalamnya. Anjuran tersebut dituliskan oleh Luther setelah ia  mengemukakan beragam argumentasi mengenai siapa dan bagaimana orang-orang Yahudi itu.

Berbagai hal yang dianjurkan dalam On the Jews and Their Lies adalah sbb:

1.       Untuk membakar berbagai kuil yahudi/ sinagog, bangunan sekolahnya, dan mengubur/ menutupi, menghilangkan tanpa bekas dari semua sisa-sisa bangunan yang tidak terbakar. (First, to set fire to their synagogues or schools and to bury and cover with dirt whatever will not burn, so that no man will ever again see a stone or cinder of them).
2.      Untuk merampas atau menghancurkan rumah-rumah orang Yahudi. (I advise that their houses also be razed and destroyed).
3.      Untuk merampas semua buku-buku doa dan tulisan Talmudik mereka. (I advice that all their prayer books and Talmudic writing be taken from them).
4.      Agar para pendeta Yahudi/ para rabbi dilarang mengajar. (I advise that their rabbis be forbidden to teach henceforth on pain of loss of life or limb).
5.      Agar berbagai bisnis/ usahanya dimatikan secara total. (I advice that safe conduct on the highways be abolished completely for the jews, for they have no business in the countryside).
6.      Supaya semua uang dan harta bendanya dirampas. (I advice that all cash and treasures be taken).


Mengapa Dr. Martin Luther menganjurkan hal-hal tersebut?

Pada awalnya, Luther sebenarnya bersikap sangat positif terhadap orang-orang Yahudi. Ia menganggap orang Yahudi sebagai sebuah ladang misi istimewa yang hadir di tengah-tengah orang Kristen. Luther memberi banyak nasehat para pengikutnya dan mengevaluasi cara-cara penginjilan/ kristenisasi terhadap orang Yahudi yang dilakukan oleh gereja Katolik. Ia melihat ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang Kristen sehingga orang Yahudi tidak bisa percaya doktrin bahwa Yesus Kristus adalah Mesias apalagi sebagai Tuhan mereka.

Dalam tahun 1519-1521 Luther memberikan kuliah Eksposisi Kitab Mazmur dan menghimbau orang Kristen agar mengasihi orang Yahudi melalui perkataan dan perbuatan. Menurutnya, hal ini sesuai dengan Mazmur 14:7 yang mengatakan bahwa keselamatan datang dari Zion, atau dengan kata lain, dari bangsa Yahudi. Ia juga sekaligus menghimbau orang Yahudi untuk kembali kepada Sang Mesias yang bagi Luther adalah Yesus Kristus. Menurutnya juga ada Kristen bidat yang beranggapan bahwa membenci orang Yahudi adalah menyenangkan hati Tuhan. Dengan sangat tajam ia mengkritik sikap gereja Katolik terhadap orang Yahudi yang menurutnya menjijikkan.

Sewaktu memberi kuliah kedua tentang Eksposisi Kitab Mazmur, Luther menyalahkan orang-orang Kristen yang menurutnya tidak beriman dan bahkan mengikuti iblis, yaitu mereka tidak sungguh-sungguh percaya/ beriman, yang ini menyebabkan orang-orang Yahudi tidak bisa ditarik untuk kembali kepada Allah. Menurutnya, kekejaman dan ketidakadilan telah mengusir orang Yahudi dari iman kepada Mesias dan mereka tidak mengundangnya melalui kasih, kesabaran, dan perhatian dalam upaya agar orang Yahudi percaya kepada Yesus.

Luther juga terus-menerus mengeluh bahwa gereja Katolik tidak memberitakan Alkitab dengan benar sehingga orang Yahudi tidak bisa menjadi Kristen. Walaupun ada beberapa orang Yahudi yang minta dibaptis, gereja tidak pernah memberi kesempatan kepada mereka untuk mendengar ayat-ayat Alkitab. Orang Kristen dari latar belakang Yahudi dipaksa mengikuti beberapa upacara saja dan tidak diberi kesempatan untuk mendengarkan pembacaan Alkitab. Perjanjian Lama yang begitu penting di kalangan Yahudi tidak dapat didengar di gereja karena gereja Katolik tidak terfokus pada scriptura (Alkitab).

Menurut Luther, alasan utama mengapa orang Yahudi tidak bersedia menjadi Kristen adalah karena orang Kristen tidak memperlakukan mereka sebagai manusia, melainkan sebagai musuh yang sering disiksa. Luther menyimpulkan bahwa “orang Kristen” jauh lebih jelek daripada orang  Yahudi, kafir dan Turki. Alasannya, jika kasih merupakan tanda dan bukti bahwa seseorang menjadi pengikut Kristus, pada dasarnya orang non-Kristen lebih baik daripada orang Kristen. Oleh sebab itu ia dapat mengatakan bahwa orang non-Kristen lebih mengasihi Kristus daripada orang Kristen sendiri.

Luther juga menolak kristenisasi secara paksaan dimana orang Yahudi dipaksa untuk dibaptis dan masuk gereja, karena dengan pemaksaan maka hati orang Yahudi tidak terbuka kepada iman yang sebenarnya. Sikapnya yang positif terhadap orang Yahudi mencapai puncaknya dalam buku Dass Jesus Christus ein Geborener Jude Sei/ That Jesus Christ Was Born a Jew (Bahwa Yesus Kristus adalah Seorang Yahudi Lahiriah, th 1523).

Dalam That Jesus Christ Was Born a Jew, Luther menjelaskan secara polemik bahwa orang Kristen sama sekali tidak berbuat apa-apa terhadap orang Yahudi. Ia juga mengatakan bahwa seandainya ia lahir sebagai orang Yahudi dan mengamati orang “goblok” seperti orang Kristen, ia lebih senang menjadi seekor babi daripada seorang Kristen.

Dalam buku tersebut, Luther menjelaskan ketidakadilan terhadap orang Yahudi di mana masyarakat Eropa tidak mengizinkan mereka bekerja sebagai tukang atau petani dan sering kali mereka dikucilkan dari persekutuan. Dengan demikian orang Yahudi dipaksa bekerja di bidang perbankan dan sering kali mereka membalas dendam dan membebani para peminjam uang dengan bunga yang luar biasa tinggi, sementara disisi lain, hal ini justru kerap diangkat untuk membuktikan bahwa orang Yahudi adalah pembohong dan hanya mengambil keuntungan dari orang yang kekurangan dana. Selain itu Luther membela orang Yahudi dengan tegas atas tuduhan bahwa mereka mencela hosti di gereja Katolik.

Pada tahun-tahun pertama masa Reformasi berlangsung di Jerman, Luther berpendapat bahwa orang Yahudi bisa menerima Yesus Kristus sebagai Mesias (maupun sebagai Tuhan), jika Alkitab diberitakan dengan benar kepada mereka. Bila isi Alkitab disampaikan dengan baik dan tidak melalui bidat di gereja Katolik, barulah orang Yahudi bisa menjadi Kristen.

Dalam misiologi dan pengarahan yang ia berikan, Luther ingin menjelaskan kepada orang Yahudi bahwa Kristus bukanlah sesuatu yang “baru” dari Perjanjian Baru dibandingkan Perjanjian Lama. Menurutnya, kesaksian tentang Kristus sudah dimulai dari Abraham dan Adam. Kristus melanjutkan dan menggenapi apa yang Allah sudah mulai melalui Adam dan Abraham di Perjanjian Lama. Luther ingin membawa orang Yahudi kembali kepada iman atau kepercayaan mereka yang sebenarnya. Dengan kata lain, gereja tidak memperkenalkan sesuatu atau seorang yang baru kepada orang Yahudi melainkan mempertemukan mereka dengan puncak sejarah antara Allah dengan manusia, yaitu Mesias yang sebenarnya sangat mereka nantikan.

Dan menurutnya, Alkitab mampu membawa seorang Yahudi kepada Mesias, dimana berdasarkan isi Alkitab saja (sola scriptura) dapat dibuktikan bahwa orang Yahudi tidak perlu menunggu seorang Mesias lagi karena Mesias sudah datang dalam diri Yesus Kristus. Melalui pemikiran inilah ia sangat mengharapkan orang-orang Yahudi bisa bertobat melalui Alkitab Reformasi, Alkitab Protestan yang diwartakan kepada mereka.

Luther terus-menerus mengungkapkan kepada para tamu yang hadir di rumahnya bahwa ia sangat berharap agar orang Yahudi “bertobat” kepada Kristus. Tapi tampak baginya bahwa sangatlah sulit akan adanya sejumlah besar orang Yahudi yang mau menjadi Kristen. Ia berargumen bahwa hal ini dikarenakan belum adanya jumlah orang Kristen yang cukup untuk menjadi teladan bagi orang Yahudi. Keluhan ini ia ulangi pada 1526, di mana ia menyesali belum adanya sejumlah orang Kristen yang cukup untuk membina dan menarik perhatian orang Yahudi kepada Kristus.

Pada 1526, Luther mengeksegese 4 pasal dari kitab Mazmur, yaitu pasal 37, 62, 94 dan 109. untuk menguatkan kepercayaan Ratu Marie dari Hungaria. Dalam tafsirannya dijelaskan adanya suatu kontradiksi antara harapan akan adanya sejumlah besar orang Kristen dari latar belakang Yahudi dan kenyataan bahwa hanya sedikit orang Yahudi yang tertarik mau menjadi Kristen atau menerima Kristus sebagai Mesias. Luther menjelaskan bahwa ketidakpercayaan orang Yahudi kepada Kristus merupakan suatu kutuk di dalam kehidupan mereka. Meskipun demikian ia tetap berharap akan adanya sejumlah besar orang Yahudi yang menjadi Kristen.


Martin Luther Kecewa dan Putus Asa

Seiring waktu, berbilang tahun, Luther mengamati bahwa orang-orang Yahudi tidak membuka diri untuk Yesus. Ia pun mulai kecewa terhadap orang Yahudi. Semakin tua ia semakin kecewa. Sikap dan pendapatnya terhadap Yahudi semakin tajam, kritis dan negatif, apalagi saat ia diberi tahu bahwa di daerah Cekoslowakia banyak orang-orang Kristen yang meninggalkan gereja dan masuk sinagoga, disunat serta memperhatikan hari Sabat. Luther merasa kecewa luar biasa. Itu sebabnya fokus utamanya dalam pergaulan dengan orang Yahudi berganti.

Sekarang ia merasa bahwa ia harus membela diri dan mengingatkan orang Kristen agar tidak dibinasakan oleh orang Yahudi. Sesudah peristiwa ini maka ia menjadi melihat adanya kemiripan antara “Roma” (gereja Katolik) dan sinagoga (orang Yahudi). Menurutnya, keduanya berada dalam hukuman Tuhan karena menolak anugerah Tuhan (dalam arti Yahudi menolak menjadi Kristen, dan Katolik menolak doktrin yang diyakini Luther/ Protestan yaitu faith only/ sola gracia dan sola scriptura). Menurutnya, murka Tuhan khususnya terhadap orang Yahudi sangat kelihatan oleh karena Tuhan tidak lagi “berbicara kepada sinagoga.” Tidak ada nubuatan lagi dan tidak ada pengarahan lagi dari Tuhan padahal sebelumnya Tuhan begitu memperhatikan bangsa Israel.

Luther kemudian mencoba sekuat tenaga untuk mengingatkan dan mengarahkan orang Kristen agar tetap percayai doktrin keselamatan hanya karena iman (faith only/ sola gracia), ataupun agar tidak masuk sinagoga/ menjadi penganut Yahudi. Semakin keras pula nada berbagai tulisan dan pengarahannya. Menurutnya, jangan sampai gereja dan orang Kristen dibawa untuk hidup di bawah kutuk Tuhan (yaitu hidup dengan menjalankan berbagai perintah dalam Taurat).

Luther terus-menerus mengungkapkan kekhawatiran akan adanya orang Kristen tertentu yang membuang anugerah (menolak doktrin sola gracia) dan memilih hukum Taurat dalam keselamatan dirinya. Begitu percayanya pada doktrin sola gracia ini menjadikan Luther menganggap bahwa surat Yakobus yang sarat dengan pentingnya perbuatan untuk keselamatan itu sebagai surat Jerami, surat yang semestinya dibakar saja. Juga ada tulisan terkenal dari Luther: Be a sinner, sin boldy... but... Jadilah pendosa, berbuatlah dosa dengan berani, tetapi semakin kuatkan pula kepercayaan kepada Kristus... ( = kuatkan kepercayaan pada doktrin keselamatan hanya karena iman, faith only/ sola gracia).

Selanjutnya Luther lebih menarik diri dari pergaulan khususnya dengan orang Yahudi, dan pergaulan itu pun tidak menolong Luther untuk kembali ke sikap positif, bahkan sebaliknya membuat ia merasa putus asa karena penginjilan/ kristenisasi terhadap mereka tidak membawa hasil.

Pada akhirnya, perlawanan Dr. Martin Luther khususnya terhadap Yahudi pun mencapai puncaknya. Ia tuangkan dalam tulisannya: Wider die Juden und Ihre Lugen/ On the Jews and Their Lies! (Melawan Orang Yahudi dan Kebohongan Mereka). Sebuah buku yang berisi enam anjuran tersebut diatas yang ia tulis dengan beragam argumentasi didalamnya sesuai apa yang diketahui dan dialami oleh Luther selama interaksinya dengan orang-orang Yahudi. Maka terjadilah apa yang telah terjadi. Martin Luther dan Hitler. Diawali Kristallnacht/ Night of Broken Glass 10.11.1938. Hm...

Terkait:

Tidak ada komentar: