Perumusan Doktrin Dosa Asal


Sebagaimana doktrin Tuhan Tritunggal adalah hasil rumusan para “bapa gereja” demikian pula Doktrin Dosa Asal/ Dosa Warisan adalah hasil dari suatu teori.

Inilah kutipan dari Are Men Born Sinners?
Banyak orang Kristen yang mengaku percaya doktrin dosa asal tidak tahu isi ajarannya. Mereka bahkan mengabaikan asal-usul dan sejarah yang menunjukkan bahwa doktrin ini berasal dari filsafat kafir, berkembang dan dijadikan sebagai sebuah dogma Gereja Katolik Roma pada abad kelima Masehi terutama oleh pengaruh Augustine.

Akhirnya banyak orang Kristen tidak mengetahui fakta bahwa doktrin dosa asal hanyalah sebuah teori. Faktanya, ada lebih dari tiga teori dosa asal yang berbeda. Pengakuan dari A.H. Strong mengenai sifat teori-teori ini yang tidak memuaskan sangat menarik: “Kami harus mengakui bahwa tak ada satu pun teori-teori mengenai dosa asal yang memuaskan. Bagaimanapun, kami berharap teori yang terbaru yakni Teori Augustinian (Teori Kepemimpinan Alami Adam), teori yang menjelaskan bahwa Adam dan keturunannya adalah satu kesatuan organik dan alamiah dapat menjelaskan sejumlah besar fakta, tak banyak menimbulkan keberatan dan paling sesuai dengan Kitab Suci.”

Marilah kita lihat apa yang diajarkan para pendukung doktrin dosa asal:
1.       Seluruh umat manusia berdosa dalam Adam ketika ia jatuh dalam dosa. Kehendak Adam adalah kehendak seluruh umat manusia, sehingga semua orang berdosa dan memberontak di dalam Adam, ketika ia jatuh dalam dosa.
2.      Ketika Adam berdosa, kodrat manusia rusak, sehingga sekarang semua manusia dilahirkan dalam dosa warisan.
3.      Sifat dosa yang ada dalam diri manusia merupakan sumber dan penyebab langsung dari dosa-dosa yang diperbuatnya. Keberadaan manusia penuh dengan dosa sehingga tidak bisa tidak berbuat dosa.
4.      Gara-gara pelanggaran Adam, semua manusia bersalah, di bawah “murka dan kutuk Allah” dan pantas merasakan “penderitaan neraka selamanya.”
5.      Bahkan bayi yang baru lahir membuka mata mereka di dunia ini di bawah “murka dan kutukan” Allah. Mereka bersalah dan dihukum sejak lahir.

Begitulah dogma luar biasa yang tanpa tahu malu diajarkan oleh orang-orang yang berpegang pada doktrin dosa asal. (lihat bagian akhir tulisan ini mengenai kutipan langsung dari pendukung dosa asal).

Sampai kini kita telah membicarakan tentang teori dosa asal tanpa membedakan antara teori yang berbeda. Namun sekarang, mari kita lihat sejarah munculnya tiga teori utama, bersama dengan sifat khas masing-masing doktrin seperti diuraikan di bawah ini:
1.       Teori Augustinian. Nama lain teori ini adalah Teori Kepemimpinan Alamiah Adam dan Teori Realistis. Teori ini dirumuskan oleh Augustine pada sekitar abad kelima Masehi. Teori ini menegaskan bahwa, berdasarkan kesatuan organik, seluruh umat manusia ada di dalam Adam pada saat pelanggarannya.
Dikatakan bahwa kehendak Adam adalah kehendak manusia, sehingga dalam tindakan Adam, kehendak seluruh umat manusia memberontak melawan Allah, dan sifat dasar manusia rusak dengan sendirinya. Seluruh umat manusia berada dalam satu manusia bermoral bernama Adam, sehingga waktu Adam berdosa kita pun jatuh dalam berdosa, secara moral rusak, bersalah dan layak dihukum.
2.      Teori Federal yang disebut juga sebagai Teori Tuduhan atas Perjanjian atau Teori Tuduhan Langsung. Teori tersebut diusung oleh Cocceius di abad ke-17 Masehi. Menurut teori ini, Allah mengadakan perjanjian dengan Adam sebagai kepala perwakilan manusia, yang menjanjikan kehidupan kekal bila patuh, dan ada kematian dan kehancuran bila ia tidak taat. Karena Adam berdosa maka semua keturunannya berdosa. Allah menyalahkan semua karena pelanggaran Adam. Teori ini berpegang bahwa setiap jiwa yang diciptakan Allah memiliki sifat buruk dan berdosa sebagai hukuman atas Adam. Ia berpikir bahwa teori ini diperlukan karena Teori Augustinian tidak memperhitungkan dosa Adam yang lain dan dosa nenek moyang manusia selanjutnya. Jika semua manusia merupakan satu kesatuan organis, mengapa umat manusia tidak turut menanggung dosa-dosa tersebut?
3.      Teori Tuduhan Tak Langsung disebut juga disebut Teori Hukuman atas Kerusakan Moral. Ini adalah teori yang dirumuskan oleh Placeus di abad ke-17 M. Awalnya, Placeus membantah bahwa dosa Adam juga dibebankan kepada keturunannya. Namun, ketika pemikiran pertamanya dikutuk oleh Sinode Gereja Reform Perancis pada tahun 1644, ia mengemukakan pandangan barunya. Menurut pandangan ini, semua manusia dilahirkan dengan moral yang rusak dan bersalah sehingga penghukuman layak diberikan kepada mereka. Mereka dipersalahkan bukan karena dosa Adam seperti dalam Teori Federal. Sebagai gantinya, mereka layak dihukum Allah karena mereka mewarisi sifat dasar bejat yang didapatkan dari Adam.

Sungguh mengejutkan bagi orang Kristen yang menerima teori-teori ini sebagai kebenaran Alkitabiah, padahal tak satupun kata-kata yang ada dalam teori tersebut ditulis dalam Alkitab. Orang Kristen mempercayai teori-teori ini sebagai doktrin Alkitab karena para teolog, pengkhotbah, dan guru sekolah minggu mengajarkan hal tersebut seolah-olah sebagai kutipan langsung dari Alkitab dan berusaha menguatkannya dengan menyamakan hal itu dengan ayat-ayat Alkitab (Perjanjian Lama) yang dikutip di luar konteks. Namun teori-teori tersebut bukanlah doktrin Alkitabiah.

Bagian Alkitab mana yang menyatakan hal-hal berikut ini?:
“Seluruh umat manusia ada dalam diri Adam saat ia jatuh dalam dosa”.
“Kehendak Adam adalah kehendak dari seluruh umat manusia”.
“Ketika Adam memilih untuk berbuat dosa, seluruh umat manusia juga memilih untuk melawan Allah dan sifat dasar manusia menjadi rusak dengan sendirinya”. “Moral seluruh umat manusia diwakilkan pada moral satu orang yakni Adam, sehingga gara-gara dosa Adam kita juga berdosa, kita merusak diri kita sendiri, membawa rasa bersalah dan mewarisi hukuman atas diri kita”.
“Adam adalah kepala dewan perwakilan seluruh rakyat yang juga mewakili moral umat manusia. Lalu, Tuhan membuat perjanjian dengan Adam, setuju untuk memberikan kepada semua keturunannya kehidupan kekal sebagai ganti ketaatan dan mengutuk semua keturunannya sebagai ganti ketidaktaatan Adam.”
”Semua manusia bersalah dan terkutuk karena sifat dasar mereka adalah bejat sejak dilahirkan.”
Tidak ada di mana pun! Teori-teori ini tidak ada dalam Alkitab.

#######
Note: penulis Are Men Born Sinners? memang tidak percaya pada Doktrin Dosa Asal bahkan ia tak melihat bahwa Paulus sebagai sumbernya. Menurutnya doktrin ini berasal dari filsafat kafir...

Dan benar bahwa teori-teori tersebut memang tidak ada dalam Alkitab!
kecuali... dalam Alkitab tulisan Paulus! J

Semua teori tersebut di dasarkan pada tulisan Paulus, yaitu: Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (1Korintus 15:22, juga dalam Roma 5: 12-19).

Tulisan Paulus: “semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam” terlihat sangat jelas bahkan bagi orang awam sekalipun, sebagai dasar semua teori dari Doktrin Dosa Asal di atas.

Lihat saja kesesuaiannya dengan kalimat kunci pada teori 1: “... bahwa, berdasarkan kesatuan organik, seluruh umat manusia ada di dalam Adam pada saat pelanggarannya”; pada teori 2: “Adam sebagai kepala perwakilan manusia”, dan teori 3: “karena mewarisi sifat dasar bejat yang didapatkan dari Adam”.

Adapun tulisan Paulus: “semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus” dan yang senada dari berbagai tulisan Paulus lainnya, menjadi dasar dari doktrin pasangannya, yaitu Dogma Penebusan Dosa.

Maka dari itu dalam Kekristenan juga ada istilah: Adam Awal dan Adam Akhir.  Adam Awal sebagai virus dosa, Adam Akhir sebagai penebus dosa, yang tentu saja ini semua tidak kemana dan dari mana-mana, kecuali... dari surat-surat Paulus (Roma 5:12-19; 1Korintus 15:22, dsb).

#######
Kutipan selanjutnya dari Are Men Born Sinners?
Ada fakta serius lain yang menarik bagi setiap orang Kristen yang menjadi penganut doktrin dosa asal. Para teolog yang menganjurkan doktrin dosa asal membuktikan secara meyakinkan bahwa doktrin itu palsu. Misalnya, para teolog yang menganjurkan Teori Realistis (Teori Augustinian) membuktikan secara meyakinkan bahwa Teori Federal dan Teori Tuduhan Tak Langsung adalah palsu. Di sisi lain, para teolog yang menganjurkan Teori Federal membuktikan secara meyakinkan juga bahwa Teori Realistis dan Teori Tuduhan Tak Langsung adalah palsu.

Setiap teolog, pada gilirannya, membuktikan bahwa semua teori lainnya adalah palsu.

Hodge adalah seorang penganjur Teori Federal dosa asal. Argumennya menunjukkan secara meyakinkan bahwa Teori Realistis adalah palsu. “Teori Realistis tidak dapat diterima. Asumsi bahwa kita bertindak ribuan tahun sebelum kita dilahirkan, sehingga harus bertanggung jawab atas tindakan tersebut sangat mengerikan. Sebagaimana yang Baur katakan, asumsi itu adalah ide yang tak masuk akal, tak bisa dipahami secara logika. Kita belum ada, kita belum berwujud di dunia ini, bagaimana mungkin kita dapat melakukan suatu tindakan. Sungguh mustahil. Doktrin itu menyatakan bahwa kita secara pribadi bersalah atas dosa Adam karena kita sendiri adalah pelakunya, bahwa kehendak dan akal kita terlibat dalam tindakan tersebut sehingga kita harus menanggung konsekuensinya. Benar-benar doktrin yang tidak terbayangkan!”

Berkhof juga merupakan penganjur Teori Federal. Berikut adalah beberapa argumennya melawan Teori Realistis: … (3) Teori itu tidak menjelaskan mengapa keturunan Adam hanya bertanggung jawab atas dosa pertamanya saja, tidak termasuk dosa Adam di kemudian hari, maupun untuk dosa-dosa semua generasi nenek moyang umat manusia setelah Adam.  (4) Teori itu juga tidak memberikan jawaban atas pertanyaan penting, mengapa Yesus tidak bertanggung jawab atas dosa Adam, padahal ia juga memiliki sifat manusia yang sama, berdosa seperti Adam. Dan, jika dalam Adam seluruh umat manusia berdosa dan dosa itu telah menjadi bagian dari seluruh umat manusia, maka seharusnya dapat disimpulkan bahwa Yesus Kristus sebagai manusia juga berdosa dan bersalah karena juga turut berdosa dalam Adam.

A.H. Strong yang teorinya telah ditolak oleh para teolog di atas, akhirnya menolak Teori Federal. Teori itu meragukan keadilan Allah dengan menyiratkan:
(a) bahwa Allah meminta pertanggungjawaban manusia atas pelanggaran perjanjian yang mereka tak pernah lakukan. Kita tak pernah menemukan bukti bahwa Adam membuat perjanjian tersebut apalagi sampai memberi Adam wewenang untuk mengadakan perjanjian tersebut. Bahkan mungkin Adam tidak mengetahui bahwa ia akan memiliki banyak keturunan ...  (b) bahwa atas dasar perjanjian tersebut Allah mendakwa manusia sebagai pendosa yang sesungguhnya tidak berdosa …  (c) Setelah mendakwa manusia sebagai orang-orang berdosa yang sesungguhnya tidak berdosa, Allah membuat mereka berdosa dengan memberikan setiap manusia jiwa yang rusak sesuai dengan perjanjian Allah dan Adam. Teori ini tak hanya mengemukakan pandangan yang salah tentang asal-usul jiwa, tetapi juga menjadikan Tuhan sebagai pencipta dosa ...

Hodge sendiri, meskipun ia adalah seorang penganjur Teori Federal dosa asal, mengakui bahwa sulit menyelaraskan teori tersebut dengan keadilan dan kebaikan Allah: Mungkin sulit untuk mendamaikan doktrin tentang sifat jahat bawaan dengan keadilan dan kebaikan Allah, tapi hal itu tidak berhubungan dengan bahasan ini. Suatu makhluk ganas adalah makhluk jahat, jika dikaruniai akal, baik ia dilahirkan maupun diciptakan. Dan makhluk rasional baik hati adalah baik dalam penghakiman universal manusia, baik diciptakan maupun dilahirkan. Moral kita tidak bisa menerima bahwa Allah menciptakan makhluk jahat; atau setiap makhluk harus lahir dalam keadaan dosa, kecuali jika hal itu merupakan konsekuensi dari pengadilan yang adil.

Semua teolog diatas menolak Teori Tuduhan Tidak Langsung. Strong mengatakan: “Karena rusaknya kodrat manusia bukanlah kesalahan manusia, maka dosa warisan harus dianggap sebagai penderitaan ilahi yang harus dialami manusia tanpa alasan yang jelas, sebuah kesimpulan yang mempengaruhi pandangan kita akan keadilan Allah. Manusia tidak hanya dihukum karena keadaannya yang penuh dengan dosa seperti yang ditakdirkan Allah, tetapi juga dikutuk sebelum ia menjalani kehidupannya.

Sheldon, yang menolak ketiga teori di atas, mengomentari Teori Tuduhan Tak Langsung: Perbuatan jahat (Adam) yang kemudian diwariskan kepada keturunannya, secara rasional tidak dapat dijadikan dasar penolakan (Tuhan) terhadap keturunannya. Keturunannya lebih memerlukan belas kasihan daripada penghukuman. Seseorang yang cacat anggota tubuh sejak lahir, tidak dapat disalahkan atas keadaannya. Demikian juga, tidaklah adil jika mempersalahkan seseorang yang mengalami cacat spiritual yang diperolehnya sejak lahir. Itu adalah kodratnya. Manusia tidak dapat memilih bagaimana keadaannya saat dilahirkan bukan?

Sampai di sini, kita bisa melihat bahwa dogma dosa asal malah terbukti palsu oleh para pendukungnya. Jika palsu, dari mana asalnya dan bagaimana hal demikian diterima sebagai doktrin Kristen?

Saya mengutip lagi dari Finney: Doktrin Dosa Asal adalah peninggalan filsafat kafir yang disisipkan di antara doktrin-doktrin Kekristenan oleh Augustine, sebagaimana semua orang mungkin tahu, siapa yang mau repot-repot memeriksanya sendiri.

Pernyataan Finney di atas dapat dikonfirmasi dengan membaca sejarah gereja. Sejarah gereja mencatat bahwa pada abad kedua dan ketiga Masehi, pencemaran ibadah dan doktrin Kekristenan meningkat akibat filosofi kafir beserta takhayul dan moralitas para penyembah berhala. Pengaruh ini sangat mendalam. Ada kebejatan yang memuakkan di satu sisi dan di sisi yang lain ada praktek penyangkalan diri yang ekstrim; pemujaan dan penyembahan orang kudus, relik, patung dan gambar; berkembangnya imamat melalui upacara dan ritual; kekuatan magis dan spiritual melalui media air, kata-kata suci dan tanda-tanda; baptisan air untuk pengampunan dosa dan baptisan bayi. Mitologi kafir diperkenalkan dan diberi bentuk Kristen, demikian juga konsep kafir mengenai api penyucian, pembersihan dosa setelah kematian, ucapan bersama-sama dan doa untuk orang mati.

Banyak para teolog pada abad pertama yang beralih dari kekafiran, yang mengawinkan konsep filosofi penyembah berhala dengan Kekristenan. Mereka adalah para sastrawan yang dididik dalam filsafat, yang menambahkan konsep keyakinan kafir mereka kepada Kekristenan, sehingga merusak kemurniannya.

Membaca tulisan-tulisan teologis dari beberapa “bapa gereja” adalah seperti membaca sebuah cerita fantasi! Para bapa gereja itulah yang memperkenalkan doktrin dosa asal.

Tertullian adalah salah satu dari para bapa gereja pertama yang menyinggung doktrin dosa asal. Pandangannya tentang dosa selaras dengan filosofi stoic yang dianutnya. Dia percaya bahwa jiwa bersifat fisik dan bahwa diturunkan oleh orang tua kita dalam proses berkembang biak. Dia memberikan penjelasan tentang seorang nabiah Montanist, yang mengaku telah melihat jiwa dan berusaha untuk menggambarkan penampilan luarnya. Karena konsep materialistik (gagasan stoic tentang kesatuan esensial dari materi dan roh, yaitu monisme materialistik). Ia tidak menerima bahwa Tuhan sendiri adalah immaterial. Dia mengajarkan bahwa dosa adalah noda fisik yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya melalui proses reproduksi.

Origen adalah bapa gereja lainnya yang mengajarkan doktrin dosa asal. Dia mempelajari segala jenis filosofi yang berkembang pada saat itu dan jauh melampaui Tertullian dalam spekulasi filosofis liar. Teologinya memiliki ciri Gnostisisme dan Neo-Platonisme. Dia mengajarkan keberadaan jiwa sebelum seorang manusia dilahirkan dan bahwa semua orang telah berbuat dosa saat mereka masih berupa jiwa. Ia meyakini bahwa manusia, sebelum keberadaan mereka di dunia ini, adalah roh tanpa tubuh dan dunia material diciptakan oleh Tuhan untuk mendisiplinkan dan memurnikan roh-roh yang jatuh dalam dosa. Manusia yang jatuh telah dibuang ke dalam tubuh materi untuk didisiplinkan dan dimurnikan.

Dia mengajarkan bahwa renggangnya hubungan Tuhan dengan roh yang jatuh suatu hari akan berakhir dan semua orang akan diselamatkan. Bahkan iblis dan setan suatu hari nanti akan dikembalikan kepada Tuhan. Origenes mempercayai adanya api penyucian di mana jiwa-jiwa akan dihukum dan dipersiapkan untuk kehadiran Tuhan. Pada akhirnya, semua roh di surga dan di bumi termasuk setan, akan dibawa kembali kepada Tuhan setelah naik dari tahap ke tahap melalui tujuh langit. Origen percaya bahwa dosa berakar dalam sifat manusia manusia. Dia percaya bahwa dosa adalah konsekuensi dari alam material manusia. Origenes kemudian mengasumsikan adanya semacam dosa warisan yang berasal dengan Adam dan menambahkan ide pada gagasannya mengenai jiwa. Dan dia, seperti Augustine, menganggap adanya pencemaran yang melekat dan dosa dalam persatuan seksual.

Augustine sendiri sangat dipengaruhi oleh filsafat kafir pada zamannya. Ia pertama kali menjadi murid dari Manichaeans. Manichaeans adalah sekte Gnostik-Kristen dengan unsur-unsur Kristen yang dikurangi seminimal mungkin. Mereka mengajarkan, antara lain bahwa semua materi memiliki sifat jahat. Karena pandangan ini, mereka juga mengajarkan bahwa manifestasi tubuh Kristus hanya penampakan, dan bahwa ia tidak benar-benar datang dalam daging. Mereka menyangkal inkarnasi Kristus yang nyata, serta kebangkitan tubuh-Nya karena pandangan mereka tentang sifat jahat dari semua materi. Pergaulan Augustine dengan sekte ini selama sembilan tahun membuatnya terbiasa menganggap sifat manusia pada dasarnya jahat dan kebebasan manusia hanya khayalan.

Augustine selanjutnya jatuh di bawah pengaruh Neo-Platonisme dan pandangan teologisnya sangat dipengaruhi oleh filsafat ini juga. Namun, ajarannya tentang dosa menunjukkan pengaruh yang jelas dari ajaran Gnostik Manichaeans, di mana ia mempercayai ajaran paling konyol dari semua filosofi kafir yakni bahwa suatu benda dapat berdosa. Dari sinilah asal doktrin yang menyatakan bahwa dosa dapat diteruskan secara fisik dari satu orang ke orang lain.

Harnack mengatakan, “Kita akhirnya mempunyai elemen Manichaean dan Gnostik yang kuat dalam doktrin dosa Augustine, karena Augustine tak pernah sepenuhmya memunculkan Manichaeanism.

Albert Henry Newman juga berkomentar: Augustine, yang terbesar dari para Bapa Latin, itu selama bertahun-tahun berhubungan dengan Manichaeans dan cara pemikirannya sangat dipengaruhi oleh pengalaman tersebut.

Doktrin Augustine tentang dosa asal, dengan keyakinannya bahwa tubuh manusia mewarisi dosa, sepenuhnya Manichaean. Idenya bahwa dosa bertambah banyak melalui persatuan dalam perkawinan, hasrat seksual adalah dosa dan nafsu seksual pada proses hubungan seksual menularkan dosa adalah juga filosofi Manichaean. Augustine membangun ajarannya tentang dosa asal pada premis ini bahwa nafsu seksual dalam hubungan seksual menularkan dosa.

Dan lagi...
Augustine membayangkan pernikahan surgawi di mana anak-anak diperanakkan tanpa nafsu, atau seperti kelakar Julian, anak-anak jatuh dari pohon yang diguncang. Semua yang diyakininya sama dengan keyakinan Marcion dan para pengikut Gnostik. Siapapun tak akan bersimpati pada pemikiran Augustine, kecuali para pengikut Manichaeanism. Menerima pemikiran Augustine sama halnya dengan menolak perkawinan. Augustine begitu keterlaluan sampai-sampai ia mengatakan bahwa meskipun hubungan perkawinan diizinkan oleh Paulus, hal itu tetaplah sebuah dosa.

Augustine mengajarkan bahwa Allah menjadikan kita orang-orang berdosa dan menetapkan dosa kita. Allah menghukum dosa dengan dosa. Dia menghukum dosa kita dengan dosa asal. Akibatnya manusia mewarisi dosa sekaligus hukuman dosa. Hal ini telah ditetapkan oleh Allah. Hukuman dosa kita adalah kita melakukan kejahatan yang tidak kita kehendaki. Dia mempercayai predestinasi mutlak dan tanpa syarat maupun pilihan, kasih karunia yang tak dapat ditolak, kehendak yang diperbudak (kemauan manusia hanyalah melakukan kejahatan) dan ketidak-mampuan alamiah manusia untuk taat kepada Allah. Dia mengajarkan bahwa semua manusia berdosa di dalam Adam ketika ia berdosa dan dikutuk bersama-sama dengan Adam. Manusia dilahirkan sebagai orang berdosa dan benar-benar tidak dapat mentaati Tuhan atau melakukan sesuatu yang baik.

Dia mengajarkan bahwa mereka yang terpilih dan diselamatkan adalah untuk menggantikan malaikat-malaikat yang jatuh, sehingga jumlah malaikat akan lengkap lagi. Kematian Kristus adalah pembayaran hutang kepada setan untuk penebusan kita. Dia mempercayai adanya api penyucian, massa, sedekah dan doa-doa untuk orang mati. Dia percaya bahwa semua orang tercemar oleh dosa asal kecuali Maria. Bayi yang tidak dibaptis akan celaka karena dosa warisan dan rasa bersalah. Dia mempercayai doa syafaat dari orang-orang kudus dan martir dalam mendukung kita dan seluruh paket takhayul dari Gereja Katolik Roma.

Singkatnya, pandangannya mengenai agama tunduk pada semua prasangka dan takhayul pada zamannya.

Harnack mengatakan hal-hal demikian: Augustine juga disebut-sebut dalam semua prasangka akan penafsiran kontemporer. Meskipun keterlibatannya tak begitu mudah dipercayai, tetapi Augustine, seperti juga Origen disebut-sebut dalam prasangka-prasangka tersebut. Mereka adalah orang yang tergila-gila akan mujizat dan mempercayai takhayul zaman itu.

Seperti contohnya seorang budak dapat membaca dalam tiga hari tanpa bantuan manusia sebagai jawaban atas doanya. Kami memiliki penilaian rohani, benda-benda ajaib dan sebagainya. Bahkan Bapa-Bapa Gereja yang paling beradab dari abad ke-lima tak becus membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak nyata. Mereka menerima kisah-kisah keajaiban yang paling tak masuk akal dan hidup dalam dunia sihir serta pesona-pesona.

Dua rahib dari Afrika Utara yang diduga terlibat dalam suatu skandal, keduanya membantah tuduhan itu. Bagaimanapun, seseorang harus mengaku bersalah. Augustine mengirimnya menyeberangi lautan ke makam Santo Felix dari Nola. Di sana, mereka diminta mengulangi pengakuan mereka dengan harapan Santo Felix akan menghukum si pembohong.

Di hadapan Dewan ke-enam seorang penganut Monothelite menawarkan cara pembuktian kebenaran yang aneh. Orang yang membela diri terhadap sebuah tuduhan diminta membuktikan kebenaran pengakuannya dengan menulisnya pada secarik kertas dan meletakkannya di dada orang mati. Jika benar, orang mati itu akan bangkit. Anggota-anggota dewan ke-enam menerima cara pembuktian tersebut.

Dari dasar kebodohan agama dan takhayul serta spekulasi filosofis kafir, doktrin Augustinian mengenai dosa asal muncul.

#######
Yups... jika penulis Are Men Born Sinners? mengutip pendapat Finney bahwa  doktrin Dosa Asal adalah peninggalan filsafat kafir... sampai ... dari dasar kebodohan agama dan takhayul serta spekulasi filosofis kafir, doktrin Augustinian mengenai dosa asal muncul.

Izinkan saya mengutip dari Paulus:
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah ber(buat) dosa. (Roma 5:12).

Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. (Roma 5:19, lihat pula 1Korintus 15:22).

Jadi, doktrin Dosa Asal (dan pasangannya yaitu Dogma Penebusan Dosa) adalah benar-benar (dan murni) dari ajaran Paulus. Sementara disisi lain tidak terdapat satupun ayat dari Perjanjian Lama yang mendukungnya, sehingga para “bapa gereja” dan bahkan apologet Kristen hingga kini pun jadi bingung tujuh keliling, jungkir balik mencari pembenaran dengan berbagai ayat di Perjanjian Lama.

Bilapun Doktrin Dosa Asal (dan pasangannya yaitu Dogma Penebusan Dosa) itu semua bersumber dari filsafat kafir, takhayul, kebodohan agama, maka filsafat kafir dsb. tersebut berarti telah ditransmisikan sejak dan oleh Paulus sendiri, dan terus mewarnai para “bapa gereja”,  para “reformator“ (pendiri Protestan) dan para penerusnya dalam membangun Kekristenan hingga kini.


#######
Berikut ini adalah kompilasi dari beberapa kutipan langsung para pendukung doktrin dosa asal, dalam Are Men Born Sinners?.

Sifat dasar kita berdosa dalam Adam. Augustine R. Seeburg, Sejarah Doktrin,
Vol. I, p. 338.

Hanya saja, setelah sifat dasar kita berdosa, kita pastilah dilahirkan dengan sifat mirip hewan dan penuh nafsu. Augustine R. Seeburg, Sejarah Doktrin, Vol. I, p. 338.

Sifat kita, setelah berubah menjadi buruk, tidak hanya jatuh ke dalam dosa, tetapi juga melahirkan orang-orang berdosa. Augustine R. Seeburg, Sejarah Doktrin,
Vol. I, p. 342 .

Tak ada yang luput dari hukuman ini, bahkan anak-anak yang baru lahir. Augustine R. Seeburg, Sejarah Doktrin, Vol. I, p. 343 .

Bayi yang sekarat yang belum dibaptis adalah terkutuk karena dosa warisan mereka. Augustine Albert Henry Newman, Manual Sejarah Gereja, Vol. I, p . 366.

Anak-anak yang terinfeksi oleh dosa-dosa orang tua serta dosa Adam dan dosa-dosa orang tua menimpakan rasa bersalah pada anak-anak mereka. Augustine, Harnack, History of Dogma, Vol. V, p. 227.

Ada dalam diri kita “keharusan berbuat dosa” Augustine R. Seeburg, Sejarah Doktrin, Vol. I, p. 343.

Siapapun yang dilahirkan adalah lahir… terikat dosa. Augustine R. Seeburg, Sejarah Doktrin, Vol. I, p. 344.

“Sifat dan esensi” manusia dari lahir adalah pohon kejahatan dan anak yang layak dimurkai. Martin Luther R. Seeburg, Sejarah Doktrin, Vol. II, p.229.

Bahkan anak-anak sekarat yang belum dibaptis adalah orang-orang sesat. Martin
Luther R. Seeburg, Sejarah Doktrin, Vol. II, p.245.

Dosa asal adalah bobrok dan rusaknya sifat kita yang diturunkan… dimana yang pertama membuat kita pantas menerima murka Allah dan kemudian menghasilkan suatu karya yang disebut oleh Kitab Suci sebagai perbuatan daging. Calvin R. Seeburg, Sejarah Doktrin, Vol. II, hal. 399.

Tak ada alasan manusia untuk mengelak, sebab ia sendiri telah membawa kondisi ini dengan mengambil bagian dalam dosa Adam. Henry C. Thiessen, Bahan Kuliah di Teologi Sistematik, hlm. 230.

Dosa Adam adalah penyebab langsung dari kebejatan bawaan, rasa bersalah dan penghukuman bagi seluruh umat manusia. A. H. Strong, Teologi Sistematik, p. 625.

Kecenderungan berbuat jahat atau kehendak jahat bawaan merupakan penyebab dosa yang sebenarnya. Hal tersebut dengan sendirinya adalah dosa dan dengan demikian bersalah dan terkutuk. A. H. Strong. Teologi Sistematik, p. 611.

Mungkin sulit untuk mendamaikan doktrin tentang sifat jahat bawaan dengan keadilan dan kebaikan Allah, tapi itu adalah kesulitan yang tidak berhubungan dengan subyek ini. Sebuah makhluk ganas adalah makhluk jahat, jika dikaruniai akal, baik ia dilahirkan maupun diciptakan, dan makhluk rasional yang baik hati adalah baik dalam penghakiman universal manusia, baik diciptakan maupun dilahirkan. Moral kita tidak bisa menerima bahwa Tuhan menciptakan makhluk jahat atau semua makhluk harus lahir dalam keadaan dosa, kecuali jika hal itu merupakan konsekuensi dari pengadilan yang adil. Charles Hodge, Teologi Sistematik, Vol. II, hal. 308.

Di hadapan Allah, dosanya adalah dosa seluruh keturunannya, sehingga mereka lahir sebagai orang berdosa … Setiap orang bersalah dalam Adam sehingga lahir dengan sifat bejat dan rusak. Kerusakan inilah yang menjadi sumber dari segala dosa yang sebenarnya. L. Berhkof, Teologi Sistematik, p. 251.

Tanya: Apakah semua umat manusia jatuh dalam dosa pertama Adam?
Jawab: Perjanjian yang dibuat dengan Adam, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk keturunannya; seluruh umat manusia yang diturunkan darinya melalui generasi biasa, berdosa dalam dirinya, dan jatuh bersamanya dalam pelanggaran pertamanya. Katekismus Singkat.

Tanya: Apakah penderitaan yang akan dialami manusia setelah jatuh dalam dosa?
Jawab: Semua umat manusia dengan kejatuhan mereka kehilangan persekutuan dengan Allah, berada di bawah murka dan kutukan, dan layak mengalami semua penderitaan dalam hidup ini, kematian dan penderitaan neraka selamanya.
Katekismus Singkat.

Melalui dosa ini mereka jatuh dari kebenaran awal mereka dan terpisah dari persekutuan dengan Allah, sehingga menjadi mati di dalam dosa. Semua bagian tubuh dan jiwa menjadi najis sepenuhnya. Westminster Confession.

Dosa menjadi akar seluruh umat manusia, kesalahan manusia diperhitungkan, kematian yang sama dalam dosa dan keadaan manusia yang rusak diturunkan dari generasi ke generasi. Westminster Confession.

Dosa Asal adalah rusaknya kodrat manusia yang membuat keadaan manusia benar-benar tak sehat lagi, cacat dan berlawanan dengan semua yang baik secara spiritual, cenderung jahat, secara terus-menerus. Katekismus Besar.

Berawal dari kerusakan inilah kita benar-benar menjadi tak sehat, cacat, dan berlawanan dengan semua yang baik, cenderung melakukan kejahatan dan melakukan kesalahan terus menerus. Westminster Confession.

Rusaknya kodrat manusia, seumur hidup, menetap pada anak cucu. Meskipun kerusakan itu sudah diampuni dan didisiplinkan oleh Kristus, kodrat dan tindakan yang dihasilkannya tetaplah dosa. Westminster Confession. Dst ...


#######
Sungguh memprihatinkan, begitu rendahnya memandang kodrat kemanusiaan akibat dari meyakini adanya dosa asal/ dosa waris/ original sin, yang sebenarnya tidak ada!

Semua manusia itu dilahirkan suci murni tanpa dosa!
Janganlah membuat bayi-bayi Anda yang suci murni terlihat lucu menggemaskan, menjadi terlihat bertanduk, bertaring mengerikan seperti iblis/ setan akibat Anda mempercayai adanya dosa asal yang sebenarnya tak ada, hanya rekayasa Mr. Paul.  


1 komentar:

iksan mengatakan...

dalam alkitab dijelaskan bahwa dosa bukanlah seperti yang anda pikirkan seperti : berbohong, zinah, membunuh, mencuri, menyakiti orang lain dsb. Hal hal itu dijelaskan dalam alkitab sebagai perbuatan daging (sebagai lawan dari buah buah roh : damai , sukacita , kemurahan, kebaikan, kerendahan hati dll yang dijelaskan Paulus sang rabbi yang ahli dalam taurat didalam suratnya kepada jemaat di Galatia.
Dosa berhubungan dengan keterpisahan manusia secara totalitas (roh, tubuh dan jiwanya) dari sang pencipta.Jadi bukan karena bayi misalnya tidak mencuri dia tidak berdosa. Bukan disitu masalahnya.Perbuatan daging tsb hanyalah tanda bahwa kita dalam keadaan berdosa. Jadi seperti anda sakit , diobati jika hanya gejalanya yang hilang bukanlah berarti anda sudah mengalami kesembuhan tetapi hanya tidak terlihat. Ingat bahwa Allah tidak mengenal dimensi waktu, jadi bayi pun bukan dilihat sebagai baru dilahirkan dari sisi penglihatan Allah