Ketika Kristen Masih Muslim!


Jejak ketika orang-orang Kristen (Nasrani) masih termasuk sebagai Muslim terlacak dalam Kitab Suci Al-Qur'an surat Al-Buruuj:

“Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk disekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu'min itu melainkan karena orang yang mu'min itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu” (Al-Buruuj/ 85: 4-9).

Orang-orang beriman yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah para penganut ajaran Yesus/ Isa Al-Masih, yang dalam peristiwa tersebut disiksa hingga dibunuh dengan cara dibakar dalam parit-parit berapi karena tidak mau dipaksa menjadi penganut agama Yahudi yang saat itu dipimpin oleh raja Dzu Nuwas, si Ashabul Ukhdud (pemilik parit-parit berapi).

Dzu Nuwas adalah nama lain dari Yusuf As'ar Yath'ar, seorang Yahudi Himyarit, dan menjadi raja Himyar sekitar tahun 517-525M. Tak lama setelah dinobatkan, ia menyerang Aksum yang dihuni sebagian besar orang-orang dari Ethiopia Kristen dan Yaman-Arab Kristen. Serangan pertama dilakukan terhadap garnisun Aksumit di kota Zafar, menangkap mereka dan membakar gereja yang ada.

Serangan Dzu Nuwas dilanjutkan ke Najran, kota basis terkuat Kristen dan Aksumit di bagian Yaman utara. Orang-orang Kristen mempertahankan mati-matian. Dzu Nuwas mengerti bahwa ia takkan bisa menguasainya. Kemudian dengan tipu muslihatnya dia berjanji akan mengampuni mereka bila mau menyerah. Namun setelah penduduk Najran menyerah, tanpa ampun dia membantai mereka yang tidak mau menjadi penganut agama Yahudi. Dalam proyek Yahudisasi Yaman saat itu sebanyak 20.000 orang Kristen digenosida.


Sejarawan Ibnu Hisyam[1] mengisahkannya sbb:
Di Najran ada beberapa orang sisa-sisa pengikut ajaran Isa bin Maryam. Mereka adalah orang-orang shalih lagi istiqamah. Mereka dipimpin oleh seorang lelaki bernama Abdullah bin Ats-Tsaamir. Dzu Nuwas dengan bala tentaranya datang menemui mereka dengan misi mengajak mereka masuk agama Yahudi.

Dzu Nuwas memberikan dua pilihan, masuk agama Yahudi atau dibunuh. Dzu Nuwas memerintahkan pasukannya untuk menggali parit yang panjang lagi dalam, lalu dinyalakan api di dalamnya.

Sebagian mereka dilemparkan ke dalamnya, sebagian lagi ditebas dan dicacah-cacah dengan pedang. Jumlah yang tewas ketika itu mencapai 20.000 (dua puluh ribu orang).

Berkenaan dengan Dzu Nuwas dan pasukannya inilah Allah menurunkan kepada Rasul-Nya ayat yang berbunyi:

“Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk disekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu'min itu melainkan karena orang yang mu'min itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu” (Al-Buruuj/ 85: 4-9).

Konon ceritanya, Abdullah bin Ats-Tsaamir –pemimpin dan imam mereka– termasuk orang yang dibunuh oleh Dzu Nuwas ketika itu.


#######
Abdullah bin Ats-Tsaamir bisa jadi orang yang sama dengan Harith (Aretas) ibn-Kaleb.

#######
Dari sumber yang sama, dalam peristiwa ukhdud (523M) itu ada seorang lelaki dari bangsa Saba' bernama Daus Dzu Tsu'luban yang dapat melarikan diri. Singkat cerita, ia bisa mendapatkan bantuan dari raja Habasyah/ Abyssina (Ethiopia).

Raja Habasyah mengirimkan tujuh puluh ribu pasukan dibawah panglimanya bernama Aryaath. Dalam pasukan ini turut serta seorang prajurit bernama Abrahah Al-Asyram.

Aryath dan pasukannya, termasuk Daus Dzu Tsu'luban bergerak menuju Yaman, mereka menyeberangi lautan hingga tiba di pantai Yaman.

Dzu Nuwas bersama suku Himyar dan beberapa kabilah Yaman yang setia telah menghadang mereka. Terjadilah pertempuran yang seru antara dua pasukan. Dzu Nuwas dan pasukannya terpukul mundur.

Melihat kekalahan yang dialami pasukannya, Dzu Nuwas kemudian memacu kudanya ke arah laut. Ia terus memacu kudanya hingga hanyut terbenam dalam air dan terus memacunya hingga tenggelam di telan lautan. Binasalah ashabul ukhdud. Tamatlah riwayat Dzu Nuwas.

Akhirnya Aryath dan pasukannya berhasil menguasai Yaman. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya Aryath dibunuh oleh anak buahnya sendiri, yaitu Abrahah Al-Asyram. Ketika Yaman dalam penguasaan Abrahah inilah kemudian muncul peristiwa besar lainnya yang dikisahkan dalam Kitab Suci Al-Qur'an, yaitu tentang Penyerangan Ka'bah oleh Pasukan Gajah Abrahah.


#######
[1] Terjemah Tahdzib Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam cet. Darul Haq – Jakarta,  via. http://alsofwah.or.id

Tidak ada komentar: