Nabi Ibrahim dan Ismail Membangun Ka'bah


Ka'bah merupakan rumah ibadah yang pertama kali dibangun di muka bumi. Hal ini ditegaskan oleh Allah melalui firman-Nya: “Sesungguhnya rumah pertama yang dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.” (QS. Ali Imran/ 3: 96).

Anak cucu Nabi Ibrahim (Ibrahim sebagai bapak dari
orang-orang yang beriman), mengganti
Kiswah (kain penutup/ pelindung dinding Ka'bah)
Para ulama menerangkan ayat tersebut sebagai bantahan kepada beberapa ahli kitab yang mengklaim bahwa Baitul Maqdis di Palestina sebagai tempat ibadah yang pertama dibangun. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi Dzar, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam menyatakan bahwa perbedaan waktu dibangunnya Baitullah di Mekah dengan Baitullah di Palestina adalah 40 tahun. Jelasnya bahwa Baitullah Ka'bah di Mekah dibangun lebih dulu oleh Nabi Adam 'Alaihissalam dan barulah 40 tahun kemudian beliau membangun Baitul Maqdis di Palestina. (baca artikel: Mengenal Masjid Al-Aqsha).

Pada pondasi atau lokasi Baitullah yang telah dibangun oleh Nabi Adam inilah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail meninggikannya. Selanjutnya lebih dikenal bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang membangun Ka'bah. Hal yang sama juga sebagaimana halnya Nabi Daud dan Nabi Sulaiman lebih dikenal dalam tradisi Yahudi dan Kristen sebagai yang membangun Baitul Maqdis kuil Sulaiman, yang tentu saja pada pondasi atau lokasi Baitul Maqdis yang telah dibangun oleh Nabi Adam. Untuk hal yang kedua ini, alhamdulillah, Khalifah Umar bin Khattab radhiallahu anhu telah mengembalikan fungsi yang sesungguhnya dari Baitul Maqdis Nabi Adam di Palestina dengan dibangunnya Baitul Maqdis Masjidil Aqsa sebagai tempat untuk beribadah kepada Tuhannya Adam, Tuhannya Daud, Tuhannya Sulaiman, kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sesuai syariat Islam yang memang telah dinubuatkan dalam berbagai ayat Alkitab PL dan PB. (bisa dibaca di sini). 

Masjidil Al-Aqsa disebutkan dalam Kitab Suci Al-Qur’an, misal dalam Al-Israa (17: 1), suatu peristiwa "wisata bersama" antara Nabi Muhammad SAW. dan Malaikat Jiblril AS. 
Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim dan Ismail 'Alaihissalam dikisahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Kitab Suci Al-Qur'an, sebagai berikut:

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah (amal) dari kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah/2: 127).

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) sebagai umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah/ 2: 128).

Mengenai Nabi Ismail 'Alaihissalam dinyatakan oleh Allah: 
Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Ismail di dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang rasul dan nabi. Dan dia menyuruh keluarganya (umatnya) untuk (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat, dan dia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya. (QS. Maryam/ 19: 54-55).

Ka'bah  dan sekitarnya sebagai tempat berkumpulnya manusia untuk urusan yang berhubungan dengan dunia dan akhirat, dan pusat ibadah haji:

Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci tempat manusia berkumpul...” (QS. Al-Maaidah/ 5: 97).

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim (tempat berdiri Nabi Ibrahim saat membangun Ka'bah) itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud!" (QS. Al-Baqarah/ 2: 125).

Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) amanlah dia. Dan diantara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. (QS. Ali Imran/ 3: 97).

Ka'bah sebagai kiblat shalat:
Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering  menengadah ke langit, maka akan  Kami palingkan engkau  ke kiblat yang engkau sukai. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah  tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah/ 2:144).

Sebelumnya berkiblat ke Baitul Maqdis di Palestina:
Orang-orang yang kurang akalnya[93] diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus"[94]. (QS. Al-Baqarah/ 2:142).
[93]. Maksudnya: ialah orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat. [94]. Di waktu Nabi Muhammad s.a.w. berada di Mekah di tengah-tengah kaum musyirikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Tuhan untuk mengambil Ka'bah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan Ka'bah itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Tuhan. Untuk persatuan umat Islam, Allah menjadikan Ka'bah sebagai kiblat.

Yang disembah adalah Allah, Tuhan pemilik Ka'bah:
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS. Quraisy/ 106: 3-4).

Allah adalah Tuhan Arab/ negeri Mekah, Arab Saudi, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala menyuruh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Nabi terakhir untuk seluruh manusia (bahkan juga jin), supaya menyampaikan firman-Nya:
Aku (Muhammad) hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) yang Dia telah menjadikannya suci padanya dan segala sesuatu adalah milik-Nya. Dan aku diperintahkan supaya Aku termasuk orang-orang yang muslim." (QS. An-Naml/ 27: 91).

Tuhan yang Benar memang Hanya yang Datang dari Arab Saudi, sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Musa 'Alaihissalam. Bila Anda menyembah bukan Tuhan Arab, pastilah Anda menyembah Tuhan Palsu! Mau bukti? Silahkan baca saja tulisan di sini J 

Artikel terkait:
Foto-foto Ruang Dalam Ka'bah 

Tidak ada komentar: